Saturday, May 9, 2020

Kumpulan Cerita Dewasa Iparku Yang Lama Menjanda


Kumpulan Cerita Dewasa - Aku memang ketagihan bermain cinta dengan wanita setengah baya alias STW, Ada lagi pengalaman nyata yang kualami. Pengalamanku menaklukkan kakak iparku yang pendiam dan agak religius. Entah setan mana yang merasuki diriku karena aku menjerumuskan orang baik-baik kedalam neraka nafsu.

Kejadiannya begini, suatu hari rumahku kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak tertua istriku. Dia datang ke Jakarta karena tugas kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank pemerintah. Uni adalah kepala cabang di Padang, Uni menginap dirumah kami.

Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari

Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua. Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.

Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Uni yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit. Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.

Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini. Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.

Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut. Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…maaf Uni, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

Dengan tenagnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.
“Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumha ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.

Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni. “Ada apa Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.

“Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku. “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.

“Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.

“Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja.

 KLIK DISINI

Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Uni diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.

“Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Uni menggeliat.

Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.

Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Uni masih diam.

Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.

Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..”

“Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung..”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Uni udah nggak tahan,” katanya.

Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni semakin menggelinjang.

Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya. Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya.

Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku. “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.

Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.

Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.

“Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.

Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Uni. Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.

“Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda meninggal, Uni tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Uni masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat. Mungkin posisi Uni sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Uni sebelum kami sama-sama tertidur pulas.

Kumpulan Cerita Dewasa Bantuin Mbak Yuli


Kumpulan Cerita Dewasa - Bermula kenalan yang tidak sengaja di atas bus patas AC, setiap pagi aku naik bus dari terminal di kawasan Jakarta Timur. Sampai suatu hari ada seorang wanita yang naik bersamaan denganku. Kalau diperhatikan wanita ini tampak biasa saja usianya, kuperkirakan sekitar 35-an, tetapi dengan setelan blazer dan rok mini yang ketat warna biru tua, sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih. Hari itu dia naik bersamaku dan di luar dugaanku dia duduk di sampingku, padahal ada bangku lain yang kosong, tapi okelah kuanggap itu adalah wajar. Tapi sungguh aku tidak berani menegur, kadang kala aku melirik ke arah pahanya yang putih dan sedikit di tumbuhi bulu-bulu halus dipermukaannya. Hal ini membuatku betah duduk bersamanya selain juga wanginya membuatku sangat bangga bisa duduk berdampingan dengannya

Begitulah hingga hari ketiga hal yang sama terjadi lagi dan kali ini kucoba, mau iseng-iseng berhadiah, maka kutegur dia, “Selamat pagi Mbak..!” “Pagi juga..” si Mbak menjawab dengan senyum yang cantik di mataku, lalu kubuka pembicaraan “Kayaknya sudah 3 hari berturut-turut kita sama-sama terus.. ya? Mbak mau turun dimana sih..?” dia jawab “Di Sarinah Mas..” dan aku bertanya, “Apa Mbak kerja disana..?” lalu dijawab, “Oh tidak, aku kerjanya dekat Sarinah..” Lalu terjadilah percakapan biasa meliputi kemacetan lalu lintas sampai dia tanya balik, aku bekerja dimana, lalu kubilang di komputer, dan dia bilang bahwa kantornya banyak pakai komputer. Lalu dia berkata, “Boleh dong minta kartu nama”, maka kuberikan sebuah kartu nama, tapi waktu kuminta kartu namanya, dia tidak kasih dengan alasan tidak punya. Rupanya hari ini hari baikku dan segera kutahu namanya “YULI” (bukan sebenarnya), selanjutnya kami selalu bersama-sama setiap pagi dan telepon pun mulai berdering dengan segala basa basi.

Suatu ketika aku tidak melihat dia selama 5 hari berturut-turut. Aku sempat menunggu, sampai telat tiba di kantor. Kuhubungi telepon di kantornya juga tidak masuk, akhirnya dia telepon juga, katanya sakit. Tepatnya hari Senin aku kembali bertemu, kali ini tanpa mengenakan seragam hanya memakai celana jean’s dan kaos T-shirt sehingga dadanya yang montok itu tampak jelas membuat perhatian orang-orang di sekitar kami, kali ini dia mengajakku untuk bolos, “Mas aku butuh bantuan nih”, katanya.

Lalu aku tanya, “Apa yang bisa aku bantu..?”

“Mas, kalau bisa hari ini nggak usah ke kantor temenin aku ke Bogor yuk.. kalau Mas nggak keberatan lho..?”

Aku berpikir sejenak, lalu aku tanya lagi, “Memang kamu mau nggak kerja hari ini?”

“Aku sedang ada masalah nih, ya.. agak pribadi sih, kira-kira bisa nggak Mas.”

Aku nggak pikir lagi lalu kujawab, “Ya.. dech aku temenin..”, dalam hati sih, wah kasihan ini customer aku yang sudah pada janjian.

Dengan alasan keperluan keluarga aku ijin tidak masuk, aku jalan-jalan sama Yuli ke rumah temannya di kota Bogor. Setiba disana aku dikenalkan sama temannya namanya Nia, mereka bicara berdua di belakang, sementara aku di ruang depan seorang diri, setelah itu mereka kembali lagi dan kita mengobrol bersama-sama. Rupanya si Nia punya janji dengan temannya kalau mau pergi jadi kita tinggal berdua saja di rumah itu. Sambil mengobrol di karpet dan nonton TV, dengan manja Yuli tiduran di pahaku, sambil bercerita macam-macam dan aku menjadi pendengar yang baik, sampai dia bertanya,

“Capek nggak Mas ditidurin pahanya gini..?”

