Saturday, March 7, 2020

Kumpulan Cerita Dewasa Wanita Doyan Nyepong


Kumpulan Cerita Dewasa - Hallo, nama saya Lilian. Saya mau bercerita tentang pengalaman saya beberapa waktu yang lalu. Saya adalah wanita yang memiliki hyperseksual yang dalam hal ini kecanduan akan kebiasaan sepongan (melakukan oral seks terhadap kemaluan pria). Sudah lama sekali saya waktu pertama kali menghisap kemaluan pria. Waktu itu umur saya 16 tahun. Dan setelah kejadian itu, saya sudah mendapatkan 2 kejantanan pria lagi untuk saya sepong. Saya benar-benar tidak puas dengan tidak terpenuhinya keinginan saya untuk menghisap kemaluan pria. Masalahnya saya sering dipingit orang tua, apalagi ditambah dengan lingkungan sekolah saya yang merupakan sekolahan khusus cewek. Jadi saya sering sakaw (menagih) kemaluan pria. Suatu malam, saya sudah benar-benar tidak tahan lagi. Buku dan VCD porno pun tidak bisa memuaskan saya. Bahkan waktu saya melakukan masturbasi pun saya tetap merasa kurang puas.

Saya yang sehabis masturbasi, membuka jendela kamar saya yang berada di lantai 2 rumah saya. Waktu itu jam 23:30. Saya melihat jalanan di depan rumah sudah sepi sekali. Tiba-tiba ide gila saya mulai lagi. Saya dengan nekat, diam-diam keluar rumah sambil bertelanjang tanpa sepengetahuan siapa pun yang ada di rumah karena semua sudah pada tidur. Saya sampai nekat melompat pagar dengan harapan ada cowok atau pria yang melihat dan memperkosa saya. Apapun asal saya bisa menghisap kemaluannya.

Di komplek saya memang sepi sekali pada jam-jam segitu. Saya sedikit menyesal juga, kenapa saya tidak keluar agak lebih sore. Agak dingin juga malam itu atau mungkin juga karena saya tidak memakai selembar pakaian pun. Di ujung jalan, saya melihat masih ada Mas Agus, tukang nasi goreng langganan saya yang masih berjualan. Langsung saya sapa dia.
“Mas Agus, nasi gorengnya dong..” pinta saya.
“Lho, Mbak Lili..? Ngapain malam-malam begini masih di luar? Ngga pake apa-apa lagi..” sahutnya sambil terheran-heran melihat saya yang tanpa sehelai benang pun di tubuh.
“Abis panas sih, Mas. Kok tumben masih jualan..?”
Mas Agus tidak menjawab. Tetapi saya tahu matanya tidak bisa lepas dari payudaraku yang putih polos ini.
“Ngeliatin apa mas..?” kutanya.
“Ah ngga..” katanya gugup.

Lalu Mas Agus menyiapkan penggorengannya untuk memasak nasi goreng pesananku. Saya lihat ke arah celananya, saya tahu batang kemaluannya sudah berubah jadi bertambah besar dan tegang. Karena saya sudah tidak tahan lagi untuk segera menghisap kemaluannya, saya nekat juga. Saya jongkok sambil membuka ritsletingnya dan mengeluarkan batang kejantanannya dari dalam CD-nya. Tidak pakai basa-basi, saya masukkan alat vitalnya Mas Agus ke dalam mulut saya. Saya jilat-jilat sebentar lalu saya hisap dengan bibir. Saya yakin Mas Agus merasakan senang yang tiada tara, seperti mendapatkan rejeki nomplok. Tidak hanya itu, saya juga menjilati dua telor Mas Agus. Memang agak bau sih, tetapi saya benar-benar menikmati kejantanan Mas Agus yang sekarang dia mulai bersuara, “Mmmh.. mmh.. uhh..”

Kira-kira 15 menit saya menikmati kemaluannya Mas Agus, tiba-tiba Mas Agus menyuruh saya untuk berdiri. Dia memelorotkan celana dan CD-nya sendiri sampai bawah dan menyuruh saya berbalik. Sekarang saya membelakangi Mas Agus. Mas Agus jongkok dan menjilati kemaluan saya. Saya langsung merasakan kenikmatan yang hebat sekali. Hanya sebentar dia melakukan itu. Selanjutnya dia berdiri lagi dan memasukkan batang kejantanannya ke liang senggama saya. Kami berdua melakukan senggama sambil berdiri. Saya melakukannya sambil pegangan di gerobak nasi gorengnya. Saya sudah benar-benar merasa keenakan.

“Uuuh.. akkhh.. akkh.. akhh..” saya menjerit-jerit kegilaan, untung tidak ada yang mendengar.
“Mas, kalo udah mau keluar, bilang ya..” pinta saya.
“Udah mau keluar nih..” jawabnya.
Langsung saja saya melepaskan batang kejantanannya dari liang vagina saya dan jongkok di hadapan kemaluannya yang mengacung tegak. Tetapi setelah saya tunggu beberapa detik, ternyata air maninya tidak keluar-keluar. Terpaksa saya kocok dan hisap lagi batang kejantanannya, saya jilati, dan saya gigit-gigit kecil. Setelah itu tibalah saatnya saya menerima upah yang dari tadi saya sudah tunggu-tunggu, yaitu air maninya yang memang lezat.
“Crot.. crot.. crot..” semuanya saya minum seperti orang yang kehausan.
Langsung saja saya telan dan saya bersihkan kejantanannya dari air mani yang tersisa.

Bertepatan dengan itu, 2 laki-laki lewat di depan kami. Ternyata mereka adalah bapak-bapak yang tinggal di komplek ini yang sedang meronda.
“Lho, Mas Agus lagi ngapain..?” kata seorang bapak di situ.
“Ah ngga pak.. mm.. ini Mbak Lily..” jawab Mas Agus malu-malu.
“Ini Om, saya habis ‘gituan’ sama Mas Agus..” saya jawab begitu nekat dengan harapan 2 bapak ini juga mau memperkosa saya seperti yang telah saya lakukan dengan si penjuali nasi goreng.
Mereka keheranan setengah mati mendengar pengakuan saya itu.
“Adik ini tinggal dimana?” tanya salah satu dari mereka.
“Di sana, di blok F.” jawab saya.
“Ayo pulang sudah malam..!”
Dan saya pun diseret pulang. Saya takut setengah mati karena jika sampai saya dibawa pulang, pasti ketahuan sama orang tua dan saya bakal digantung hidup-hidup.

Di tengah jalan, saya beranikan diri berkata pada mereka, “Om, mau nyusu ngga..?”
“Jangan main-main kamu..”
“Ayolah Om.. saya tau kok, Om mau juga kan ngewe sama saya..?”
Mendengar itu, si Om langsung terangsang berat. Saya langsung mengambil kesempatan meraba-raba batang kejantanannya yang tegang.
“Ayo dong Om.. saya pengen banget lho..” saya bilang lagi untuk menegasakan maksud saya.
Bapak yang satunya lagi langsung setuju dan berkata, “Ya udah, kita bawa ke pos ronda aja Pak Karim..” dan Pak Karim pun setuju.

 KLIK DISINI

Setibanya di sana, ternyata masih ada 3 orang lagi yang menunggu di sana, termasuk Bang Parli, hansip di komplek saya. Saya kegirangan sekali, bayangkan saya akan mendapatkan 6 batang kejantanan dalam semalam. Gila.. beruntung sekali saya malam itu. Setelah kami berenam ngobrol-ngobrol sebentar tentang kejadian antara saya dan Mas Agus, saya langsung memberanikan diri menawarkan kesempatan emas ini ke mereka, “Saya sebenernya pengen banget ngerasain barangnya bapak-bapak ini..”

Mereka langsung terlihat bernafsu dan terangsang mendengar perkataan saya, dan saya jeas mengetahuinya. Saya suruh mereka berlima melepas celana dan CD mereka sendiri dan duduk di bangku pos hansip itu. Mereka berbaris seperti menunggu dokter saja. Batang kemaluan mereka besar-besar juga. Saya langsung memulai dengan batang kejantanan yang paling kanan, yaitu senjata keperkasaannya Bang Parli. Saya hisap, saya gigit-gigit kecil, saya kocok di dalam mulut saya, dan saya jilati keseluruhan batangnya dan termasuk juga telurnya. Begitu juga pada batang keperkasaan yang kedua, ketiga, keempat, dan yang terakhir miliknya Pak Karim.

Setelah selesai, saya masih belum puas kalau belum meminum air mani mereka. Lalu saya duduki batang kejantananmya Bang Parli sampai masuk ke liang senggama saya. Saya kocok-kocok di dalam vagina saya. Sementara itu, Pak Karim dan satu bapak lainnya menjilati dan menghisap puting susu saya, sedangkan yang dua bapak lainnya menunggu giliran. 10 menit setelah itu, saya sudah setengah tidak sadar, siapa yang menggenjot lubang senggama saya, siapa saja yang menghisap buah dada saya, batang kejantanan siapa saja yang sedang saya sepong, seberapa keras jeritan saya dan berapa kali saya sudah keluar karena orgasme. Ada pula saatnya ketika satu senjata kejantanan masuk ke lubang vagina saya, sedangkan satu senjata lagi masuk ke lubang anus saya sambil saya menghisap 3 batang kemaluan secara bergantian. Pokoknya saya sudah tidak sadar lagi. Karena merasakan kenikmatan yang benar-benar tiada tara.

Untungnya mereka tidak mengeluarkan air maninya di dalam lubang kewanitaan saya, kalau tidak bisa hamil nanti saya.. berabe dong..! Lagipula saya berniat meminum semua air mani mereka. Akhirnya saat yang saya tunggu-tunggu, yaitu saatnya saya berjongkok di depan mereka dan mereka mengelilingi wajah saya sambil mengocok-ngocokkan barang mereka masing-masing. Sesekali saya masih juga menghisap dan menyedot kelima batang kejantanan itu dengan lembut.
Akhirnya, “Crot.. crot.. crot.. crot.. crot..” saya malam itu seperti mandi air mani. Saya merasa puas sekali.

Waktu pulang, saya diantarkan Bang Parli, si hansip. Ketika sudah sampai di depan rumah saya, sekali lagi Bang parli membuka ritsletingnya dan menyodokkan batang kejantanannya ke dalam lubang senggama saya. Saya melakukannya sambil nungging berpegangan ke pagar depan rumah saya. Selama 10 menit saya dan Bang parli melakukan senggama di depan pagar rumah saya. Air maninya sekarang terpaksa dikeluarkan di punggung saya. Saya tidak menyesal karena air maninya kali ini tidak terlalu banyak. Saya melompat pagar lagi, dan masuk ke kamar diam-diam. Sampai di kamar sudah jam 3 lebih. Badan saya seluruhnya malam itu bau sperma. Saya langsung tidur tanpa mandi dahulu karena besoknya saya harus ke sekolah. Saya yakin mereka semua akan tutup mulut sebab takut dengan istri mereka masing-masing.

Kumpulan Cerita Dewasa Fiona Sang Model


Kumpulan Cerita Dewasa - Fiona, seorang model dan artis papan bawah, yaitu yang biasa kebagian hanya sebagai peran pendukung, namun di usianya yang masih muda, 25 tahun, dia sudah menempati sebuah rumah yang terbilang mewah di sebuah kompleks elite dan sebuah mobil BMW sudah dimilikinya. Kalau cuma mengandalkan gajinya saja belum tentu dia memiliki semua itu, tidak lain dia dengan menjadi ‘peliharaan’ seorang pejabat pemerintahan yang kaya dan berkuasa yang usianya lebih pantas menjadi ayahnya. Dengan kecantikannya, rambut panjang sedada, tubuh jangkung (172cm) dengan kulit putih mulus, dan wajah Indonya yang mempesona dia menundukkan Pak Michdan, 54 tahun, dalam sebuah jamuan makan malam. Pak Michdan walau sudah berkeluarga hubungannya dengan istrinya hanyalah sebagai formalitas, sama seperti dirinya, istrinya pun suka selingkuh sana-sini sebagai dampak dari kehampaan hidup di tengah gelimang kemewahan, anak tunggal mereka yang sekolah di luar negeri juga terkenal akan keplayboyannya. Tiga bulan setelah pertemuan mereka, Pak Michdan resmi mengangkat Fiona sebagai simpanannya.

Sebagai wanita simpanan, tugas Fiona sebagian besar adalah memenuhi kebutuhan biologis Pak Michdan yang hobbynya melalap gadis-gadis muda seusianya. Pak Michdan memang nafsu seksnya menggebu-gebu, namun staminanya yang telah dimakan usia tidak mengimbanginya, seringkali Fiona merasa kurang puas, tapi dia tidak enak mengatakannya terus terang. Libidonya yang cukup tinggi yang belum sepenuhnya terpuaskan oleh Pak Dahlan melibatkannya dalam beberapa affair dengan oknum-oknum tertentu dalam lingkungan kerjanya seperti sutradara, fotografer, dan produser. Suatu hari Pak Michdan sedang pergi ke luar negeri untuk urusan dinas sehingga meninggalkan Fiona selama dua mingguan. Di saat yang sama Fiona menerima pinjaman sebuah DVD porno dari salah seorang temannya. Alih-alih sedang sepi sedang tidak ada job dan Pak Michdan sedang tidak ada, Fiona menyetel DVD itu di kamarnya. Di film itu dia melihat seorang wanita Asia yang cantik dan berwajah innocent sedang digauli tiga orang pria negro bertampang sangar. Wanita itu mula-mula menolak tapi lama-lama dia terlihat semakin menikmati digangbang tiga ‘gorila’ itu. Dengan agresifnya dia melayani ketiga penis hitam, panjang, dan berurat itu. Hingga akhirnya sperma ketiga pria itu muncrat membasahinya luar dan dalam, wanita itu bahkan menelan sperma para lelaki itu dan menjilati yang tercecer di badannya.

Tontonan itu membuat jantungnya berdebar-debar, dia sampai orgasme sekali karena mengelus-elus kemaluannya. Dia mulai membayangkan bagaimana rasanya bersetubuh dengan orang-orang kasar dan lower class. Sepertinya ada sensasi lain yang timbul dari hubungan seperti itu karena dia merasa jenuh dengan kehidupan seks yang begitu-begitu saja. Pemikiran seperti itulah yang mengubah perilaku seksualnya, dia membayangkan sebuah penis hitam panjang menyetubuhinya dan tangan-tangan kasar menggerayangi tubuhnya. Dia menuju ke jendela, dan melihat ke bawah dari kamarnya di lantai dua, diperhatikannya Pak Misno, tukang kebunnya yang berusia 43 tahun sedang membersihkan mobil di halaman depan. Pria itu mengelapi mobil dengan tangannya yang kokoh berurat, keringatnya terlihat membasahi dahinya, sesekali dia menyeka keringat itu dengan tangannya. Sungguh obsesi itu makin menggodanya membuat jantungnya berdetak makin cepat. Di rumah itu, selain Pak Misno, masih ada juga Mbak Jum, pembantu rumah tangganya. Dia masih mempertimbangkan kalau-kalau perempuan setengah baya itu mengetahui kalau dia membuat skandal. Sambil merenunginya, Fiona tiduran telentang di ranjang spring-bednya, tangannya mengelus-elus vaginanya sambil terus membayangkan hasrat liarnya, sampai akhirnya dia tertidur tanpa memakai celana.

Bangun-bangun langit sudah menguning dan jam sudah menunjukkan pukul 5.15 sore. Fantasi liar itu masih saja membayanginya. Dia memikirkan beberapa saat tentang niatnya itu, akhirnya dia membulatkan tekad untuk menjalankan fantasinya itu. Fionapun melepas seluruh pakaiannya lalu melilitkan handuk kuning ke tubuhnya. Dipanggilnya Pak Misno melalui intercom yang mengarah ke ruang belakang yang ditempati pembantu.

“Pak Misno, tolong kesini sebentar, kran air disini macet nih keliatannya !”
Sebentar kemudian sudah terdengar ketukan di pintu, dengan dada makin berdebar-debar, Fiona membukakan pintu kamarnya. Muka Pak Misno langsung memerah bercampur gugup melihat penampilan seksi majikannya itu, paha jenjang yang putih mulus itu sungguh membuatnya menelan liur, belum lagi tonjolan dadanya yang membusung itu.
“Ayo Pak, sini, tolong diliat krannya ada yang ga beres !” sahutnya seraya menarik lengan Pak Misno yang berotot itu dan mengajaknya ke kamar mandi.
Fiona sebisa mungkin bersikap normal walau gairahnya meningkat, agar tidak memberi kesan murahan pada tukang kebunnya itu. Sementara Pak Misno terlihat salah tingkah dan matanya sesekali mencuri pandang tubuh Fiona yang indah itu, ingin sekali dia melihat di balik handuk itu, batang kemaluannya menggeliat karenanya.

Di kamar mandi mewah yang ada TV-nya itu, Fiona duduk di mulut bathtub dan menyilangkan kakinya sehingga paha mulusnya semakin menampakkan keindahannya pada pria berkumis itu.
“Ini Pak, kran buat bathtubnya ga jalan, ga tau kenapa nih !” katanya
“Bisa kok Bu, ga ada yang macet !” kata pria itu setelah memutar kran dan airnya mengalir
“Ooohh…ya udah, soalnya tadi saya puter-puter berapa kali airnya ga keluar melulu sih, makasih ya Pak !” katanya seraya bangkit berdiri mau mengantarkan Pak Misno ke pintu.
Fiona yang berjalan duluan ke arah pintu dikejutkan oleh tarikan dari belakang yang menyebabkan handuk yang melilit tubuhnya terlepas. Dia terkejut dan secara refleks menutupi bagian dada dan selangkannya dengan kedua tangan.

“Aww…kurang ajar, apa-apaan nih !” jeritnya pura-pura marah pada Pak Misno
Namun Pak Misno dengan cekatan segera menangkap kedua lengan Fiona lalu diangkat ke atas dan dikunci pergelangannya dengan telapak tangannya yang besar dan kokoh, selain itu pria itu juga memepet Fiona hingga punggungnya menempel ke tembok dekat pintu kamar mandi. Nafsu Pak Misno yang sudah lama tidak bertemu dengan istrinya di kampung mendorongnya untuk bertindak lebih dulu sebelum Fiona memulai.

“Aahh, Ibu ini malu-malu, saya tau kok Ibu sengaja ngegodain saya, lagian emang daridulu saya udah kepengen nyicipin Ibu kok, hehehe !” Pak Misno ketawa dekat wajah Fiona.
Mata pria itu seperti mau copot memperhatikan tubuh telanjang Fiona yang sempurna, putih mulus tak bercacat, buah dadanya kencang dan montok dengan perut rata, pada pangkal pahanya nampak rambut-rambut hitam yang lebat menutupi daerah itu. Fiona sendiri mulai merasa seksi dan terangsang memamerkan tubuh telanjangnya di depan tukang kebunnya itu.
“Pak…enngghh !” desahnya ketika Pak Misno meremas payudara kanannya
“Gini kan yang Ibu mau, mumpung Bapak nggak ada !” katanya dekat telinga Fiona sehingga dengus nafasnya meniup telinga dan tenguknya dan menaikkan gairah Fiona.
“Lepaskan, Pak…eemm !” kata-kata Fiona tidak sempat terselesaikan karena Pak Misno keburu melumat bibir tipisnya dengan bibirnya yang tebal.
Rontaan Fiona, yang pada dasarnya hanya pura-pura itu melemah karena birahinya yang makin meninggi. Ketika Pak Misno melepas kuncian pada kedua pergelangannya, dia serta merta melingkarkan lengannya ke leher pria itu sambil membalas ciumannya dengan panas, lidah mereka beradu, saling belit dan saling jilat.

 KLIK DISINI

Tangan Pak Misno bergerak ke belakang mengelus punggung, terus turun meremas bongkahan pantatnya. Sementara nafas mereka sudah memburu dan terasa hembusannya pada wajah masing-masing. Puting Fiona yang berwarna kemerahan mengeras akibat gesekan-gesekan jari Pak Misno. Dia semakin terangsang, tanpa menghiraukan bau keringat dan mulut Pak Misno dia mencumbu pria itu dengan penuh gairah. Mulut Pak Misno kini mulai turun ke dagunya, lalu menurun lagi hingga badannya membungkuk dan berhenti di payudara kirinya. Puting itu dikenyotnya dengan gemas, dihisap dan sesekali digigit-gigit kecil sehingga Fiona makin mendesah.
“Sshhh…ahh…jangan Pak !” desahnya.
Penolakan yang tidak sunggu-sungguh itu malah memicu Pak Misno untuk mempergencar serangan-serangan erotisnya.
“Ohhh…eengghh !” lenguh Fiona panjang dengan tubuh bergetar saat dirasakannya telapak tangan kasar itu menyentuh daerah kewanitaannya.
Pak Misno memainkan jari-jarinya pada bibir vagina majikannya itu membuat daerah itu basah. Fiona tersentak, tubuhnya serasa kesetrum ketika jari tukang kebunnya telah masuk lebih dalam dan menyentuh klitorisnya. Tubuhnya seolah kehilangan tenaga, hanya bisa bersandar ke dinding dan pasrah atas perlakuan Pak Misno.

Ciuman Pak Misno kini merambat turun hingga dia berjongkok dan wajahnya tepat di depan kemaluan Fiona. Dia diam mematung dan pasrah saja saat mulut tukang kebunnya menyentuh kemaluannya yang berbulu lebat. Lidah Pak Misno menyentuh bibir kemaluannya, sehingga tubuhnya bergetar, tanpa sadar Fiona juga menempelkan kemaluannya itu makin dekat ke mulut Pak Misno. Pak Misno menyedot-nyedot vagina Fiona dengan nikmatnya, lidahnya menyusup masuk mengais-ngais bagian dalam kemaluannya, sementara tangannya sibuk mengelusi paha mulus dan pantatnya yang bulat. Fiona menahan nikmat sambil menggigit bibir dan meremasi rambut Pak Misno. Lidah hangat itu memain-mainkan klitorisnya sehingga rangsangan dari sana merambat ke seluruh tubuh Fiona membuat tubuhnya bergetar. Terbesit perasaan malu mengingat perbedaan status mereka yang demikian kontras, namun nafsu mengalahkannya, dia sudah tidak peduli pada semua itu, toh dirinya juga sudah sering melakukannya, ini hanya sekedar variasi dari kehidupan seksualnya. Fiona kini menaikan satu kakinya ke pundak Pak Misno dan menikmati permainan lidahnya yang lihai. Sekitar sepuluh menitan Pak Misno mengerjai kemaluannya hingga tubuhnya mengejang dan vaginanya mengeluarkan cairan orgasme. Pak Misno masih menjilati vagina Fiona, cairan itu dia jilati dengan lahap.

Puas melahap vagina majikannya, Pak Misno bangkit berdiri dan melepaskan pakaiannya satu-persatu. Fiona menatapi tubuhnya yang berotot dengan kulit sawo matang itu, terlebih ketika Pak Misno melepaskan celana dalamnya, mata Fiona terpaku pada penis yang telah menegang sebesar pisang ambon itu. Pak Misno meraih tangan Fiona dan menggenggamkannya pada penisnya.
“Gimana Bu, gede kan, gimana dibanding sama punya Bapak ?”

Tanpa diperintah Fiona berlutut sehingga penis itu menodong ke wajahnya, benda itu terasa keras sekali dan sedikit berdenyut-denyut. Tanpa malu-malu lagi, Fiona mulai menjilati penis yang digenggamnya itu, buah zakar hingga ujung penisnya tak luput dari sapuan lidahnya, sesekali benda itu dibelai dengan pipinya sampai pemiliknya melenguh keenakan. Setelah batang itu basah dan mencapai ketegangan maksimal, dia mulai menjilati dan mencium bagian kepalanya yang seperti jamur itu, kemudian dia membuka mulutnya dan memasukkan batang itu hingga mentok, itupun tidak masuk seluruhnya karena terlalu besar untuk mulut Fiona yang mungil. Kepalanya maju-mundur mengemut penis hitam besar itu sambil tangan satunya memijati payudaranya sendiri. Sebelum mencapai klimaks, Pak Misno menyuruh majikannya berhenti dan mengangkat tubuhnya hingga berdiri.
“Nanti aja Bu, jangan buru-buru, ntar kurang kerasa enaknya !” katanya

“Kita main di bak aja yah Pak, airnya udah penuh tuh !” ajak Fiona melihat ke arah bathtub yang airnya sudah mulai meluap.
Fioana pun lalu berjalan ke arah bathtub, diambilnya sabun cair dari pinggir bak, ditumpahkan sedikit lalu diaduknya air itu dengan tangannya hingga berbusa. Keduanya pun masuk ke bathtub itu, bagi Pak Misno ini pertama kalinya dia merasakan mandi di kamar mandi mewah itu bersama wanita secantik Fiona. Fiona duduk dan menyandarkan punggungnya pada tubuh Pak Misno yang mendekapnya dari belakang. Pak Misno lalu mengguyur wajah dan rambut majikannya itu dengan air hingga basah.

“Saya udah suka sama Ibu dari pertama ketemu dulu, apalagi kalau ngeliat Ibu di majalah atau di tivi, enak yah Bu jadi orang terkenal gini ?” kata Pak Misno sambil membelai rambut panjang Fiona.
“Ah, Bapak kan cuma liat dari luarnya aja, sebenernya dunia saya ini ga seindah itu kok Pak, bisa dibilang munafik, kita ngapain aja harus jaga imej, susah jadi diri sendiri, hidup emang ga ada yang kurang, tapi masih belum happy, yah tapi ginilah Pak kalau kerja begini, mau gimana lagi !” jawab Fiona menghembuskan nafas panjang.
“Ssshhh…!” desisnya lirih ketika tangan Pak Misno membelai payudaranya di bawah air sana.

“Bu, Ibu pertama kali ngentot kapan sih ?” tanya Pak Misno lagi.
Fiona terdiam, teringat kembali mimpi buruknya dimasa lalu ketika masih SMA, keperawanannya direnggut seorang pria teman sekolahnya yang lalu memutuskannya tak lama setelahnya dan belakangan ketahuan bahwa pria itu memakai dirinya untuk taruhan dengan teman-temannya tentang berhasil tidaknya mengambil keperawanan dirinya.