Lalu aku jawab, “Ah nggak apa-apa kok Mbak!” dalam hati sih pegel juga nih sudah itu batang kemaluan aku agak sedikit bangun gara-gara aku mengintip dadanya yang montok dan putih. Dia pakai BH yang cuma separuh (atas lebih terbuka) jadi gundukan daging di dadanya agak menonjol, di luar dugaan dia tanya lagi. Tapi kali ini tanyanya nggak tahu lagi, iseng barangkali,

“Burungnya nggak keganggu kan ditidurin sama aku?” lalu aku jawab sekenanya saja,
“Keganggu sih nggak, cuman agak bangun”, eh dia tersenyum, sambil memegang batang kemaluanku,
“Biarin deh bangunin saja, pengen tahu, kayak apa sih!”
“Ya sudah bangunin saja”, jawabku pasrah sambil berharap hal itu beneran,
“Ah yang benar Mas? kalau gitu buka dong biar aku bangunin”,
“Jangan di sini Mbak, nanti kalau Mbak Nia datang gimana kita”,
“Oh tenang saja si Nia pulangnya baru ntar sore, dia teman baik aku, aku sering nginap disini, dia juga suka nginap dirumah aku”, terus aku diam saja.
“Ayo dong di buka, katanya burungnya pengen dibangunin!”

Dalam keadaan duduk dan menyandar di dinding di tambah lagi Yuli yang tiduran tengkurap di kakiku, jadi agak repot juga aku buka jeansku, cuma aku ploroti sampai batas paha saja. Begitu dia lihat batang kemaluanku, langsung di genggamnya sambil berkata,

“Ini sih masih tidur, ya? biar aku bangunin!”

Lalu mulai dikocok dan tangan yang sebelah lagi mengelus bagian kepala, membuatku merasa geli tapi nikmat. Lalu ketika batang kemaluanku mulai mengeras, dia semakin mendekatkan wajahnya dan mulai menjilat dengan ujung lidahnya di sekitar bagian bawah kepala kemaluanku. Sekali-kali dia gigit-gigit kecil, hal ini membuat aku merem melek, akhirnya kukatakan,

“Mbak buka T-shirnya dong!”
“Lho kenapa Mas?” katanya. Aku menjawab,
“Pengen lihat saja!”

Lalu sambil tersenyum dia bangun dan mulai membuka ikat pinggang, kancing celana dan retsleting celana jeansnya, sehingga perut bagian bawahnya tampak putih dan sedikit tampak batas celana dalamnya, lalu dia tarik T-shirt ke atas dan dilepaskan, sehingga dengan jelas aku lihat pemandangan indah dari dadanya yang montok (BH no 36), dan selanjutnya dia mulai menurunkan celana jeansnya, sekarang tinggal pakai BH dan celana dalam saja. Oh.. CD-nya yang mini sekali, betapa indah tubuh wanita ini montok dan sekel setelah itu kembali dia tiduran ke posisi semula. Tapi kali ini dia tidak hanya memainkan batang kemaluan aku tetapi sudah mulai dimasukkan ke dalam mulutnya. Terasa lidahnya bermain di atas kepala kemaluan aku dan oh.. nikmatnya. Sambil membuka baju, aku mencoba mengangkat pantatku agar lebih masuk, rupanya dia tahu maksudku, dia masukan full sampai ke tenggorokannya, aku tidak pernah mengukur batang kemaluanku sendiri tapi di dalam mulutnya batang kemaluanku terasa sudah mentok dan masih tersisa di luar kira kira 2 ruas jari orang dewasa, sampai Yuli sempat tersendak sesa’at. aku pun segera berputar lalu merebahkan badan sehingga posisi sekarang seperti 69.

 KLIK DISINI

Kubiarkan dia mempermainkan kemaluanku, sementara aku ciumi paha bagian dalam Yuli yang mulus dan putih, sambil meremas bagian pantatnya yang masih tertutup celana dalam. Pelan pelan kutarik celana dalamnya, sampai terlihat dengan jelas bulu lebat di sekitar kemaluannya sehingga kontras dengan warna kulitnya yang putih, begitu lebatnya sampai ada bulu yang tumbuh di sekitar lubang duburnya. Oh, indah sekali panorama yang ada di depanku, dan aku pun mulai menjilat vaginanya yang wangi sebab kelihatannya dia rajin pakai shampo khusus untuk vagina. Pada sa’at itu terdengar suara merintih yang lirih. “Oh Mas aku nggak tahan nih.. ah”, dan dia tampak bersemangat. Lubang kemaluannya mulai berlendir, buah dadanya mengeras, akhirnya aku bangun dan kubalikkan tubuhnya dan kulepas BH-nya, sehingga tampak tubuhnya yang montok dalam keadaan bugil. Kuperhatikan dari atas sampai bawah tampak sempurna sekali, putih, mulus, bulu kemaluannya tampak lebat. Waktu kuperhatikan itu, tangannya terus memegang batang kemaluanku, akhirnya kurenggangkan kedua pahanya dan kuangkat sehingga tampak jelas lubang vagina dan anusnya.

Lalu kutarik pelan-pelan batang kemaluanku dari mulutnya dan merubah posisi. Kupeluk dia sambil menciumi bibir, leher, serta telinganya. Hal ini membuat dia terangsang sambil berkata lirih, “Mas masukin saja Mas..!” lalu aku bangun dan aku pandang dia, dan kuatur posisi kedua kakinya dilipat sehingga pahanya menempel di dadanya. Lalu aku berjongkok dan kupegang batanganku dan kuarahkan ke vaginanya lalu kutempelkan kepala kemaluanku. Kutekan sedikit demi sedikit, dan dia mulai merintih, tangannya mencekram tanganku dengan kuat, matanya memejam, kepalanya bergoyang kiri dan kanan dan vaginanya basah hebat. Ini membuat kepala kemaluanku basah, dan aku mulai berirama keluar masuk, tetapi hanya sebatas kepalanya saja. Kini ia mulai mencoba menggoyangkan pinggangnya dan mencoba menekan agar batang kemaluanku masuk total tapi aku pertahankan posisi semula dan mempermainkannya terus. Akhirnya karena tidak tahan dia pun memohon, “Mas.. oh.. masukin saja Mas, nggak kuat nih.. ohh.. Mas”, pintanya. Akhirnya aku mulai mendorong batang kemaluanku perlahan tapi pasti. Dengan posisi jongkok dan kedua kakinya berada di atas pundakku, aku mulai menciumi dengkulnya yang halus itu, Mbak Yuli pun mulai menggoyangkan pinggangnya ke atas dan ke bawah, kira-kira 10 menit kemudian dia mulai merenggang dan gerakannya tidak stabil sambil merintih.

“Mas.. ooh.. Sstt”, dadanya dibusungkan, tampak putingnya menonojol.

“Ayo Mas.. akhh.. terus.. Mas..” aku pun mulai memompa dengan irama lebih cepat, sesekali dengan putaran sehingga bulu kemaluanku mengenai bagian klitorisnya. Hal ini yang menyebabkan Mbak Yuli “Orgasme” atau klimaks, dan terasa cairan hangat menyiram batang kemaluanku, tubuhnya merenggang hebat.

“Mas Ohh.. psstt.. akh..” nafasnya memburu, sesa’at kemudian dia terdiam dan aku pun menghentikan goyanganku. Kutarik pelan-pelan batang kemaluanku dan setelah dicabut tampak ada bekas cairan yang meleleh membasahi permukaan vaginanya. Nafasnya tampak ngos-ngosan seperti orang habis lari. Aku pun duduk terdiam dengan kemaluan masih tegang berdiri, Mbak Yuli pun tersenyum. Sambil tiduran kembali di atas kedua pahaku dan rambutnya terurai sambil dia pandangi batang kemaluanku yang masih berdiri. Tangannya memegang sambil berkata,

“Mas ini nikmat sekali, diapaiin sih kok bisa segede begini.” Lali kujawab,
“Ah ini sih ukuran normal orang asia”, dan dia bilang,
“Tapi ini termasuk besar juga lho Mas.” aku hanya terdiam sambil mengambil sebatang rokok, lalu menyulutnya, dan kulihat Mbak Yuli tetap mempermainkan batang kemaluanku dan berkata,

“Kasih kesempatan 5 sampai 10 menit lagi ya Mas, biar aku bisa nafsu lagi”, aku terdiam hanya menganggukan kepala. Ronde kedua dimulai, di rebahkan badanku lalu dia ambil posisi di atas badanku, dia kangkangin kedua pahanya, dipegangnya batang kemaluanku yang masih keras dan tegang lalu dimasukan ke dalam lubang vaginanya, dan dia pun mulai melakukan gerakan naik dan turun, seperti penunggang kuda. Kedua buah dadanya berayun-ayun lalu secara reflek kupegang kedua putingnya dan kupilin pilin, membuat Mbak Yuli terangsang hebat. Kira-kira hampir setengah jam kemudian aku merasakan spermaku akan segera keluar. Segera aku balikkan tubuhnya dan kupompa kembali vaginanya dengan nafsu, Mbak Yuli merasakan aku akan melepaskan spermaku, dia segera berkata,

“Mas keluarin di luar saja, aku ingin lihat”, aku diam saja sesa’at kemudian Mbak Yuli mulai merintih,
“Aduh Mas ohh.. nikmat.. Mas.. akhh.. mass”, akhirnya Mbak Yuli kembali orgasme membuat vaginanya basah. Hal ini membuat aku semakin nikmat. Akhirnya aku tak mau menahan lebih lama spermaku, terasa sudah di ujung tak dapat kutahan lagi. Segera kutarik batang kemaluanku, tangan kananku mengocok batang kemaluanku sendiri dan tangan kiri menekan pangkal batang kemaluanku sendiri. Pada sa’at itu Mbak Yuli memasukan salah satu jarinya kelubang anusku membuat spermaku muncrat banyak sekali berhamburan di atas dada, perut, dan diatas rambut kemaluannya. Akupun segera berbaring di sampingnya, istirahat sebentar, lalu kekamar mandi untuk mandi bersama.

Dikamar mandi kami saling menyabuni, sambil kuremas kedua buah dadanya yang basah oleh sabun. Mbak Yuli pun memainkan batang kemaluanku yang masih setengah tidur tapi masih saja mengeras. Lama-lama aku tegang lagi karena permainan tangan Mbak Yuli dengan sabunnya, waktu aku tanya,

“Mbak tadi kok minta dikeluarin di luar kenapa?” dia hanya bilang senang melihat kemaluan laki laki lagi keluar spermanya.
“Mas ini bangun lagi ya?” Aku hanya mengangguk sambil tanya,
“Boleh dimasukin lagi nggak?” Dia mengangguk sambil berkata,
“Dari belakang ya Mas!” sambil membalikan badan yang masih penuh sabun dan posisi setengah membungkuk.

Kedua tangannya berpegang di sisi bak kamar mandi dan kedua kakinya direnggangkan sehingga tampak jelas sekali lubang vaginanya, juga lubang anusnya. aku jongkok dibelakangnya sambil mempermainkan lidahku di sekitar vagina dan kedua pantatnya, lamat-lamat kudengar desahan suara diantara gemericik air yang mengalir ke bak mandi. Segera kuambil sabun sebanyak mungkin kugosok di batang kemaluanku, lalu kugenggam batang kemaluanku dan kepala kemaluanku kutempel di permukaan lubang vaginanya.

Terdengar desahan dan aku mulai menggerakkan batang kemaluanku maju mundur, nikmat sekali dan Mbak Yuli pun tampak menikmati dengan menggerakkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri. Kurang lebih 10 menit Mbak Yuli kembali ke puncak kenikmatan. Lendir hangat kembali membasahi batang kemaluanku. Aku bertanya,

“Keluar lagi Mbak?” ia hanya menganggukkan kepalanya, lalu pelan-pelan kembali kugerakkan batang kemaluanku maju mundur sambil menunggu Mbak Yuli terangsang lagi, kulihat lubang duburnya yang agak mencuat keluar, lalu kucoba masukan jari telunjukku ke dalam duburnya setelah aku beri sedikit sabun, terdengar sedikit rintihan,

“Sstt.. ah Mas pelan-pelan”, rintihan yang membuat aku semakin nafsu, tiba tiba aku ingin sekali mencoba untuk menikmati lubang duburnya yang kelihatannya masih “Perawan” itu, kutarik pelan batang kemaluanku yang masih basah dan licin itu akibat lendir dari lubang kemaluan Mbak Yuli.