“Pak, tolong jangan ungkit masalah pribadi yah, saya ga suka” ucapnya dengan nada serius seraya menarik wajah Pak Misno dan mencium bibirnya untuk mengalihkan pembicaraan itu.
Pria itu membalas ciuman majikannya dengan ganas pula sambil meremas-remas payudaranya. Fiona menggenggam penis Pak Misno yang telah mengeras di bawah air sana, memegangnya saja Fiona sudah nafsu karena keras dan tonjolan urat-uratnya terasa di tangannya. Dikocoknya batang itu sebentar sebelum diarahkan ke vaginanya.

“Sshhh…eemmm…eenggh !” desahnya ketika batang itu melesak ke dalam vaginanya.
Pak Misno pun sama-sama mendesah merasakan himpitan dinding vagina Fiona pada kemaluannya. Mulailah Fiona menaik-turunkan tubuhnya, dengan posisi demikian penis itu lebih terasa tusukannya. Sambil menikmati genjotan, lidah Pak Misno berpindah-pindah pada telinga, leher, dan pundak Fiona.
“Ssshh…oohh terus Bu !” Pak Misno menggeram, tangannya yang kokoh terus memijati payudara majikannya.

Goyangan mereka makin liar, terlihat dari air yang makin beriak, demikian halnya dengan desahan mereka yang makin menceracau. Fiona makin menekan-nekan tubuhnya seiring dengan orgasmenya yang hampir tiba. Klentitnya makin bergesekan dengan penis Pak Misno yang berurat itu sampai akhirnya dia tidak bisa menahan diri lagi, tubuhnya mengejang dalam pelukan tukang kebunnya.
“Aahhh…ahhh…saya keluar Pak !” erangnya mengekspresikan kenikmatan luar biasa yang didapatnya, kenikmatan berbeda yang tidak pernah dia dapatkan dari ‘suami’nya maupun teman-teman kencan lainnya.

Pak Misno masih belum menunjukkan tanda-tanda klimaks, dia masih bersemangat menggenjot Fiona. Mereka berganti posisi, sekarang Fiona duduk di bersandar bathtub itu sambil membuka kedua kakinya, tangannya berpegangan pada bibir kanan dan kiri bathtub. Setelah memposisikan diri diantara kedua paha itu, kembali Pak Misno menusukkan senjatanya ke liang vagina Fiona. Pria itu maju-mundur sambil memegangi betis Fiona, sentakkan tubuhnya menciptakan ombak mini di bak itu. Gumaman dan desahan keluar dari mulut Fiona menikmati sodokan Pak Misno yang demikian nikmatnya. Terkadang Pak Misno menggerakkan pinggulnya sehingga penisnya bergerak seperti mengaduk vagina majikannya.

Genjotan-genjotan Pak Misno begitu dahsyat sampai Fiona mendesah sejadi-jadinya mencurahkan segala hasrat liar yang selama ini terpendam.Urat di kening dan tubuh pria itu semakin menonjol yang berarti nafsunya telah diubun-ubun. Tiba-tiba dia menusukkan penisnya lebih dalam sambil mendesah panjang, beberapa kali senjatanya menembak di dalam rahim Fiona. Setelah itu frekuensi genjotannya makin turun dan turun hingga akhirnya dia menjatuhkan diri mendekap tubuh majikan cantiknya itu dengan penis masih menancap. Mereka berpelukan mesra menikmati momen-momen pasca orgasmenya, nafas mereka yang menderu-deru terasa hembusannya.

“Gimana Bu, puas ga ?” tanya Pak Misno
Dengan wajah memerah, Fiona mengaku ini adalah permainan ternikmatnya karena mengandung sensasi kasar dan liar yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Mendengar itu, Pak Misno juga tersenyum karena dapat memuaskan nyonya majikannya itu. Mereka lalu mandi bersama, Pak Misno menggosok-gosok tubuh Fiona dengan telapak tangannya, sesekali dia remas lembut payudara dan putingnya. Pundak, leher dan punggungnya juga digosok dan dipijati. Fiona merem-merem keenakan dibuatnya.
“Eemmhh…enak Pak jadi rileks nih” katanya ketika tukang kebunnya itu mengkramas rambutnya disertai pijatan lembut.

Setelah memandikan majikannya, Pak Misno minta Fiona gantian memandikannya. Permintaan yang langsung diturutinya tanpa keberatan. Fiona memanjakan tukang kebunnya itu dengan pijatan-pijatan tangan halusnya, sesekali juga penisnya dikocok pelan. Sungguh Pak Misno nyaris tidak mempercayai apa yang sedang dialaminya saat itu, mimpipun dia tidak pernah membayangkan bercinta dengan wanita secantik dan sekelas Fiona. Pelayanan yang didapat dari istrinya di kampung yang biasa-biasa saja jelas berbeda jauh dari yang satu ini. Fiona juga melakukan Thai massage yaitu dengan menggosok-gosokkan payudaranya ke punggung Pak Misno yang telah licin oleh sabun.

“Asyik Bu, iya terus gitu mijitnya !” katanya sambil menggerakkan tangan ke belakang meremas pantat Fiona.
Kemudian Fiona menjulurkan wajahnya di samping pria itu dan merekapun berciuman lagi..
“Udahan yuk Pak mandinya !” kata Fiona setelah merasa cukup berendam karena airnya sudah mulai mendingin.
Dia berdiri dan meyiram shower ke tubuhnya untuk membersihkan busa-busa sabun, kemudian dia keluar dari bak dan melap tubuhnya dengan handuk.

“Aww…!!” jeritnya terkejut karena tiba-tiba tubuhnya diangkat ketika sedang handukan. “Bapak nakal ih !” senyumnya nakal dalam gendongan Pak Misno.
Tubuh Fiona kemudian dibawanya keluar kamar mandi dan ditelentangkan di ranjang, dia sendiri naik ke atas tubuh wanita itu menindihnya.
“Boleh mulai sekarang saya panggil Ibu pake nama ?” tanyanya di dekat wajah Fiona.
“Boleh aja, tapi tolong kalau di depan orang lain jaga sikap yah”

Habis menjawab kembali bibirnya dilumat oleh Pak Misno, tangan kasarnya kembali menjelajahi tubuh mulusnya. Ciuman itu mulai turun ke lehernya, sapuan lidahnya sempat terasa disana, kemudian pundak hingga ke payudaranya. Desahan keluar dari mulutnya ketika Pak Misno menyapukan lidahnya pada putingnya, pria itu juga mengenyoti payudaranya.

“Ahh…Pak…sakit !” rintihnya dengan mendorong kepala Pak Misno karena pria itu menggigit putingnya dengan gemas sehingga meninggalkan bekas memerah.
Namun rasa sakit itu tertutup dengan sensasi nikmat yang mulai kembali melandanya. Secara bergantian pria itu melumat kedua payudaranya sampai basah oleh ludahnya. Fiona merasakan penis Pak Misno sudah keras lagi saat bersentuhan dengan pahanya. Tak lama kemudian Pak Misno memasukkan lagi penisnya ke dalam vagina Fiona, dia menggenjotnya sambil menindih gadis itu.

Fiona benar-benar mengakui kehebatan tukang kebunnya ini, betapa tidak, tadi di kamar mandi baru saja orgasme tapi sekarang sudah siap tempur lagi. Pria itu mampu membuatnya melayang lebih tinggi, tidak seperti ‘suami’nya yang tidak bisa memuaskannya secara penuh. Hubungan terlarang itu tetap berlanjut hari-hari berikutnya. Dua hari setelah kejadian itu Fiona memberhentikan Mbak Jum agar bisa lebih leluasa melakukan kegilaannya. Fiona bahkan ingin mencoba berhubungan dengan orang-orang lower class lainnya yang baginya memberi sensasi tersendiri. Bagaimana petualangan Fiona selanjutnya ? apakah hal ini akan diketahui oleh Pak Michdan kemudian ? Nantikanlah petualangan Fiona pada episode-episode mendatang

Friday, March 6, 2020

Kumpulan Cerita Dewasa Antara Mimpi Dan Kenyataan


Kumpulan Cerita Dewasa - Aku dan cici-ku sama-sama sekolah di SMU swasta di Surabaya. Aku di kelas satu, umurku 16 tahun. Sementara cici-ku kelas tiga, umurnya 18 tahun. Terus terang, cici-ku orangnya cakep. Kulitnya juga putih. Tingginya 161 cm, beratnya 48 kg. Rambutnya sebahu dicat kecoklatan. Tubuhnya telah tumbuh jadi sexy. Dadanya nampak menonjol. Gara-gara penasaran, pernah kulihat bra miliknya. Ia mempunyai bra dengan berbagai macam model dan berbagai warna. Mereknya kebanyakan Triumph dan ukurannya 34C. Ia pertama kali memakai bra waktu kelas 2 SMP.

Pada suatu siang sepulang sekolah, aku dan cici-ku lagi jalan-jalan di mal. Saat itu kami berdua masih memakai seragam. Waktu itu kita sedang antri beli minuman. Saat itu ada cowok pribumi anak STM yang berkulit hitam dan berambut grondrong. Tampangnya sangar dan badannya tinggi tegap. Ia memandangi cici-ku terus. Matanya memandang lekat-lekat ke cici-ku, mula-mula ke wajahnya lalu turun ke seluruh tubuhnya sampai ke ujung kaki. Cara melihatnya sangat kurang ajar seperti bagaikan menelanjanginya. Terutama selain wajahnya, ia juga menatap lekat-lekat ke arah dadanya. Memang baju seragam yang dipakai cici-ku waktu itu agak tipis kainnya sehingga bra-nya terlihat dengan jelas. Apalagi payudaranya cukup menonjol.Ditambah lagi wajahnya yang cakep dan kulitnya yang putih. Sepertinya cowok itu terangsang habis oleh cici-ku. Sementara itu cici-ku juga merasa kalau ia dilihatin seperti itu. Sepertinya ia kesal dibegituin. Sehingga orang itu ditatapnya balik. Dan orang itu malah balas memandanginya lekat-lekat. Sehingga untuk beberapa saat lamanya mereka berdua saling bertatapan. Kini justru aku yang agak takut.

“Kurang ajar bener itu orang. Ngeliatin orang seenaknya. Kamu labrak
dia dong,” perintahnya.
“Sudahlah Ci, biarin aja. Wong namanya juga orang iseng,” kataku.
“Kamu itu gimana sih. Jadi cowok bukannya ngebelain kakak. Memang
kamu suka ya ngeliat kehormatan cici dilecehkan seperti itu,”
serunya.
“Bukan begitu. Sudahlah namanya juga orang iseng. Mending kita jalan
aja yuk. Nggak usah ditanggepin,” kataku sambil mengajak dia pergi.
Kebetulan saat itu aku telah selesai membeli minuman.
“Alaah, bilang aja kamu takut. Dasar cowok pengecut. Coba, kamu
berani nggak berantem sama dia,” ejek cici-ku.
Aku diam saja karena dalam hati aku mengakui kebenaran kata-katanya itu. Setelah itu aku menoleh ke belakang melihat orang itu, ternyata dia masih terus memandangi cici-ku. Saat ia melihatku, ia mengacungkan tinjunya kepadaku. Lalu aku buru-buru menoleh ke depan kembali.

Di dalam mobil, cici-ku terus mengata-ngataiku.
“Dasar cowok banci. Penakut.”
“Bukan begitu. Justru aku nggak mau nanti terjadi apa-apa terhadap cici.”
“Terjadi apa-apa gimana maksudmu?” tanyanya dengan nada tinggi.
“Nggak, bu-bukan gitu maksudku.”
“Terjadi apa-apa gimana! Ayo jawab!!”
“Maksudku, kalo ditanggapi, nanti malah nekat. Kalo misalnya dia
nanti nekat megang-megang cici gimana?”
“Kamu itu gimana sih. Memangnya cici diam aja kalo mau dipegang-pegang gitu. Trus ada kamu disini, buat apa. Kamu itu goblok banget sih. Masa nggak berani membela kehormatan cici-mu.”
“Bukan gitu. Ngapain kita cari gara-gara. Nanti kalo dia mukul gimana?”
“Berarti memang kamu takut khan. Huh, benar-benar pengecut!”
“Memang cici sendiri nggak takut berantem sama dia.”
“Goblok! Tolol! Memangnya ngapain cici mau berantem sama dia.
Kamulah yang harusnya maju melawan dia. Dasar cowok banci! Penakut!”
Terus terang, memang cici-ku pada dasarnya nggak suka dengan cowok-cowok semacam itu.