Kutempelkan kepala kemaluanku yang mengeras di permukaan duburnya, kupegang batang kemaluaku sehingga kepalanya mengeras. Aku mencoba menekan batang kemaluanku, karena licin oleh sabun maka kepala kemaluanku segera melesak ke dalam, dia pun mengeluh,

“Akhh aduh mass.. sstt ohh!” aku berhenti sea’at, dan dia bertanya,
“Kok dimasukin di situ Mas?” lalu kujawab dengan pertanyaan,

“Sakit nggak Mbak?” Mbak Yuli diam saja, dan aku melanjutkan sambil berdiri agak membungkukkan badan, tangan kiriku melingkar di perutnya menahan badannya yang mau maju, dan tangan kananku berusaha memegang vaginanya mencari klitorisnya. Hal ini membuat dia terangsang hebat, dan kutekan terus sampai masuk penuh. Terasa olehku otot anusnya menjepit batang kemaluanku, permainan ini berlangsung 1/2 jam lamanya, dan kembali aku tak mampu menahan spermaku di dalam duburnya sambil kupeluk tubuhnya dari belakang, kutekan batang kemaluanku sedalam mungkin, tubuhku bergetar dan mengeluarkan cairan sperma dalam duburnya, kubiarkan sesaat batang kemaluanku di dalam anusnya sambil tetap memeluk tubuhnya dari belakang, dan tubuh kami masih berlumuran dengan sabun., Kami melepaskan nafas karena kecapaian lalu kami selesaikan dengan saling menyirami tubuh kami, lalu berpakaian dan duduk kembali menunggu Mbak Nia pulang, Mbak Yuli pun tertidur di sofa karena kecapaian.

Ketika mulai senja kulihat Mbak Nia pulang dan aku membukakan pintu, dia bertanya,

“Mana si Yuli?” aku tunjukan dan dia berkata,
“Oh lagi tidur, capek kali ya?” aku hanya diam saja dan Mbak Nia masuk kamarnya, tiba-tiba aku ingin pipis dan aku ke kamar mandi melewati kamar Mbak Nia. Secara nggak sengaja aku melihat dari antara daun pintu yang tidak rapat, Mbak Nia sedang ganti baju, kulihat dia hanya mengenakan celana dalam saja. Tubuhnya bagus, putih bersih dan sangat berbentuk. Sesa’at aku terpana dan ketika ia mengenakan baju aku buru-buru ke kamar kecil untuk pipis, dan waktu keluar dari kamar mandi, Mbak Nia tengah menunggu di depan pintu, sambil tersenyum dia bilang,

“Tadi ngintip ya?” aku hanya tersenyum dan berkata,
“Boleh lihat semuanya nggak?” dia menjawab,
“Boleh saja tapi nggak sekarang, nggak enak sama..” sambil menunjukkan tangannya ke arah ruang tamu. Aku paham maksudnya, lalu dia masuk kamar mandi sambil tangannya menyempatkan meremas kemaluanku, aku segera kembali ke ruang tamu dan membangunkan Mbak Yuli.

Akhirnya aku dan Mbak Yuli sering melakukan hubungan seks dengan berbagai style di motel, villa kadang-kadang di rumahku sendiri, dan ketika aku ingin ke rumahnya beliau selalu melarang dengan berbagai alasan. Ternyata Mbak Yuli ini sudah bersuami dan memiliki seorang anak, ini membuatku sangat kecewa. Di sa’at aku mulai benar benar mencintainya, dan Mbak Yuli pun sebenarnya menginginkan hal yang sama, tapi beliau sudah terikat oleh tali perkawinan. Hanya saja dia tidak pernah merasakan nikmatnya hubungan seks dengan sang suami, dan sa’at jumpa dengan diriku dia cukup lama mengambil keputusan untuk menjadikan diriku sebagai kekasihnya (PIL), katanya bersamaku dia menemukan apa yang dia inginkan (kata dia lho). Hubungan kami berlangsung setahun lebih sampai dia pindah bersama suaminya ke Surabaya. Tapi aku yakin suatu hari aku pasti ketemu lagi. Oh Mbak Yuli sayangku, ternyata kamu milik orang lain. Hingga sa’at ini aku masih berharap ketemu lagi, setiap pagi aku masih setia menunggu kamu, walau tidak ketemu tapi kenanganmu masih tersisa dalam hatiku.

Kumpulan Cerita Dewasa Dirampok Dan Diperkosa


Kumpulan Cerita Dewasa - Sebut saja namaku Liana (nama samaran), umurku 21 tahun, aku adalah anak semata wayang yang terlahir dari pasangan pengusaha yang bisa dibilang sukses dibidang garmen di Ibu kota negara kita ini. Di situs Dewasa ini aku akan menceritakan sekaligus mengeluarkan unek-unek pengalaman sex yang sangat tragis dan yang pernah aku alami. Aku adalah seorang Mahasiswi yang sedang menjalani pendidikan disalah satu universitas ternama di kota kembang (Bandung).

Kebetulan disana aku dibelikan sebuah rumah agar aku tidak susah-susah mencari kost seperti mahasiswi lainya. Orang tua memanglah sangat sayang kepadaku, selain rumah aku juga difasilitasi dengan sebuah mobil dan perlengkapan yang aku butuhkan selama kuliah disana. Mohon maaf sebelumnya pembaca, bukanya saya sombong, tapi memang ini apa adanya sesuai keadaanku yang sebenarnya.

Intinya apa yang aku butuhkan pasti dituruti oleh orang tuaku, Walaupun aku dimanja namun kedua orang tuaku juga mendidiku disiplin dan mandiri. Hal yang paling diutamakan orangtuaku adalah dalam segi hal agama, pendidikan, dan kedisplinana waktu. Hal itu diajarkan oragtuaku agar kelak aku menjadi wanita yang mapan,displin dan taat pada agama. Saking disipli dan religiusnya dulu semasa aku SMA tidak ada satu laki-laki-pun yang berani mendekatiku ataupun bermain kerumahku.

So, aku sama sekali belum pernah pacaran, dan tidak mengerti hal-hal yang berbau sex maupun pornografi. Sampai pada suatu malam ketika aku pulang dari rumah teman karena mengerjakan tugas kelompok, aku dibuntuti oleh sebuah sepeda motor yang saat itu terlihat dari spion mobilku dikendarai oleh 2 orang Pria yang memakai helm jaket kulit. Saat itu aku merasa curiga, karena mereka tidak mau mendahului, padahal aku sudah mengemudikan mobilku dengan sangat pelan.

Sampai pada akhirnya aku telah melintas pada gang pertama hampir dekat rumahku, perasaanku mulai tambah tidak enak karena mereka masih saja membuntutiku. Sebenarnya rumahku dan temanku tidak terlalu jauh, namun untuk menempuh perjalanan kesana harus melewati gang jalan yang sempit yang hanya pas dilewati satu mobil. Saat itu dengan rasa tidak tenang aku terus menancap gas mobilku dengan pelan namun waspada menuju rumahku.

Sigkat cerita sampailah aku di rumah, sesampainya dirumah aku bergegas membuka gerbang rumah dan memasukan mobilku kedalam garasi. Sebelum memasukan mobil tak lupa aku sedikit melirik kendaraan itu masih membuntutiku atau tidak, ternyata setelah aku melirik mereka masih membuntuti aku namun mereka berhenti agak jauh dari rumahku. Saat itu sungguh aku merasa takut sekali, karena orang yang membuntiku itu tinggal 1 orang.

Tadi jelas-jelas aku melihat mereka berboncengan saat membuntutiku. Sungguh mencekam sekali malam itu suasananya. Ditambah lagi suasana sekitar rumahku malam itu sudah sepi sekali, hi serem pokonya deh. Tanpa pikir panjang setelah aku memarkian mobilku didalam garasi, aku-pun segera masuk kerumah dan segera mengunci gerbang dan pintu rumah rapat-rapat. Setelah aku memastikan pintu sudah terkunci, akupun kemudian masuk kekamar.

Didalam kamar aku masih merasa ketakutan sekali, namun rasa takut itu terkalahkan dengan rasa ngantukku karena memang sudah larut malam. Kira-kira baru setengah jam aku tidur, aku terbangunkan oleh suara yang mencurigakan yang berasal jendela. Dalam hati berkata “ kayaknya ada yang mencongkel jendela deh, ” . Sejenak aku diam dan mendengarkan suara itu.

Nampaknya suara itu berasal dari jendela samping rumah yang posisinya berada dekat gang jalanan komplek. Dengan hening aku merasa takut sekali, wajar saja akalu aku takut karena saat itu aku hanya tinggal dirumah sendirian. Setelah beberapa waktu, suara itu menghilang, namu suara itu digantikan dengan suara kaki seseorang yang berjalan dengan pelan didalam rumahku. Saat itu aku semakin takut dan penasaran.

Pada akhirnya aku memberanikan diri untuk melihat dan emastikan suara apa dan siapa yang ebrada didalam rumahku. Tak lama setelah itu aku pun segera menyalakan lampu kamarku dan bergegas membuka pintu kamar secara perlahan. Sungguh nasib, ketika aku sedang membuka pintu dan bermaksud mencoba utuk mengintip, dengan cepatnya seseorang mendorong pintu kamarku dengan keras sehingga pintu itu membentur kepalaku sampai aku terpental kebelakang dan jatuh.

Dengan posisi terjatuh, aku melihat seorang Pria tinggi besar menggunakan tutup kepala. Saat itu aku sanagt shock dan takut sekali, aku hanya bisa diam dan tidak bisa berbuat apa apa. Aku tak mampu berteriak. Yang bisa kulakukan saat itu hanya diam dan memandangi Pria itu. Saat itu Pria tanpa banyak bicara dia langsung menyeretku dan membantingku ke ranjangku.

Tanpa belas kasihan Pria itu, menindih dan menyekap mulutku dengan telapak tangannya yang besar dan kuat itu. Saat itu aku sungguh tidak berdaya, bahkan saking takutnya aku sampai tidak mempunyai pikiran untuk berteriak dan meminta tolong. Yang aku rasakan saat itu hanya rasa takut diiringi dengan detak jantung yang kencang dan keringat dingin yang keluar dengan derasnya mengaliri tubuhku.

Sungguh saat itu aku tidak bisa berbuat apa-apa. Karena tindihan dan gerakan berontak dariku, Lingerie putih yang aku kenakan saat itu-pun tersingkap. Sehingga hal itu membuat paha dan celana dalamku terpampang jelas didepan mata Pria itu. Posisiku kini ditindih dengan tubuhnya, tangan dan mulutku ditekan dengan kuat oleh tanganya dan tubuhku ditahan oleh tubuhnya. Dalam posisi yang tidak berdaya itu, aku hanya bisa menangis, merintih dan ketakutan saja.

Sampai saat itu Pria itu berkata,

“ Bisa diam ngagak kamu, kalau kamu nggk bisa diam saya bunuh kamu sekarang juga, ” ucapnya mengancamku, sembari dia mengeluarkan sebilah pisau dari saku jaketnya.

Saat itu aku hanya bisa mengangguk dan tak tau apa yang akan terjadi padaku. Aku sungguh ketakutan. suasana menjadi menyeramkan. Orang itu perlahan melepaskan tangannya dari mulutku. Aku benar benar tak berani berbuat apa apa. Aku hanya ingin segera pagi dan tetangga sudah terbangun. Tatapan matanya tajam sekali seakan ingin berbuat sesuatu denganku. Kemudian dia melepas penutup wajahnya, dan menaruh pisaunya di sampingku.

Wajahnyanya sungguh menyeramkan penuh dengan kumis dan jambang. Orangnya setengah tua sekitar 42 tahunan menurutku. Dengan penuh nafsu kemudian Pria setengah baya itupun mencumbuiku. Aku yang tidak berdaya hanya bisa pasrah dengan apa yang dilakukan orang tersebut. Dia terus menjilati seluruh wajahku, aku hanya menggeleng gelengkan kepala untuk menolaknya.

Kemudian dia memegangi kepalaku, dan mengajakku berciuman. Dengan penuh paksaan dia ciumi bibirku. Aku merasa geli dan jijik dengan kumis lenatnya. Dia terus menjilati bibirku dan memasukan lidahnya kedalam mulutku. Rasanya hampir mau muntah karena bau alkohol yang sangat menyengat. Aku terpaksa menerima ciumannya dan aku buka mulutku. Dia semakin bringas menciumiku.

 KLIK DISINI

Kini tangannya mulai membuka kancing tali lingerie yang aku pakai dan langsung meremas remas buah dadaku yang sebelumnya memang aku tidak memakai Bra. Dengan penuh birahi dia meremas-remas buah dadaku dengan kencang dan kasar,

“ Eughhhhh…. Sssss… Jangan lakukan ini Om, Sssss… Aghhh…, ” rintihku.