Seharian itu aku masih terus memikirkan kejadian itu sambil berandai-andai. Seandainya cowok itu nekat mengajak berkelahi, terus terang memang aku takut menghadapinya. Dan terus terang, hal lain yang dalam hati kuakui, cici-ku memang orangnya cakep, body-nya sexy dan sering bikin cowok-cowok suka ngeliatin. Dan kejadian seperti ini telah sering kali terjadi. Yang aku ingat persis sampai sekarang, ketika kita pergi berenang, ada cowok pribumi juga yang ngeliatin dia terus. Kali ini malah lebih parah karena ia bisa melihat lekukan payudara cici-ku yang nampak bagian atasnya serta pahanya yang putih mulus. Jujur saja, diam-diam kadang aku pun juga bisa jadi ngaceng sendiri. Meskipun aku tidak pernah punya pikiran untuk berbuat yang nggak-nggak kepadanya. Seperti saat ini, ketika ia memakai kaus tank-top ketat warna hijau muda dan celana pendek. Nampak belahan dada bagian atasnya terutama kalau dia menunduk. Memang kalau di rumah, ia agak berani dan cuek berpakaian. Karena disini serumah cuman ada aku dan seorang pembantu cewek yang agak tua. Orangtuaku tinggal di kota lain dan rumah ini disewa buat aku dan ciciku sekolah di kota
ini. Beberapa kali aku pernah melihatnya tidak memakai bra, terutama kalau malam hari menjelang tidur. Bahkan pernah satu kali, sewaktu dia kelas 1 SMU, aku melihatnya telanjang bulat! Saat itu ia lupa mengunci pintu kamarnya sehingga aku masuk begitu saja.

Tiga hari setelah itu (saat malam Minggu)…
Entah kenapa mendadak malam itu aku terbangun. Aku tidak ngeliat jam, tapi menurut perasaanku saat itu sekitar tengah malam. Setelah bangun aku segera keluar dari kamarku. Saat itu ruang tengah telah gelap gulita. Namun kulihat pintu kamar cici-ku sedikit terbuka dan lampu didalamnya menyala terang benderang. Karena pengin tahu aku berjalan mendekatinya. Semakin dekat dari kamarnya, aku mendengar ada suara cowok di dalam kamarnya! Karena penasaran, aku masuk ke kamarnya. Aku ingin berbicara namun entah kenapa aku jadi seperti tidak bisa berbicara. Dan saat kulihat…ternyata cici-ku sedang berduaan dengan cowok. Dan cowok itu adalah cowok pribumi di mal beberapa hari lalu!! Mereka tidak memperhatikanku karena mereka nampak asyik bermesraan.

Aku jadi bingung, sejak kapan mereka saling mengenal. Kok bisa-bisanya cici-ku yang biasanya (maaf, bukannya sara) tidak suka bergaul dengan cowok pribumi kok sekarang malah bermesraan dengan cowok ini!! Karena bingung dan penasaran, aku bersembunyi di balik lemari dan dengan leluasa melihat apa yang dilakukan mereka berdua ini.

Saat itu ciciku memakai daster warna merah coklat yang sangat jarang sekali dipakainya. Mereka berdua duduk berdempetan di ranjang. Kedua tangan cowok itu memegang-megang tubuh cici-ku sambil ia menciumi rambut dan leher cici-ku. Cici-ku nampak menonjol dadanya di balik daster tipis yang dikenakannya. Cowok itu kemudian menyentuh dadanya dan dengan kedua tangannya diraba-rabainya dan diremas-remas sambil terus menciumi leher ciciku yang putih serta rambutnya yang hitam kecoklatan.

Sejenak perhatianku terganggu oleh kantong kresek Hero yang tergeletak di lantai di dekat ranjang. Aku agak heran kok bisa ada kantong kresek itu padahal kita tidak pernah ke Hero supermarket. Mungkin dibawa oleh cowok ini, pikirku. Namun perhatianku segera beralih kembali ke adegan seru yang ada di depanku ini.

Cowok itu kini mulai menciumi bibir cici-ku dan tangannya mulai bergerilya di bagian bawah. Tangannya dimasukkan di balik daster cici-ku, diraba-rabainya pahanya. Lalu daster itu dinaikkan ke atas sehingga nampaklah kini paha cici-ku yang putih mulus serta CD berwarna merah menyala. Sejenak ia memandang warna merah putih yang kontras dan indah itu. Lalu diraba-rabainya pahanya yang putih mulus. Setelah itu gantian “bagian merahnya” yang dipegang-pegang dan diraba-rabai. Jarinya dimainkan dan digesek-gesekkan di daerah sensitif itu. Ia melakukan itu sambil menciumi cici-ku dan tangan yang satunya meraba-raba payudaranya.

Selama ini kulihat reaksi cici-ku sama sekali tidak melawan. Bahkan ia menikmati saja diperlakukan seperti itu oleh cowok itu. Dalam hati aku berpikir, dia suka mengata-ngataiku pengecut karena aku dianggap tidak berani membela kehormatannya saat dia dilecehkan oleh cowok pribumi tak dikenal. Namun sekarang apa kenyataannya, malah dia menyerahkan kehormatan dirinya secara sukarela kepada cowok pribumi yang tak dikenal dan justru menikmati hal itu! Kalau begini persoalannya, tentu nggak salah sikapku selama ini. Buat apa dibela kalau yang dibela ternyata memang mau dengan suka rela. Kalau sekarang misalnya aku tiba-tiba mendatangi mereka dan menantang cowok itu, jangan-jangan malah cici-ku menyuruh cowok itu untuk menghajarku supaya aku tidak menghalangi mereka. Sudah malu babak belur pula. Seandainya pun aku bisa menghajar cowok itu, toh juga tidak ada gunanya. Kalau pada dasarnya memang mau, cici-ku bisa saja terus berhubungan diam-diam dengan cowok itu.

Ternyata omongan dan sikapnya selama ini sungguh berbeda dengan perbuatannya sekarang ini. Jadi ada pepatah baru,” Mulut mengatakan tidak mau kencing berdiri namun diam-diam melakukan kencing sambil berlari”. Selama ini ia bersikap tidak suka dan tak mau bergaul dengan cowok pribumi namun pada saat ini justru ia sedang bermesraan dengan cowok pribumi. Aku dimaki-maki karena dianggapnya diam saja saat dia diliatin sama cowok tak dikenal, ternyata justru dia mau digrepe-grepe oleh cowok tak dikenal, malah menikmati pula. Akhirnya kuputuskan aku akan menyaksikan saja apa yang akan terjadi seterusnya.

Cowok itu jadi makin berani. Daster cici-ku yang bagian bawahnya telah terbuka, kini diloloskannya dari kepala dan kedua tangan cici-ku yang dengan sukarela mengangkat kedua tangannya supaya dasternya bisa terlepas dari tubuhnya. Bra-nya juga berwarna sama, merah menyala yang kontras dengan tubuhnya yang putih mulus. Dengan penuh nafsu, cowok itu melepaskan bra cici-ku yang pengaitnya ada di depan. Sambil memandangi payudara cici-ku dari jarak begitu dekat, ia meloloskan tali bahunya dari kedua tangannya. Lagi-lagi cici-ku “bersikap kooperatif” membiarkan cowok itu membuka bagian rahasianya.

Cowok itu memandangi payudara cici-ku sambil tersenyum-senyum. Memang payudaranya benar-benar indah dan sungguh mengggoda. Jauh lebih indah dan padat berisi dibanding yang kulihat beberapa tahun lalu. Belahannya begitu sempurna dan keduanya nampak simetri. Celah lekukan diantara payudaranya betul-betul indah. Putingnya berwarna segar kemerahan. Kedua ujung putingnya menonjol.

Langsung saja kedua tangan cowok itu merengkuh masing-masing satu payudara cici-ku. Diraba-raba dan diremas-remasnya. Dirasakan kekenyalannya. Jari jemarinya meraba-raba dan memilin-milin kedua putingnya terutama ujungnya yang nampak sensitif. Terbukti karena cici-ku dibuat mendesah-desah perlahan karenanya.

Setelah cukup puas bermain-main dengan payudara, cowok itu melepas baju kaus dan celana panjangnya sendiri, berikut celana dalamnya. Sehingga kini ia telanjang bulat dihadapan ciciku. Kulitnya coklat kehitaman. Badannya tegap serta dadanya bidang. Cici-ku nampak jengah karenanya, mungkin terutama karena batang penisnya yang besar dan panjang telah ngaceng dengan kuatnya. Apalagi kepala penisnya yang disunat jadi makin nampak besar. Kelihatan pula urat-uratnya menonjol di tubuh penisnya yang lebih hitam dibanding kulitnya. Seluruh paha dan kakinya berbulu lebat.

 KLIK DISINI

Kemudian ia melepaskan CD merah cici-ku sehingga kini keduanya telah telanjang bulat. Lagi-lagi ciciku dengan sukarela membiarkan cowok itu melucuti pakaian terakhir yang melekat di tubuhnya. Rambut kemaluannya nampak cukup lebat. Cowok itu membuka lebar-lebar paha cici-ku mungkin supaya ia bisa melihat dengan jelas vagina dan klitoris cici-ku. Betul-betul kurang ajar cowok itu!

Lalu direbahkannya cici-ku dan kembali ia menciumi leher, rambut, dan seluruh wajah cici-ku. Dikulum dan dilumatnya bibir cici-ku sementara tangannya meraba-raba tubuh cici-ku terutama payudara dan paha. Kemudian mulutnya turun ke bawah, dari leher ke bagian dada. Dikecupinya kedua payudara cici-ku dan dikulumnya putingnya bergantian, lidahnya bergerak-gerak melingkari putingnya, putingnya digerak-gerakkannya dengan lidahnya, dan terakhir putingnya dikenyot-kenyot. Dan tangannya digesek-gesekkan di vagina terutama klitorisnya. Membuat cici-ku tanpa malu-malu lagi mendesah-desah tak keruan.
“Oooh, ahhhh, oohhhhh.”
Aku pun jadi terangsang juga menyaksikan dan mendengar itu. Penisku
telah berdiri tegak dan cairan pre-cum ku mulai keluar.

Cowok itu kemudian menjilati vagina cici-ku. Wah, gila! Seperti AV Jepang saja. Tak jelas apa yang dilakukannya namun cici-ku jadi makin mendesah-desah dan mengerang-ngerang dibuatnya.

Lalu ia menindih tubuh cici-ku, pahanya yang hitam berbulu menempel di paha cici-ku yang putih mulus sementara dadanya yang bidang menempel ke payudara cici-ku. Kembali dengan penuh nafsu ia menciumi bibir cici-ku kemudian ke lehernya.

Tak lama kemudian, ia membuka lebar-lebar kedua paha ciciku. Diatur posisi penisnya di depan vagina cici-ku. Lalu dengan gerakan mendorong ke depan, dimasukkan kepala penisnya ke dalam liang vagina cici-ku.
“Oooohhhh.”
Lalu gerakan mendorong sekali lagi, mungkin untuk memasukkan seluruh penisnya ke dalam.
“aaahhhhhhhh.”
Setelah itu terjadilah gerakan berirama ketika ia memainkan penisnya di dalam vagina cici-ku. Tentu pada saat itu cowok itu – yang bahkan namanya pun aku tak tahu- telah berhasil merenggut kehormatan cici-ku secara telak. Bahkan bukan tidak mungkin pula kalau ia adalah cowok pertama yang menikmati keperawanan cici-ku. Sebelumnya aku tidak pernah menyangka kalau cici-ku bisa berkelakuan seperti saatini. Aku tak bisa melihat dengan jelas apa yang dilakukannya karena cowok itu dalam posisi memunggungiku saat ia mem-”banging” cici-ku. Hanya bisa kulihat tubuhnya bergerak maju mundur. Aku tak bisa melihat cici-ku karena tertutup oleh punggungnya. Namun gerakan-gerakan itu membuat desahan-desahan cici-ku jadi makin liar dan makin cepat iramanya.
“Ooooh…Aaahhh….Ooohhhhh….Ahhhhhh…..Ooohhhhhh.”

Namun hal itu tak berlangsung lama. Karena tak lama kemudian mereka berubah posisi menghadap ke samping sehingga kini aku bisa melihat dengan jelas. Cowok itu menyuruh cici-ku menungging di depannya yang dengan patuh diikutinya. Nampak punggungnya yang putih mulus dan payudaranya bergerak-gerak menggantung dengan bebasnya. Kayaknya cowok itu ingin menikmati cici-ku dalam posisi doggy style. Namun sebelum itu, ia memegang dan menyangga payudara cici-ku. Kedua payudara yang indah itu kini berada dalam genggamannya, ditepuk-tepuknya dan diremas-remasnya.

Setelah puas memainkan payudaranya, kini dimasukkannya penisnya yang besar ke dalam lubang vagina cici-ku lalu dikocoknya di dalamnya. Saking nafsunya sampai-sampai seluruh tubuh cici-ku jadi ikut terdorong maju mundur mengikuti gerakan “kocokan” cowok itu. Cici-ku jadi makin mendesah-desah tak karuan dibuatnya. Seluruh tubuhnya bergoyang-goyang termasuk payudaranya juga bergoyang-goyang tak karuan. Bahkan ranjang pun jadi ikut tergoyang-goyang. Dengan posisi sekarang, kini aku bisa melihat langsung maupun dari refleksi kaca besar di meja rias di samping ranjang. Cowok itu nampak sangat puas menikmati “menggedor-gedor” seluruh tubuh cici-ku itu. Kini pandangannya mengarah ke kaca besar meja rias itu, tertuju ke tubuh cici-ku yang bergoyang-goyang karena kocokan penisnya itu. Memang betul-betul dahsyat pemandangan itu!

Setelah puas menggedor dalam posisi doggy style, kini cowok itu merebahkan dirinya telentang di ranjang. Nampak penisnya yang besar berdiri dengan tegaknya. Kepala penisnya mengkilap basah mungkin karena cairan pre-cum bercampur dengan cairan vagina cici-ku.