Sembari merintih mohon belas kasihanya tanpa sengaja aku mendesah, karena memang baru kali ini mendapat perlakuan seperti ini,

“ Sudah diam saja kamu jangan banyak omong, sudah nikmati saja !!!, ” ucapnya sembari terus meremas buah dadaku.

Dengan Nafsu tawa dan rasa girang, dia terus menjamah buah dadaku yang belum pernah tersentuh satu lelaki-pun,

“ Pak… tolong Pak jangan lakukan ini, tolong ampuni saya Pak, saya masih perawan, tolong jangan lakukan ini… Hu..uu..uu … ” ucapku memohon belas kasihan diiringi dengan isak tangis aku memohon Pria itu untuk melepaskanku.

Permohonan ampunku nampaknya sia-sia, setelah aku berkata aku masih perawan, bukannya menghentikan, malah lingerie yang aku pakai di robek dengan kasar dan dia tambah liar saja. Setelah tersobek Lingerie-ku kini kini aku-pun hanya memakai celana dalam. Saat itu dia terus menilati leherku dan menciiumi buah dadaku. Putingku di gigit dengan kasar, aku merasa kesakitan.

Dalam hati sebenarnya aku ingin berontak, tapi jika aku berontak pasti aku akan mendapatkan perlakuan yang lebih kejam Darinya. Ditambah lagi saaat itu pisau miliknya berada persis di sampingku, hal itu menambah rasa takutku saja. Aku hanya bisa parah dan menikmati perlakuanya dengan rasa hati yang tidak rela sedikitpun. Aku hanya berharap semua ini cepat selesai.

Dia terus memainkan buah dadaku yang putih mulus dengan putting yang masih berwarna kemerah-merahan. Entah kenapa, ketika dia menjilati puting buah dadaku, aku merasakan geli dan nikmat yang luar biasa.

Hal itu membuat aku melupakan rasa takut dan mulai memejamkan mata. Seiring berjalanya waktu akupun menjkmati perlakuan Pria itu,

“ Oughhh… Lepakann aku Pak… Aghhh… jangan lakukan ini… Ssss… Aghhhh…, ” ucapku dengan menolak namun menikmatinya.

“ Heh… Kamu bisa diam nggak !!! kalau berani berontak aku akan memukulmu.. ” ucapnya mengancamku.

Saat itu dia malah semakin mengancamku dan membuatku semakin tak berdaya. Aku hanya pasrah dan menikmatinya saja. Dengan cepat dia-pun bergegas melepaskan celana panjang hitamnya dan dia lepas celana dalamnya. Sungguh aku merasa kaget dan deg-degkan ketika melihat kejantanan orang itu yang sangat panjang dan besar penuh dengan bulu yang hitam. Dia mengarahkan kejantanannya ke mukaku.

Dengan lantang dan gertakan dia memintaku untuk mengkulumnya. Aku yang tak berdaya yang diiringi rasa takut, saat itu aku tidak bisa menolak dan pada akhirnya aku melayani dengan terpaksa. Aku memasukan kejantanannya ke mulutku, dan dia menyodokkan kejantanannya ke dalam romgga mulutku sampai aku hampir muntah. Sungguh tak punya rasa iba malah dia semakin kejam dan nafsu denganku.

Selang beberapa menit, dia langsung melepaskan celana dalam-ku. Aku sempat menendangnya namun aku ditampar olehnya. Aku menjadi semakin menangis. Sakit sekali dia menampar pipi kiriku dua kali hingga memar. Aku sudah tak sanggup lagi menerima semua ini. Dengan ganasnya dia membuka selakanganku, dan langsung menjilati kewanitaan-ku. Aku tak menyangka ternyata aku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa.

Apalagi saat dia menjilati clitoris-ku dengan cepat. Aku merasakan seperti ada yang mau keluar dari dalam kewanitaan-ku. Disisi lain aku takut kalau dia sampai memasukan kejantanannya ke dalam kewanitaan-ku yang masih perawan. Dia terus melumati kewanitaan-ku hingga akhirnya aku mengeluarkan cairan dari dalam kewanitaan-ku. Serasa hangat dan tubuhku terasa ringan.

Dengan sendirinya aku mendesah karena merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Aku benar benar shok ketia dia mengarahkan kejantanan besarnya ke lobang kewanitaan-ku. Dia mengesek-gesekan kejantanannya dengan cepat dan membuka bibir kewanitaan-ku. Sambil tertawa dan deru nafas yang tak beraturan dia berusaha memaukan kejantanannya ke dalam kewanitaan-ku,

“ Oughhh… Sssssss…., ” desahku mulai keluar dari mulutku.
“ Sungguh luar biasa sekali, ternyata wanita secantik kamu masih perawan, ” ucapnya dengan senyum dan tawa lebar.

Saat itu dia terus memaksakan kejantanannya agar bisa menembus kewanitaanku dan mendapatkan keVirginku. Dengan kasar dia terus memaksakan kejantananya agar memnembus keVirginku. Setelah beberapa waktu pada akhirnya diapun berhasil membenamkan kejantananya,

“ Blesssssssssssss…., ”
“ Aouwwwwwwww… Sa… Sakit… HU… Uuuuu…, ” rintihku kesakitan.

Hanya kata itu yang akuucapkan, saat itu aku hanya bisa memejamkan mata dan menerima kenyataan yang akan terjadi. Aku mulai merasakan sakit yang luar biasa ketika berulangkali dia berusaha merobek selaput darahku. Aku hanya bisa menagis dan menutup mulut, tanganku meremas sprei dengan kencang. Dia kemudian meludari kewanitaan-ku hingga kewanitaan-ku penuh dengan air liurnya.

Dengan sekuat tenaga dan penuh paksaan akhirnya kejantanan sebesar itu mulai menembus keperawanan-ku yang selama ini aku jaga. Dia merasa sangat bangga dan semakin bringas.Saat itu dia langsung menggenjot kewanitaan-ku dengan liar dan kasar,

“ Oughhh… Ughhh…. Nikmat sekali Memek kamu ini… Aghhhhh…, ” ucapnya.