Lalu ia “membimbing” ciciku supaya “duduk dengan manis” diatas tubuh cowok itu dengan posisi yang tentunya diatur supaya penisnya berada di dalam vagina cici-ku. Setelah masuk ke dalam, dengan tangannya ia menggerakkan tubuh cici-ku naik turun. Mula-mula cici-ku agak canggung. Namun lama kelamaan ia jadi keenakan naik turun menunggang penis cowok itu. Payudaranya bergerak-gerak dan berputar-putar naik turun mengikuti gerakan tubuhnya. Namun aku tak lama bisa menikmati payudaranya karena kedua tangan cowok itu segera merengkuh payudara cici-ku dan kembali, untuk kesekian kalinya hari itu, meremas-remasnya. Nampak kontras perbedaan tubuh mereka. Cici-ku yang putih bergoyang-goyang di atas tubuh cowok itu yang hitam. Namun rupanya cici-ku sudah tidak mempedulikan segalanya. Karena ia terus-terusan menggerakkan tubuhnya naik turun sambil terus mendesah-desah dan berteriak-teriak. Diantara suara desahannya itu, aku juga bisa
mendengar suara beradunya penis cowok itu dengan vagina cici-ku.
“Ahhhhh, ahhhhhh, ahhhhhh, ahhhhhhh….”
“Shleeb, shleeb, shleeb…”
Saat itu aku pun juga merasa ikutan “naik”. Tanpa sadar kukocok penisku menikmati pemandangan itu. Sementara cici-ku makin lama mendesah-desah makin cepat dan makin tinggi suaranya. Sampai akhirnya ia mendapatkan orgasme.

Setelah itu mereka berganti posisi. Tubuh cici-ku yang lebih kecil ditindihnya. Pahanya yang hitam berbulu kembali menempel di paha cici-ku yang putih mulus. Cici-ku sepertinya kegelian karena bulu-bulu di paha cowok itu menggelitik pahanya dan vaginanya. Kini giliran cowok itu yang diatas untuk menyetubuhinya dengan gaya missionaris. Kembali penisnya dimasukkan ke dalam vagina cici-ku. Kemudian benar-benar habis-habisan ia mengocoknya. Sampai-sampai seluruh ranjang kembali bergoyang-goyang.

Setelah itu ia mengubah sedikit posisinya. Ia menyetubuhi cici-ku dengan mengangkat kedua paha cici-ku dan menaruh diatas bahunya. Lalu kembali disodoknya cici-ku yang putih mulus itu dengan penisnya yang hitam besar. Tentu sodokannya itu membuat kembali terjadi “gempa setempat”. Seluruh tubuh cici-ku bergoyang-goyang. Kedua payudara cici-ku bergerak-gerak dan berputar-putar mengikuti irama gerakan sodokan cowok itu.

Cukup lama ia menggenjot cici-ku seperti itu. Setelah puas meng-“over-power” cici-ku seperti itu, akhirnya ia mengalami ejakulasi dan memuntahkan seluruh spermanya di dalam tubuh cici-ku.

Saat itu aku pun akhirnya juga mengalami ejakulasi yang terhebat yang pernah kualami. Kurasakan sperma yang tumpah di celanaku amat sangat banyak. Aku merasa sangat puas sekali. Setelah itu aku merasa ngantuk sekali dan tertidur.

…….
…….

Entah berapa lama kemudian, aku setengah sadar terbaring di ranjangku, dalam kondisi setengah sadar dan setengah bermimpi. Ooh, ternyata barusan aku cuma bermimpi, pikirku. Namun kurasakan celanaku basah kuyup dan bau sperma. Hmm, ternyata barusan aku mimpi basah mengenai cici-ku dan cowok tak dikenal. Dalam hati aku bersyukur bahwa semuanya ini hanyalah mimpi. Sungguh aku tidak mengharapkan kalau cici-ku dibegituin betulan sama cowok itu. Meski harus kuakui dengan jujur, bahwa itu adalah mimpi yang indah.
Mimpi yang sangat indah.
Dan juga sangat riil.
Sampai-sampai sulit dibedakan antara mimpi dan kenyataan.

Pagi harinya…
Aku bangun agak terlambat. Begitu bangun aku langsung teringat akan mimpi indah kemarin malam. Saat itu aku sudah betul-betul bangun dan sadar kalau saat ini bukan mimpi. Seketika kupegang celanaku, ternyata memang malam itu aku mimpi basah dengan hebat dan mengeluarkan sperma banyak sekali. Bahkan saking banyaknya, ada sisa sperma yang mengering di pahaku dan membekas sampai ke seprei-ku.

Badanku terasa lemas gara-gara keluar sperma yang sangat banyak malam tadi. Setelah cuci muka, aku keluar kamar. Tak lama kemudian keluarlah ciciku dari kamarnya. Tampangnya kusut dan rambutnya awut-awutan. Tampangnya seperti orang yang baru bangun. Tidak biasanya jam segini ia baru bangun. Biasanya ia selalu bangun lebih pagi dariku.

Namun yang mengherankanku adalah, ia memakai daster merah coklat yang sama persis dengan mimpiku semalam. Padahal daster itu biasanya jarang dipakainya. Dan bra yang dipakainya pun warnanya merah menyala. Hal ini terlihat dari talinya yang kelihatan di bahunya. Belakangan setelah ia selesai mandi, kulihat diantara tumpukan baju kotor, bra dan CD warna merah menyala yang modelnya sama persis dengan mimpiku kemarin!

Dan yang paling membuatku terkejut adalah, sewaktu pintu kamarnya terbuka agak lebar, kulihat ada kantong kresek Hero di tempat yang sama dengan yang kulihat kemarin!!

Kini aku jadi penasaran, apakah kemarin malam cici-ku betul-betul telah disetubuhi dan bercinta dengan cowok itu ataukah memang cuma mimpi? Untuk membuktikannya, aku mempunyai ide bagus, yaitu dengan mencek seprei di ranjangnya yang bisa jadi ada bukti bekas-bekas “pertempuran” malam itu kalau memang itu benar-benar terjadi.

Namun sayangnya aku tidak mendapat kesempatan itu. Karena disaat aku sedang mandi, seprei berikut sarung bantal dan guling serta comforter yang ada di bawah seprei telah diganti dengan yang baru.
Sementara yang lama telah dicuci di dalam mesin cuci dan comforter-nya telah dikirim ke laundry.
Kebetulankah?
Atau untuk menghilangkan bukti?

Kini aku benar-benar tidak tahu, apakah kejadian malam itu hanya mimpi?
Ataukah mimpi yang terjadi bersamaan dengan kenyataan?
Atau memang kenyataan?

Oleh karena sejak saat itu aku tidak pernah bertemu lagi dengan cowok STM itu.
Jadi di dunia ini, hanya cici-ku seoranglah yang tahu akan kejadian sesungguhnya.
Ataukah ada diantara pembaca yang tahu kejadian sesungguhnya?
Entahlah.

Kumpulan Cerita Horor Pengalaman Mistis Di Kantor


Kumpulan Cerita Horor - Kali ini aku ingin berbagi pengalaman teman-temanku tentang pengalaman mistis di kantor. Saat bekerja di kantor pusat kami yang terletak di jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Kami adalah karyawan yang baru bergabung di kantor tersebut.

Kami adalah karyawan BPO yang sengaja dipindahkan untuk sementara ke kantor pusat untuk membantu pekerjaan pusat.

Dikarenakan jenis pekerjaan kami adalah bentuk pelayanan konsumen, maka hari libur sabtu dan Minggu masih ada yang disuruh masuk.

Karyawan yang masuk berjumlah 5-10 orang dalam keadaaan tidak ada penerangan lampu dari siang.

Dan itu juga termasuk di meja kerja dan toilet serta AC yang juga mati. Memang seram dan menjengkelkan saat di hari libur kita masih disuruh masuk kantor. Namun mau gimana lagi, ya itulah kerasnya kehidupan mencari uang di Jakarta.

Akhirnya kamipun menikmati suka dan dukanya. Dalam asyik bekerja namun tak tahan menahan pipis temanku Irma meminta Putri untuk menemaninya ke dalam toilet yg keadaannya gelap gulita.

Dengan sedikit ketakutan dan bermodal senter HP akhirnya mereka memberanikan diri untuk pergi. Awalnya mereka masuk ke toilet secara bersamaan namun di kamar toilet yang berbeda.

Karena Irma cukup lama di dalam kamar toilet maka Putripun menunggu di dekat pintu. Irma pun meminta Putri untuk mencari dan mengambil tisu dari luar karena tisu di dalam toilet tidak ada.

Putri sudah berusaha untuk mencari tisu ditengah kegelapan namun ternyata tisu memang habis. lalu tiba-tiba “brak…!!!”

Ada gulungan tisu jatuh di lantai entah jatuh dari mana kemudian mengelinding masuk ke dalam kamar toilet Irma dan berhenti di dalamnya, “eh Putri biasa aja donk ngasih tisunya, gak usah pakai di lempar” kata Irma.

Putri yang merasa tidak pernah melempar tisu karena memang tidak ketemu menjadi heran dan Berkata “Apaan…, gua aja gak ketemu tisu gimana gue mau ngelemparnya.”

“Jangan bercanda donk lo Put…” ujar Irma.

“Sumpah gue gak ada lempar tisu.” Jawab Putri.

Merasa aneh dan ada yang tidak beres, akhirnya merekapun keluar toilet lari terbirit-birit.

 KLIK DISINI

Teman gue Afifah juga menceritakan pengalamannya saat hendak mau pulang. waktu memang sudah menunjukan lewat dari pukul 6 sore, mereka pun dengan riuhnya berbondong-bondong masuk lift.

Semuanya asyik mengobrol dan tertawa sehingga suara sangat terdengar riuh di dalam lift tersebut. karena sudah jam pulang tentunya semua tujuan mereka adalah ke lantai lobby.

Setelah memencet nomor lantai lobby maka lift pun terasa bergoyang turun seperti normalnya lift yang bergerak. Saat gerakan lift berhenti semuanya pun tak sabar menunggu pintu lift terbuka dan segera melangkah keluar.

Namun alangkah terkejutnya mereka semua saat pintu lift terbuka ternyata mereka masih berada di lantai yang sama tempat pertama mereka mau masuk tadi.

Suara yang sebelumnya sangat terdengar riuh dan berisik seketika semua diam dan hening. semua pastinya merasakan hal yang sama, heran, kaget, merinding dan takut.

Merekapun kembali memencet lantai lobby dan untunglah perjalanan kedua mengantarkan mereka ke lantai yang dituju.

Gak tau apakah semua kejadian itu memang ada hubungannya dengan makhluk astral yang berada di kantor itu ataukah hanya sebuah kesalahan sistem biasa. Entahlah.

Thursday, March 5, 2020

Kumpulan Cerita Dewasa ML Dengan Wanita Hamil


Kumpulan Cerita Dewasa - Aku adalah seorang eksekutif muda yang baru diangkat menjadi manajer di sebuah perusahaan swasta di Surabaya. Sebut saja namaku Aldi, tinggi 175 cm kata orang aku mirip pemain bulu tangkis Ricky S. Kisah ini terjadi hampir setahun yang lalu. Umurku saat itu 30 tahun. Aku sudah beristri dan beranak 2, berumur 3 tahun dan yang bungsu baru 1 bulan. Isteri dan anakku masih tinggal di Malang karena saat melahirkan anak kedua tinggal di rumah orang tuanya dan belum pulang ke Surabaya

Kisah ini terjadi saat pulang dari kerja lembur sekitar pukul 11:00 malam. Dengan mobil Baleno kesayanganku, aku menyusuri Jalan di kawasan perumahan elit yang mulai sepi karena kebetulan hujan gerimis. Ditengah perjalanan aku melihat perempuan setengah baya berdiri di bawah pohon di pinggir jalan. Aku merasa kasihan lalu aku menghentikan mobil dan menghampirinya.
Aku bertanya, “Ibu sedang menunggu apa?”

Dia memandangku agak curiga tapi kemudian tersenyum. Dalam hati aku memuji, Manis juga ibu ini walaupun umurnya kelihatannya di atasku sekitar 34 -36 tahun kalau digambarkan seperti artis Misye Arsita dan saat itu perutnya agak membuncit kecil kelihatan sedang hamil muda.
“Kalau ke manukan naik angkot apa ya Dik?”
“Wah jam segini sudah habis Bu angkotnya, Gimana kalo saya antar?”
Dia kelihatan gembira. “Apa tidak merepotkan?”
“Kebetulan rumah saya juga satu arah dari sini, mari naik!”

Setelah dia ikut mobilku, Ibu itu bercerita bahwa dia berasal dari Jawa Tengah, dia sedang mencari suaminya yang kebetulan baru 2 minggu kerja sebagai sopir bis jurusan Semarang-Surabaya, keperluannya ke sini hendak mengabarkan kalau anaknya yang pertama yang berumur 15 tahun kecelakaan dan dirawat di rumah sakit sehingga butuh uang untuk perawatan anaknya. Kebetulan alamat yang di tulis oleh suaminya tidak ada nomer teleponnya.

Sesampainya di alamat yang dituju kami berhenti. Setelah di depan rumah ketika akan mengetuk pintu ternyata pintunya masih digembok, lalu kami bertanya pada tetangga sebelah yang kebetulan satu profesi.
“Suami Ibu paling cepat 2 hari lagi pulangnya. Baru saja sore tadi bisnya berangkat ke Semarang. Kebetulan kami satu PO.”
Kemudian kami permisi pergi. Kelihatan di dalam mobil dia sedih sekali.
“Terus sekarang Ibu mau ke mana?” tanyaku.
“Sebenarnya saya pengin pulang tapi.. pasti saya nanti di marahi mertua saya kalau pulang dengan tangan kosong, lagian uang saya juga sudah nggak cukup untuk pulang.”
“Begini saja, Ibu kan rumahnya jauh, capek kan baru nyampek trus pulang lagi.. apalagi kelihatanya ibu sedang hamil, berapa bulan?”
“Empat bulan ini Dik, trus saya harus gimana?”
“Dalam dua hari ini Ibu tinggal saja di rumah saya, kan nggak jauh dari manukan nanti setelah dua hari ibu saya antar ke sini lagi, gimana?”
“Yah terserah adik saja yang penting saya bisa istirahat malam ini.”
“Oh ya, boleh kenalan.. nama Ibu siapa dan usianya sekarang berapa?”
“Panggil saja aku Mbak Menik, dan sekarang aku 35 tahun.”

Malam itu, dia kusuruh tidur di kamar samping yang biasanya dipakai untuk kamar tamu yang mau menginap. Rumahku terdiri dari 3 kamar, kamar depan kupakai sendiri dan isteriku, sedang yang belakang untuk anakku yang pertama. Malam itu aku tidur nyenyak sekali, kebetulan malam sabtu dan di kantorku hanya berlaku 5 hari kerja jadi sabtu dan minggu aku libur. Sebenarnya aku ingin pergi ke Malang tapi karena ada tamu, kutangguhkan kepergianku minggu depan.

Sekitar jam 8 pagi aku bangun, kulihat sudah ada kopi yang sudah agak dingin di meja makan serta beberapa kue di piring. Mungkinkah ibu itu yang menyajikan semua ini. Lalu setelah kuteguk kopi itu aku bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan kencing. Karena agak ngantuk aku kurang mengawasi apa yang terjadi, saat aku selesai kencing aku tidak sadar kalau di bathup Mbak Menik sedang telanjang dan berendam di dalamnya. Matanya melotot melihat kemaluanku yang menjulur bebas, ketika aku membalik ke samping aku kaget dan sempat tertegun melihat tubuh telanjang Mbak Menik, tubuh yang kuning langsat dan mulus itu terlihat mengkilat karena basah oleh air dan buah dadanya.. wow besar juga ternyata, 36B. Pasti empunya gila seks. Lalu mataku berpindah ke sekitar pusarnya, di atas liang senggamanya tumbuh bulu kemaluannya yang lebat. Tak sadar kemaluanku tegak berdiri dan aku lupa kalau belum mengancingkan celana, Dan Mbak Menik sempat tertegun melihat kejantananku yang lumayan besar, panjangnya 17 cm tapi kemudian.. “Aouuww, Dik itunyaa!” kata Mbak Menik sambil menutup buah dadanya dengan tangan serta mengapitkan kakinya. Aku baru sadar lalu buru-buru keluar.

Di kamar aku masih membayangkan keindahan tubuh Mbak Menik. Andai saja aku bisa menikmati tubuh itu… aku malah berpikiran ngeres karena memang sudah lama aku tidak mendapat jatah dari isteriku, ditambah lagi situasi di rumah itu hanya kami berdua. Lalu timbul niat isengku untuk mengintip lagi ke kamar mandi, ternyata dia sudah keluar lalu kucari ke kamarnya. Saat di depan pintu samar-samar aku mendengar ada suara rintihan dari dalam kamar samping, kebetulan nako jendela kamar itu terbuka lalu kusibakkan tirainya perlahan-lahan. Sungguh pemandangan yang amat syur. Kulihat Mbak Menik sedang masturbasi, kelihatan sambil berbaring di ranjang dia masih telanjang bulat, kakinya dikangkangkan lebar, tangan kirinya meremas liang kewanitaannya sambil jarinya dimasukkan ke dalam lubang senggamanya, sedang tangan kanannya meremas buah dadanya bergantian. Sesekali pantatnya diangkat tinggi sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan, wajahnya kelihatan memerah dengan mata terpejam.

 KLIK DISINI

“Ouuuhh… Hhhmm… Ssstt…” Aku semakin penasaran ingin melihat dari dekat, lalu kubuka pintu kamarnya pelan- pelan tanpa suara aku berjingkat masuk. Aku semakin tertegun melihat pemandangan yang merangsang birahi itu. Samar-samar kudengar dia menyebut namaku, “Ouhhh Aldiii.. Sss Ahhh..” Ternyata dia sedang membayangkan bersetubuh denganku, kebetulan sekali rasanya aku sudah tidak tahan lagi ingin segera menikmati tubuhnya yang mulus walau perutnya agak membuncit, justru menambah nafsuku. Lalu pelan-pelan kulepaskan pakaianku satu-persatu hingga aku telanjang bulat. Batang kemaluanku sudah sangat tegang, kemudian tanpa suara aku menghampiri Mbak Menik, kuikuti gerakan tangannya meremasi buah dadanya. Dia tersentak kaget lalu menarik selimut dan menutupi tubuhnya.

“Sedang apa Anda di sini!, tolong keluar!” katanya agak gugup.
“Mbak nggak usah panik.. kita sama-sama butuh.. sama-sama kesepian, kenapa tidak kita salurkan bersama,” kataku merajuk sambil terus berusaha mendekatinya tapi dia terus menghindar.
“Ingat Dik, saya sudah bersuami dan beranak tiga,” Dia terus menghiba.
“Mbak, saya juga sudah beristri dan punya anak, tapi kalau sekarang terus terang saya sangat terpesona oleh Mbak.. Nggak ada orang lain di sini.. cuma kita berdua.. pasti nggak ada yang tahu.. Ayolah saya akan memuaskan Mbak, saya janji nggak akan menyakiti Mbak, kita lakukan atas dasar suka sama suka dan sama-sama butuh, mari Mbak!”

“Tapi saya sekarang sedang hamil, Dik.. kumohon jangan,” pintanya terus.
Aku hanya tersenyum, “Saya dengar tadi samar-samar Mbak menyebut namaku, berarti Mbak juga inginkan aku.. jujur saja.” Dan aku berhasil menyambar selimutnya, lalu dengan cepat kutarik dia dan kujatuhkan di atas ranjang dan secepat kilat kutubruk tubuhnya, dan wajahnya kuhujani ciuman tapi dia terus meronta sambil berusaha mengelak dari ciumanku. Segera tanganku beroperasi di dadanya. Buah dadanya yang lumayan besar itu jadi garapan tanganku yang mulai nakal.
“Ouughh jangaan Diik.. Kumohon lepaskaan..” rintihnya.

Tanganku yang lain menjalari daerah kewanitaannya, bulu-bulu lebatnya telah kulewati dan tanganku akhirnya sampai di liang senggamanya, terasa sudah basah. Lalu kugesek-gesek klirotisnya dan kurojok-rojok dinding kemaluannya, terasa hangat dan lembab penuh dengan cairan mani. “Uhhh… ssss..” Akhirnya dia mulai pasrah tanpa perlawanan. Nafasnya mulai tersengal-sengal. “Yaahhh… Ohhh… Jangaaann Diik, Jangan lepaskan, terusss…” Gerakan Mbak Menik semakin liar, dia mulai membalas ciumanku bibirku dan bibirnya saling berpagutan. Aku senang, kini dia mulai menikmati permainan ini. Tangannya meluncur ke bawah dan berusaha menggapai laras panjangku, kubiarkan tangannya menggenggamnya dan mengocoknya. Aku semakin beringas lalu kusedot puting susunya dan sesekali menjilati buah dadanya yang masih kencang walaupun sudah menyusui tiga anaknya. “Yahh… teruuuss, enaakkk…” katanya sambil menggelinjang.

Kemudian aku bangun, kulebarkan kakinya dan kutekuk ke atas. Aku semakin bernafsu melihat liang kewanitaannya yang merah mengkilat. Dengan rakus kujilati bibir kewanitaan Mbak Menik. “Aaahh.. Ohhh.. enaakkk Diik.. Yaakh.. teruusss..” Kemudian lidahku kujulurkan ke dalam dan kutelan habis cairan maninya. Sekitar bulu kemaluannya juga tak luput dari daerah jamahan lidahku maka kini kelihatan rapi seperti habis disisir. Klirotisnya tampak merah merekah, menambah gairahku untuk menggagahinya. “Sudaahhh Dikk.. sekarang.. ayolah sekarang.. masukkan.. aku sudah nggak tahan..” pinta Mbak Menik. Tanpa buang waktu lagi kukangkangkan kedua kakinya sehingga liang kewanitaannya kelihatan terbuka. Kemudian kuarahkan batang kejantananku ke lubang senggamanya dan agak sempit rupanya atau mungkin karena diameter kemaluanku yang terlalu lebar.

“Pelan-pelan Dik, punya kamu besar sekali.. ahhh…” Dia menjerit saat kumasukkan seluruh batang kemaluanku hingga aku merasakan mentok sampai dasar rahimnya. Lalu kutarik dan kumasukkan lagi, lama-lama kupompa semakin cepat. “Oughhh.. Ahhh.. Ahhh.. Ahhh..” Mbak Menik mengerang tak beraturan, tangannya menarik kain sprei, tampaknya dia menikmati betul permainanku. Bibirnya tampak meracau dan merintih, aku semakin bernafsu, dimataku dia saat itu adalah wanita yang haus dan minta dipuaskan, tanpa berpikir aku sedang meniduri istri orang apalagi dia sedang hamil.

 “Ouuhh Diik.. Mbak mau kelu.. aaahhh…” Dia menjerit sambil tangannya mendekap erat punggungku. Kurasakan, “Seerrr… serrr..” ada cairan hangat yang membasahi kejantananku yang sedang tertanam di dalam kemaluannya. Dia mengalami orgasme yang pertama. Aku kemudian menarik lepas batang kejantananku dari kemaluannya. Aku belum mendapat orgasme. Kemudian aku memintanya untuk doggy style. Dia kemudian menungging, kakinya dilebarkan. Perlahan-lahan kumasukkan lagi batang kebanggaanku dan, “Sleeep..” batang itu mulai masuk hingga seluruhnya amblas lalu kugenjot maju mundur. Mbak Menik menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan batang kejantananku. “Gimaa.. Mbaak, enak kan?” kataku sambil mempercepat gerakanku. “Yahhh.. ennakk.. Dik punyaa kamu enak banget.. Aahhh.. Aaah.. Uuuhh.. Aaahh.. ehhh..” Dia semakin bergoyang liar seperti orang kesurupan. Tanganku menggapai buah dadanya yang menggantung indah dan bergoyang bersamaan dengan perutnya yang membuncit. Buah dada itu kuremas-remas serta kupilin putingnya. Akhirnya Aku merasa sampai ke klimaks, dan ternyata dia juga mendapatkan orgasme lagi. “Creeett.. croottt.. serrr..” spermaku menyemprot di dalam rahimnya bersamaan dengan maninya yang keluar lagi.

Kemudian kami ambruk bersamaan di ranjang. Aku berbaring, di sebelah kulihat Mbak Menik dengan wajah penuh keringat tersenyum puas kepadaku.
“Terima kasih Dik, saya sangat puas dengan permainanmu,” katanya.
“Mbak, setelah istirahat bolehkah saya minta lagi?” tanyaku.
“Sebenarnya saya juga masih pengin, tapi kita sarapan dulu kemudian kita lanjutkan lagi.”

Akhirnya selama 2 hari sabtu dan minggu aku tidak keluar rumah, menikmati tubuh montok Mbak Menik yang sedang hamil 4 bulan. Berbagai gaya kupraktekkan dengannya dan kulakukan di kamar mandi, di dapur dan di meja makan bahkan sempat di halaman belakang karena rumahku dikelilingi tembok. Di tanah kubentangkan tikar dan kugumuli dia sepuasnya. Pada istriku kutelepon kalau aku ada tugas luar kota selama 2 hari, pulangnya hari Senin. Mbak Menik bilang selama 2 hari itu dia betul-betul merasakan seks yang sesungguhnya tidak seperti saat dia bersetubuh dengan suaminya yang asal tubruk lalu KO. Dan Dia berjanji kalau sedang mengunjungi suaminya, dia akan menyempatkan meneleponku untuk minta jatah dariku.

Minggu malam kuantarkan dia ke kost suaminya tapi hanya sampai ujung gang dan tidak lupa kuberi dia uang sebesar Rp 500.000,- sebagai bantuanku pada anaknya yang sedang di rumah sakit. Setelah istriku balik ke rumah, dia menghubungiku lewat telepon di kantor dan ketemu di terminal. Kami melakukan persetubuhan disalah satu hotel murah di Surabaya atau kadang di Pantai Kenjeran kalau malam hari. Hingga kehamilannya menginjak usia 7 bulan kami berhenti, hingga sekarang dia belum memberi kabar, kalau dihitung anaknya sudah lahir dan berusia 6 bulan .