Rasa sakit, perih dan panas aku rasakan. Akhirnya darah perawankupun tercecer di atas sprei kasurku. Aku tak bisa berbuat apa apa lagi. sakit sekali aku rasakan, namun kulihat dia malah semakin bersemangat menghujamkan kejantanan-nya yang besar dan panjang ke kewanitaan-ku. Kakiku di buka lebar, dia terus menggenjot dan sambil meremas buah dada-ku dengan kasar. Aku terus menangis dan merasakan siksaan yang sangat luar biasa.

Mau teriak dan minta tolong namun semua sia-sia dan hanya akan membuat aku semakin tersiksa. Aku merasakan batang kejantanannya sudah masuk hingga dalam kewanitaan-ku. Semakin cepat dia menyodokan kejantanannya ke kewanitaan-ku, dan tiba tiba dia mencabut kejantanan-nya dan kulihat di batang kejantanannya terdapat bercak darah perawan dari kewanitaan-ku.

kemudian dia mengarahkan ke mukaku dan mengocoknya di depan mulutku. Akhirnya seluruh air mani-nya tersembur pada wajahku. Saat itu sungguh amis baunyanya, saat air mani mengalir dalam mulutku kurasakan asin dan anyir air mani Pria itu. Aku merasa sangat terhina dengan perlakuannya. Karena bisa mendapatkan keperawann-ku dia-pun girang sekali. Sungguh aku merasa kecawa sekali pada diriku sendiri, sungguh kejam sekali Pria itu.

Setelah puas memperkosaku, kemudian pria itupun bergegas merapikan diri dan mengambil barang-barang berharga miliku dan kabur sembari mengancamku agar tidak teriak. Sungguh rasa pemerkosaan itu selalu membuatku takut dan dan tauma. Sampai sekrang kedua orang tuaku-pun, sama sekali tidak mengetahui musibah yang aku alami. Bahkan aku tidak berani mengatakan pada orang tuaku, karena aku takut mereka kecewa padaku.

Dengan menuliskan cerita sex pedihku ini, setidaknya aku sedikit merasa lega karena aku bisa meluapkan rasa kesal dan kecewaku pada situs ini. Semoga cerita ini bisa membuat para wanita diseluruh penjuru dunia lebuh berhati-hati jika berada dirumah sendirian.

Kumpulan Cerita Dewasa Mbak Desy Pelampisanku


Kumpulan Cerita Dewasa - Nama aku Tommy 19 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 5 tahun lebih tua dariku. Aku ngin menceritakan kejadian yang menimpa kehidupan seks aku 3 tahun yang lalu.

Pada waktu itu aku berumur 16 tahun masih 1 SMA, sedangkan kakak aku berusia 21 tahun dan sudah kuliah. Kakakku orangnya memakai jilbab. Meskipun kakakku memakai jilbab dia sangat sexy, orang bilang mukanya sexy banget, demikian pula postur tubuhnya, tinggi 160 cm, kulit putih dan bra aku kira 36-an, tapi yang paling menyolok dari dia adalah pantatnya yang bulat besar dan bahenol, ini dapat aku nilai karena aku sering mengintip dia waktu dia sedang mandi atau sedang ganti pakaian.

Jika berjalan ke mal ataupun kemanapun dia pergi, dia selalu pakai baju yang agak ketat meskipun dia memakai jilbab, orang selalu memandang goyangan pinggul dan pantatnya. Sampai-sampai aku sebagai adik kandungnyapun sangat menyukai pantat dan pinggul kakakku itu.Meskipun kakakku memakai jilbab, kebetulan kakakku menyukai baju-baju model agak ketat dan celana agak ketat pula sehingga agak mencetak kemontokan dan keindahan tubuhnya. Apalagi jika dirumah, meskipun dia selalu memakai jilbab atau kerudung, dia selalu memakai baju tidur yang panjang tapi agak tipis sehingga agak terlihat belahan pantat dan celana dalamnya.

Sebagai remaja yang baru puber dan juga olok-olok dari teman-temanku diam-diam aku sangat terangsang bila melihat pinggul kakakku. Sebaga efek sampingnya aku sering melakukan onani di kamarku atau di kamar mandi sambl membayangkan gimana rasanya kemaluanku dijepit diantara pantat montoknya.Keinginan itu kurasakan sejak aku duduk di bangku 1 SMA ini, aku sering mencuri-curi pandang untuk mengitip CD-nya apabila dia memakai rok. Dia mempunyai pacar yang berumur setahun lebih muda dari padanya. Aku sering memergoki mereka pacaran di ruang tamu, saling meremas tangan sampai mereka berciuman.

Suatu hari aku memergoki pacarnya sedang menghisap buah dada kakakku di kamar tamu meskipun baju dan jilbabnya tetap terpasang di badannya, kakakku hanya mengeluarkan buah dadanya dari kancing yang terlepas sebagian, mereka langsung belingsatan buru-buru merapihkan bajunya. Malam harinya kakakku mendatangi kamarku dan memohon kepadaku agar tidak menceritakan apa yang aku lihat ke orang-orang terutama pada ayah dan ibuku. Dik, jangan bilang-bilang yah, abis tadi si Hendra (pacarnya) memaksa Mbak, katanya.

Aku Cuma mengganguk dan melongo karena kakakku masuk kekamarku menggunakan jilbab dan baju yang longgar(daster) tetapi agak tipis sambil membawa sebuah novel, sehingga paha dan dadanya yang montok terlihat karena dikamarku agak gelap sedangkan diluar lampu terang benderang. “hai, kok melongo???? “ …aku jadi gelagapan dan bilang “ia- ia mbak, aku ngga akan bilang-bilang” kataku.Tiba-tiba dia rebahan di ranjangku dengan tertelungkup sambil membaca novel, aku memandanginya dari belakang membuat kemaluanku ngaceng karena pantat kakakku seolah-olah menantang kemaluanku. Berkali-kali aku menelan ludah. Dan pelan-pelan aku meraba kemaluanku yang tegang.

Sampai kira-kira lima menit, dia menoleh ke arahku dan aku langsung melepas tanganku dari kemaluanku dan berpura-pura belajar. Kakakku mengajakku lari pagi besok hari dan dia memintaku menbangunkannya jam 5 pagi. Aku mengiakannya. Ketika dia keluar kamarku, aku melihat goyangan pinggulnya sangat sexy, dan begitu dia menutup pintu, aku langsung mengeluarkan kemaluanku dan mengocoknya, tapi sialnya tiba-tiba kakakku balik lagi dan kali ini da melihatku mengocok kemaluanku. Dia pura-pura tidak melihat dan berkata “jangan lupa bangunin mbak jam 5 pagi “. Lagi-lagi aku gelagapan “ia- ia – ia” kataku.