Kumpulan Cerita Horor Diikuti Dari Kuburan


Kumpulan Cerita Horor - Genap seminggu Ayahku meninggal dunia karena penyakit kanker paru yang dideritanya. Rasa sedih karena kehilangan sekaligus lega karena ayahku tidak menderita lagi.

Hari itu aku beserta ibu dan adik-adikku mengunjungi makam ayahku yang terletak di sebuah pemakaman umum di kota Bandung.

Seperti pengunjung biasanya kami membersihkan makam dari rumput liar yang tampak mulai tumbuh dan menaburkan bunga-bunga.

Oh ya, sebelum aku lanjutkan. Perkenalkan namaku Andra. Aku seorang karyawan swasta yang kini menjadi tulang punggung keluarga.

Ketika sedang membersihkan makam ayahku, entah mengapa perasaanku mendadak jadi tidak enak.

Di sekitarku tampak sangat sepi, padahal dekat sekali dengan permukiman warga. “Ah namanya juga kuburan pasti sepi” gumamku dalam hati.

Tak lama setelah itu aku mengalami migrain ringan di sebelah kiri, “sepertinya aku telat makan jadi masuk angin” lagi-lagi aku coba untuk berpikir positif.

Singkat cerita, aku dan keluargaku pulang ke rumah. Sesampai di rumah aku merasa sangat lelah tidak seperti biasanya.

Tanpa mandi, makan siang atau ritual lainnya, aku pun segera berbaring di atas tempat tidurku yang empuk namun sedikit bersuara reyot.

Kira-kira 20 menitan aku tertidur, tiba-tiba aku terbangun dengan sangat kaget.

Dengan sangat yakin aku merasa ada yang mencolek kakiku dan berkata “Hei!”.

Aku coba melihat di sekeliling kamarku siapa tahu itu ibu atau adikku yang membangunkanku untuk segera makan siang.

Tetapi tidak ada siapa-siapa selain diriku di kamar itu. Jendela dan pintu pun tertutup rapat.

“Mungkin aku tadi bermimpi” pikiran positif mendominasi di dalam otakku.

Aku coba untuk berbaring lagi sejenak. Baru saja aku menutup mata, tiba-tiba terdengar lagi suara itu, “Hei!”.

Reflek aku segera membuka mata dan menoleh ke arah sumber suara itu.

Seketika itu juga badanku terasa kaku dan sekujur tubuhku berkeringat dingin.

Jantungku meronta-ronta seperti berteriak ingin keluar dari rongga dadaku.

Wajahku pucat dan mulutku terkunci rapat. Mataku hanya bisa melotot terpaku pada sosok yang berdiri jelas di depanku.

Aku melihat sosok kakek-kakek tua dengan wajah hitam gosong berdiri tepat di depanku sambil menunjuk ke arahku.

Salah satu makanya mengeluarkan darah segar dan menetes ke lantai, “clak..clak..clak…”.

Aku memaksa mataku untuk terpejam, dan sesekali mulutku komat-kami membacakan doa-doa yang aku ingat.

Kira-kira 10 menit lamanya aku memejamkan mata sambil berkomat-kamit karena ketakutan.

Saat mencoba membuka mata, aku pun cukup tenang karena sosok tersebut telah menghilang.

Menurut ibuku setelah aku bercerita kejadian itu padanya, aku diikuti oleh hantu dari kuburan.

Ibuku mengingatkanku kalau habis dari makam harus segera membersihkan diri dengan mandi atau minimal membasuh wajah, tangan, dan kaki kita.

 KLIK DISINI

Wednesday, March 4, 2020

Kumpulan Cerita Dewasa Bercinta Dengan 2 Gadis Di Bogor


Kumpulan Cerita Dewasa - Saya belajar di tingkat terakhir dari College of Jakarta. Sementara di perguruan tinggi, saya wiraswasta. Terima kasih untuk teman saya yang pertama kali memperkenalkan saya ke bisnis ini, sebagai hasilnya situasi telah sangat berubah ekonomi saya. Aku merasa sangat bersyukur, ketika banyak sarjana yang masih menganggur, aku adalah seorang mahasiswa yang telah mendapatkan grand setiap bulan.

Kejadian ini yang berlangsung beberapa minggu kemudian. Pada saat itu, hari Jumat sore, saya bekerja di salah satu proyek saya. Mirip biasa untuk menyegarkan, sambil menyeruput secangkir kopi, aku membaca email peserta. Segera membayar permintaan email untuk proposal dari pelanggan, dan aku kadang-kadang geli membaca email lelucon dari teman saya. Tapi ada satu email yang menarik perhatian saya, yaitu, dari teman saya yang tinggal di Bogor, Andi. Dia terlambat dan meminta saya untuk membuat menyegarkan untuk zenith ketika saya tidak sibuk. Kebetulan besok aku tidak ada program, hanya perlu mencapai pembayaran ke salah satu klien. Selain itu Monika, pacarku, juga sedang keluar kota dan keluarganya.

Aku segera mengambil ponsel saya dan memanggil Andi, teman saya.

“Pada .., OK deh ya besok aku memilih lu .. Selama saya tidak di sana gadis
“Gitu donk .. kamu .. Non ni keamanan lu Emangnya mana?
“Untuk Surabaya .. Ada pernikahannya
“Besok, jangan kesiangan ya munculnya .. Jam 11-deh
“BAIK

setelah itu saya menyalakan rokok, dan saya juga lulus pekerjaan saya.

Pagi itu, saya pergi ke Bogor. Di perjalanan, aku pergi ke kesalahan klien saya di daerah Tebet, untuk mengambil proyek-proyek yang sudah menyelesaikan pembayaran. Penyelesaian mengambil cek pembayaran, saya langsung menuju Jagorawi. Sayangnya mobil saya punya ban kempes, untungnya hal itu terjadi sebelum saya bergabung jalan tol. Akibatnya, meskipun aku telah memacu mobil saya, hanya sekitar 12,30 saya datang ke tempat penampungan Andi.

“Sialan lu .. Gue’ve telah menunggu dari sebelumnya, dateng baru. Andi mengatakan sedikit kesal ketika ia membuka pintu.
“Maaf .. Gue perlu klien pertama .. Sudah sehingga mendapat ban kempes, telah mengganti ban bekas di tengah jalan
“Saya Anterin ban pertama .. Hanya mari kita bubut aku pergi lagi.
“Tunggu sebentar .. aku berpakaian untuk saat ini. Andi kemudian ngeloyor pergi ke kamarnya.

Sambil menunggu, aku membaca koran di ruang tamu. Tidak dikenakan Siska, adik Andrew, tiba dengan minuman.

“Mengapa tidak mampir Mas sudah lama?
“Ya Sis, kelelahan sibuk .. Harus mendapatkan uang nih jawab saya.
“Hanya because’ve menjadi pengusaha sombong .. ya dia menggoda sambil tertawa kecil. Siska ini memang cukup akrab. Dia memang sangat ramah dan menyenangkan. Kami juga bermain-main sambil menunggu saudaranya yang semakin.

Andi selesai muncul, kami segera pergi ke tukang tambal ban terdekat. Setelah beres, saya mengambil mobil saya ke sebuah bank swasta untuk mencairkan cek dari klien saya. Antrian panjang tidak mengecewakan hari itu, sebagai hasilnya kami juga menghabiskan waktu yang relatif lama di sana.

Ketika aku keluar dari bank, pukul 14:00 sore, jadi aku mengundang Andi berhenti di sebuah restoran makanan cepat saji untuk makan siang. Di restoran, kami bertemu dengan dua gadis remaja yang masih berseragam SMA tampan. Mulut berambut pendek, menggunakan wajahku cantik. Tinggi dan langsing, dengan menggunakan kulit relatif gelap, tapi bersih. Sementara rambut yang indah wajah, putih dan panjang. Tubuhnya tidak terlalu tinggi, tapi yang paling menarik perhatian adalah benda padat. Payudaranya tampak akbar menatap bagian belakang seragam sekolahnya. Kami tersenyum pada mereka dan mereka membalas dengan centil.

“Wan .. Kami mengundang mereka yuk .. kata Andi.
“Yang bisa saya katakan hanya jika mereka ingin.
“Tapi lu yang memperlakukan ya bos .., yang ngambil baru Duit nih
“Beres deh

Andi kemudian mendekati mereka dan mengundang berkenalan. Andi melakukan ini sekali berani pada hal-hal seperti ini. Dia adalah seorang playboy populer, memiliki banyak anak perempuan. Hal ini didukung oleh bertubuh agak tampan.

“Lisa .. pendek gadis berambut jangka waktunya untuk memperkenalkan diri.
“Teman ini bertanya apa namanya, menatap gadis seksi.
“Kata Novi gadis itu sambil mengulurkan tangannya. Pribadi kusambut jabat tangan halus.

Saya dan Andi kemudian pindah ke meja mereka. Empat dari kita mengobrol sambil menikmati setiap hidangan. Waktu yang dibutuhkan, mereka vonis bulat untuk berjalan-jalan bersama ke zenit. Setelah makan diselesaikan, saat ia berjalan menuju mobil, aku melihat payudara Novi tampak bergoyang-goyang sedikit sambil berjalan. Ingin mencicipi payudara kulumat habis gadis muda.

*****

setelah berjalan-jalan di puncak menikmati pemandangan, kami juga check-in di sebuah motel di sana.

“Memperlakukan saya dengan Lu Lu Wan .. pilih mana saja? Andi berbisik ketika kami mengurus check-in. Memang, sebelum saya akan memperlakukan janji itu, karena saya hanya mendapat salah satu pembayaran proyek saya.
“Aku menjawab singkat Novi.
“Hehe .. Lu nafsu bodynya liat ya? Andi berbisik lagi, tertawa kecil. Penyelesaian itu, kami juga segera check-in. Kugandeng Novi tangan, sementara Andi tampak merangkul bahu Lisa menuju kamar tidur.

Penyelesaian kunci pintu kamar, saya tidak memegang pribadi teguh tubuh Novi. penggunaan eksklusif mencium bibirnya dengan penuh gairah. Menggunakan tangan saya paksa meremas gundukan payudaranya. Penyelesaian puas miliknya, aku mencium lehernya, dan kemudian saya membuka kancing seragamnya segera.

“Iih Mas .. Sudah tidak sabar pengin nyusu ya? Dia menggoda.

Tidak kuhiraukan firman-Nya, secara pribadi saya mengangkatnya cup bra yang tampak terlalu kecil untuk payudara besar untuk menampung itu. Kuhisap langsung dengan daging kesal properti elastis Novi, gadis sekolah menengan Pada rupawan ini.

“Ahh .. Ahh mengerang ketika puting sudah mengeras kujilati dan saya merokok. Novi tangan mengangkat payudaranya, tangannya sementara yang lain ditekan kepalaku ke dadanya.
“Tasty Mas .. Ahh erangnya lebih banyak waktu menikmati mulutku dengan payudara ganas birahiku nafsu sangat menggoda.
“Jilat puting Mas nya .. tanyanya. Erangan masuk ke dan tangan menjambak rambut saya ketika menggunakan permintaan kuturuti dengan senang hati.

 KLIK DISINI

Nikmati payudara seorang gadis muda bahagia, aku mencium punggungnya mengagumkan. Kemudian membawa bahu, dan dia juga mengerti apa yang saya inginkan. Jongkok di depan saya, membuka celana saya ritsleting. Tidak menunggu, aku membantunya membuka semua pakaian.

“Ih .. Mas, benar-benar besar .. dia mendesah pelan saat penisku ditembak tegak di depan wajahnya yang cantik. Dia belai perlahan tangkai pangkal paha.
“Memang, Anda tidak pernah menjadi tanah liat yang besar seperti ini?
“Tidak ada pria Mas Novi .. Bukankah ini banyak. Dia menjawab. Matanya tampak muram ke arah pangkal paha.
“Lezat November Arghh .. .. Aku mengerang saat Novi mulai mengisap kepala penisku.

Dijilatinya lubang kencing, dan kemudian menggunakan ayam dikulumnya bersemangat. Sementara mengocok tangan halus tangkai penisku. Sekali waktu gandum perlahan meremas bola saya. rasa tak tertandingi dari kesenangan ada pada-Ku, seorang gadis cantik memompa penisku menggunakan mulutnya. Aku melihat kepalanya bolak-balik tangkai menghisapi kedewasaan. Kuusap membelai rambutnya menggunakan kesal. Untuk kaki lelah, saya akan pindah kursi. Novi kemudian berjongkok di depan saya.

“Novi isap lagi ya Mas .. Novi belum puas .. katanya lirih.

Kembali ekspresi ayam gadis menghisapi muda ini. Sambil membelai rambutnya, aku melihat mulut kecil penuh sesak pangkal paha. Ruangan segera dipenuhi oleh eranganku, namun nikmat Novi murmur ketika kedewasaan menghisapi. Waktu kepala bolak-balik, payudaranya bergoyang menarik. Aku meremas potongan daging jengkel elastis.

“November .., memakai payudara sandal November .. memohon.

Novi pribadi menempatkan penisku di payudaranya, dan kemudian kupompa penisku. Iklan interim tangan Novi memeras payudara besar, sehingga daging payudara menggores memberikan rasa yang luar biasa dari kesenangan dalam penis saya.

“Ya .. Ya .. juga tidak mendukung untuk menahan rasa. Setelah beberapa waktu, kusodorkan kembali penisku ke mulutnya, yang menerima penuh nafsu.

Penyelesaian mulut serta menikmati payudara gadis sekolah tinggi, saya meminta dia untuk berdiri. Aku mencium bibirnya lagi dan meremas-meremas-remas rambutnya dengan kesal. Rok tangan zipper menghapus seragam abu-abunya, kemudian wipe mengusap vaginanya mulai mengeluarkan cairan membasahi celana dalamnya. Kusibak celana kecil di atasnya dan bibir menghapus-gosok vagina dan klitoris. Novi menggelinjang tubuh dalam pelukanku. Mengerang hadapi.

Aku ingin bercinta gadis-gadis muda. Aku berbalik tubuhnya dan memintanya menungging bertumpu di meja rias. Aku membuka celana dalamnya sebagai hasilnya, ia hanya tinggal mengenakan tombol seragamnya yang telah terbuka.

“Ahh .. lama dia menjerit saat penisku mulai menerobos vaginanya yang sempit.
“Gila .. benar-benar lezat Memekmu November .. Saya mengatakan kepada dinding vagina saat mencicipi penjepit Novi.

Kupompa pribadi kontol di vagina gadis yang baik ini. Sementara itu, tangan saya memegang pinggulnya, meremas pantatnya yang kadang bulat. Novi menjerit nikmat saat tubuh belianya kusetubuhi dengan doggy-style. Aku melihat di meja kaca rias, paras Novi tampak begitu merangsang. Menghadapi gadis muda yang baik yang sedang menikmati hubungan seksual. Payudaranya tampak bergoyang-goyang menggemaskan di bawah seragam mulutnya yang terbuka.

Bosan dengan posisi ini, aku duduk kembali di kursi. Novi kemudian duduk berbalik kepada saya dan diarahkan penisku ke dalam vaginanya. Aku melempar rambutnya yang panjang indah itu dan saya mencium leher putih mulus nya. Sementara Novi tubuh bertindak atas dan ke bawah menikmati kedewasaan. Tanganku tak ketinggalan sibuk meremas payudaranya.

“Ahh .. Ahh .. Ahh .. Erang Novi bergoyang seirama dengan tubuhnya di atas tubuhku. Kadang-kadang mengerang terhenti untuk waktu yang kusodorkan dihisapnya jari.

Beberapa waktu yang lalu, saya berhenti bergoyang tubuhnya dan tubuh kucondongkan relatif terbelakang, sebagai hasilnya saya bisa menghisapi payudara. Itu lezat sekali menikmati payudara kenyal gadis yang baik ini. Dengan kesal kulahap bukit kembar dan puting sekali kujilati mulut merah muda. Novi erangan keras, menghasilkan lebih bersemangat saya menjadi. Setelah selesai saya menikmati payudara ranumnya, kembali tubuh muda Novi mencari divestasi gairah muda dengan penisku memompa naik dan turun liar. Untuk berpikir seorang gadis menengan Sekolah Top bisa jalang ini dalam seks.

cukup lama saya untuk menikmati hubungan seksual menggunakan gadis cantik ini di atas kursi. Kemudian saya memintanya untuk berdiri, serta kembali kami berciuman. Aku membuka seragam sekolah berikut bra-nya sebagai hasilnya, sekarang kami berdua telanjang. Rumah menggunakan kuhisap gemas payudaranya diperas dan tahunan 17. Saya ingin menyelesaikan game ini. Lalu aku dibesarkan dia membuat berbaring di tempat tidur. Saya kemudian diarahkan penisku kembali ke dalam vaginanya.

“Ahh .. Erang Novi ayam di belakang waktu berkerumun liang perempuan.

kupompa pribadi menggunakan sekolah setan tubuh. Erangan nikmat kami berdua memenuhi ruangan, ditambah dengan tempat tidur mengangkat suhu berderit. Saya melihat bahwa indah Novi menggeleng ke kanan dan ke kiri menahan nikmat. Nya sprei tangan meremas-remas.

“Mas .. Novi hampir sampai Mas .. Terus .. Ahh .. Ahh jeritnya sambil tubuhnya mengejang dalam pelukanku.

Dia tampaknya telah mencapai orgasme. Pompaanku menghentikannya, dan kemudian tubuhnya merosot di tempat tidur. Aku melihat potongan keringat mengalir di wajahnya nan ayu. Payudara naik dan turun seirama dengan intake napas. Payudara muda sebagai Latif, besar, elastis, dan padat. Mulutku penuh semangat lagi menikmati penggunaan payudara bersemangat.

Setelah itu, aku menarik penisku di payudaranya dan belakang kujepitkan. kali ini aku punya daging mencubit payudaranya pada penisku. Novi masih tampak terpuruk. Lalu kupompa kembali penisku dalam belahan dada seorang gadis. daging elastis jepitan dibuat tidak bisa bertahan begitu lama. Segera saya menyemburkan sperma saya di atas payudara ini gadis sekolah seksi.

*****

Kami akhirnya tinggal di motel. Sementara di sana, saya sangat senang untuk menikmati tubuh sintal Novi. Berulang kali aku menyetubuhinya, baik di tempat tidur, meja rias, di kursi, atau di kamar mandi sambil berendam di dalam bak mandi. Benar-benar ingin saya untuk tinggal lebih usang lagi, tapi pada hari Senin saya akan bertemu klien saya di pagi hari, sementara ada bahan yang masih perlu dipersiapkan.

Minggu malam, kami kembali ke Bogor. Kali ini ganti Andi sedang mengemudi mobil saya. Lisa duduk di kursi penumpang depan, sementara Novi dan aku duduk di belakang. Dalam perjalanan, melihat Novi duduk mengagumkan di sisi saya, menggunakan rok mini yang memamerkan pahanya yang mulus, membuat saya pulang bersemangat. Saya juga mulai mencium tangannya saat menggosok pahanya. Aku melempar celana dalamnya, dan saya bermain vaginanya dengan jari-jari saya.

“Ehmm .. dia mengerang saat kuusap menggosok klitorisnya dengan gemas.

Mengerang berhenti karena mulutnya penggunaan eksklusif ciuman penuh gairah. Tanganku lalu membuka seragam sekolahnya. Aku menjatuhkan payudara cup bra begitu besar bahwa itu segera mencuat menantang.

“Seperti benar-benar Mas .. Nyusuin Novi katanya lembut.
“Ya Anda kehabisan susu benar-benar mengagumkan bisikku.

Novi mendesis-desis suara di belakang ketika lidah saya mulai menari di atas puting sudah menonjol keras. Saya merokok menggunakan gunung kembar jengkel gadis cantik ini untuk membuat nikmat menggelinjang nya.

“Gantian dong pada bulan November bisikku ketika aku sudah punya payudara matang dibedakan.

Kami pulang saat berciuman tangan Novi yang halus mulai membuka resleting celana. Menurunkan celana saya, sebagai akibat dari penisku telah membengkak mencuat bangga. Novi kemudian ayunya wajah dekat dengan pangkal paha, dan senang untuk membanjiri saya ketika mulutnya mulai menghisap penisku. Sementara menghisapi penisku, perlahan mengocok Novi batang, membuat saya tidak tahan untuk menunda nikmat mengerang.

“Ihh Gede .. benar-benar .. Lisa juga ingin dong … tiba-tiba aku terkejut oleh suara mulut Lisa sejak saat perhatian ternyata entah bagaimana belakang kegiatan kami.
“Pindah menulis di sini saya katakan, membelai rambut masih menghisapi Novi ayam.

Lisa kemudian melangkah untuk pindah ke kursi belakang. Secara pribadi saya mencium wajahnya, yang meskipun tidak secantik Novi tapi cukup manis. lidah dan lidah sudah saling bertautan, sementara Novi masih sibuk menikmati penisku.

“Tunggu sebentar .. ya nanti bergantian .. saya katakan dalam Andi bug bermata melihat dari kaca spion.
“Bos Oke .. Dia menjawab sambil terus melihat mencolok di kursi belakang mobil saya. Setelah berciuman puas, aku menarik penisku dari mulut Novi.
“Mari Lis .. katanya kau senang aku berkata sedikit menekan Lisa ketua begitu dekat dengan pangkal paha.
“Ya .. Abis benar-benar besar .. katanya dengan cutely menyisir rambut yang menutupi telinganya.
“Ahh .. Ya .. Aku mendesah ketika Lisa dimasukkan penisku ke dalam mulutnya. Dihisapinya tangkai pangkal paha seperti anak kecil sedang makan permen lolipop. Kenikmatan unlimited melewati seluruh jiwaku.

Lisa juga menikmati ayam relatif ketinggalan jaman. Sementara Novi menyodorkan belakang payudara mudanya menciptakan menikmati. Penyelesaian beberapa payudara kuhisapi panjang, Novi kemudian mendekatkan wajahnya ke arah pangkal paha dan mencium zakarku gandum, sementara Lisa masih sibuk menghisap batang kemaluanku.

“Di sini pergantian November .. Dia menambahkan saat ia mendorong penisku ke Novi lisan yang di dekatnya. Novi juga menggunakan sigap kembali mempermainkan vaginanya menggunakan nya interim Iklan mulut., Kali ini Lisa ternyata menjilati dan mencium zakarku biji-bijian.

Pada saat itu aku merasa seperti aku berada di nirwana. Dua gadis di sekolah atas indah menengan menjadi menghisapi dan bergantian menjilati penisku. Kuelus membujuk gadis ketua ABG yang sedang menikmati kejantanannya itu. Saya merasa membuat saya merasa nikmat tidak akan tahan lebih lama lagi. Tapi pertama-tama saya ingin bercinta Lisa. Aku ingin merasakan jepitan nikmat vaginanya gadis kulit hitam cantik ini.

Aku bertanya kepadanya untuk duduk di pangkuannya saat ia berpaling kepada saya. Aku melempar celana dalamnya, sementara kuarahkan penisku dalam sukacita kebiasaan. Aku memintanya untuk sengaja tidak membuka pakaian, karena saya tidak ingin menarik perhatian kendaraan yang melintas di luar sana.

“Ah .. mendesah dari Lisa sebagai penisku mulai berkerumun ke dalam vagina tidak kalah sempit dengan Novi milik.

Lisa kemudian menaikkan dan menurunkan tubuhnya di pangkuanku. Novi tidak tinggal diam, saya mencium waktunya memompa penisku di dinding clasps kewanitaannya. Lisa tubuh bergoyang saya merasa akan segera menumpahkan spermaku di vaginanya. Saya mencoba yang terbaik untuk tidak ejakulasi energi sebelum orgasme. Novi, mencium, tangan memainkan Lisa klitoris.

“Ah .. Terus Mas .. Lisa ingin .. dia mendesah. The kuusap cepat menggosok klitorisnya, sedangkan tubuh Lisa menjadi lebih cepat memompa penisku.
“Ahh .. dia mengerang saat nikmat untuk mengalami orgasme.

Tubuhnya tampak mengejang dan kemudian jatuh lemas di pangkuan saya. Aku mengerang tertahan saat aku menyemburkan Vagina gadis ejakulasiku anggun ini. Setelah beristirahat sejenak, kami segera cuci dengan tisu yang tersedia.

“Ingin menyala? Aku bertanya Andi melihat perdamaian tidak membawa mobil saya.
“Jawab Begitu sempurna dong Andi sambil menarik kendaraan roda empat di mana tempat yang sunyi.

Kami juga mengubah wilayah tersebut. Saya yang membawa kendaraan roda empat, sementara Andi pindah untuk duduk di kursi belakang. Rencananya ia tetap akan bermain threesome, tetapi Novi juga pindah ke bangku depan.

“Saya lelah ah .. Mas Said.

Andi tampak kecewa, tapi apa yang diperbolehkan. Kami segera melanjutkan perjalanan kami. Aku mendengar erangan Andi di kursi belakang. Melalui kaca spion saya melihat Lisa mengisap penisnya. Untuk itu puas, saya tidak benar-benar peduli tentang hal itu lagi.

Sesampainya di Bogor, dengan dua gadis kami turunkan pada daerah aslinya, sementara aku memberikan uang kepada beberapa ratus ribu dan taksi uang.

“Jika semuanya ya kontak Bogor Novi Novi Mas .. Kata anggun ketika kami berpisah. Aku melihat beberapa orang memperhatikan mereka. Mungkin mereka menduga mengapa ada dua gadis SMA berseragam pada hari Minggu, malam lagi he .. He ..
“Wan lu .. Gue Doain dapat poli proyek deh lu .. Mari saya memperlakukan saya seperti itu lagi .. Andi mengatakan ketika saya turunkan pada depan rumahnya.
“Sip deh .. Saya menjawab, saat ia mengambil tinggalkan.

Kukebut Jagorawi mobil saya di jalan raya ke Jakarta. Aku tersenyum puas. Yang selalu obsesi saya, sekarang dapat menjadi kenyataan. Ternyata itu indah keanekaragaman hayati.