Kakakku langsung pergi lagi sambil ngelirik ke-arah kemaluanku dan tersenyum. Malam itu aku ngga jadi beronani karena malu dipergoki kakakku.Pagi harinya jam 5 pagi aku ke kamarnya dan kudapari dia sedang tidur mengakang…. Lagi-lagi aku melotot melihat pemandangan itu dan aku mulai meraba-raba pahanya, sampai kira-kira 2 menit dan ku-remas paha montoknya dia terbangun danku buru-buru melepaskan tanganku dari pahanya.

Singkat cerita kami lari pagi, dia mengenakan jilbab atau kerudung sedangkan bajunya dia mengenakan training yang agak ketat sehingga setiap lekuk pinggul dan pantatnya terlihat sexy sekali dan tiap laki-laki yang berpapasan selalu melirik pantat itu. Begitu selesai lari pagi, kita pulang naik angkutan bus dan kebetulan penuh sesak, akibatnya kita berdesak-desak. Entah keberuntungan atau bukan, kakaku berada di depanku sehingga pantat montoknya tepat di kemaluanku.

Perlahan-lahan kemaluanku berdiri dan aku yakin kakakku merasakannya. Ketika bus semakin sesak, kemaluanku makin mendesak pantatnya dan aku pura-pura menoleh ke-arah lain. Tiba-tiba kakakku mengoyangkan pantatnya, karuan aku kenikmatan. ‘dik, kamu kemarin ngapain waktu mbak ke kamar kamu?” katanya “kamu onani yah??? Katanya lagi aku diam seribu basa karena malu. ‘makanya buru-buru cari pacar” katanya. “emang kalo ada pacar bisa digini yah?” kataku nekat sabil menonjokkan kemaluanku dipantatnya. “setidaknya ada pelampiasan” timpal kakakku. . “wah enak dong mbak ada pelampiasan?”tanyaku. “tapi ngga sampe gini” kata kakakku lagi sambil menggoyangkan lagi pantatnya. “kenapa” tanyaku.

Sebelum dia menjawab kami sudah sampai tempat tujuan.Pada sore hari itu, ketika aku pulang sekolah, kudapat rumah sepi sekali dan perlahan-lahan aku masuk rumah dan ternyata kakakku dan pacarnya sedang diruang tamu saling cium dan saling raba. Aku terus mengintip dari balik pintu, selembar demi selembar pakaian pacar kakakku terlepas sedangkan kakakku masih memakai jilbab dan baju jubahnya masih terpasang tetapi sudah tersingkap sampai sebatas perut, sehingga terlihat CD hitamnya yang mini dan sexy dan pacarnya sudah tinggal memakai CD saja.

Kulihat tangan kakakku menelusup ke dalam CD pacarnya dan meremas serta mengocok kemaluan pacarnya yang tegang. Pelan-pelan tangan pacarnya membuka CD kakakku dan terbukalah pantat bahenol nan montok milik kakakku. Pacarnya meremas-remas sambil meringis karena kocokan kakakku pada kemaluannya. ‘oh, aku udah ngga tahan” kata pacarnya “aku pengen masukin ke memekmu” katanya sambil mendorong kakakku sehingga tertelungkup di sofa. Ku lihat dia semakin mengangkat baju kakakku tetapi jilbabnya tetap terpasang tetapi sudah agak kusut dan menindihinya dari belakang kan berusaha menyodokan kemaluannya ke kemaluan kakakku dari arah belakang.

 KLIK DISINI

Tapi begitu nempel di pantatnya, kuliha ar maninya tumpah ke pantat kakakku. “ohhh” dia melenguh dan kakakku menoleh kebelakang” kok udah” tanyanya Pacarnya bilang “maaf aku ngga tahan” katanya . Tiba-tiba lampu padam dan telepon HP sang pacar berdering dan di balik pintu aku sedang beronani ria sambil melihat kemontokan tubuh kakakku. Setelah menerima HP, sang pacar menyalakan sebatang lilin kecil diatas lemari dan dia berpakaian dan buru-buru pamit. “Aku ngga anterin kedepan pintu yah “ kata kakakku sambil tetap tertelungkup di sofa….. Begitu sang pacar hilang , nafsuku sudah ke ubun-ubun, di kegelapan remang-remang aku mendekati kakakku dan setelah dekat, dari jarak kira-kira satu meter aku memandangi bagian belakang tubuh telanjang kakakku, berkali-kali menelan ludah melihat pantat bahenol kakakku.

Karena udah ngga tahan, aku pelan-pelan membuka celanaku sampai copot dan kulihat kemaluanku yang besar dan panjang (itu menurut teman-temanku sewaktu kami berenang dan membandingkan kemaluan kami) berdenyut-denyut minta pelampiasan. Aku langsung menindihinya dari belakang, dan untungnya kakakku mengira sang pacar belum pulang dan masih ingin ngentot dia. “aw…., dra (nama pacarnya hendra) kok ngga jadi pulang” tanyanya , karena kondisi ruangan sangat gelap sehingga dia tidak menyadari bahwa adiknya sedang berusaha menempelkan kemaluannya ke kemaluanya. “aw dra jangan dimasukan aku masih perawan katanya ditempelin aja dra aku masih perawan’ katanya memohon. Karena aku udah tahan, maka pelan-pelan ku bimbing tangannya untuk menggengam kemaluanku dan agar ditutun ke kemaluannya.

Begitu dia megang “dra, kok gede amat sih”katanya heran (soalnya punya pacarnya jauh lebih kecil daripada punyaku)sambil membimbing kemaluanku dan menempelkan kekemaluannya. “gosok pelan-pelan dra”, aku menekan dan gila bener-bener nikmat. Setelah kira kira dua menit aku menggosokkan kemaluanku ke kemaluan kakakkut akhirnya aku mencapai klimaksnya dan crot…crot..crot…spermaku menyembur ke pantat kakakku.Aku tetap memeluk tubuh kakakku dan pelan-pelan aku meninggalkannya. “dra, mau kemana?” teriaknya aku buru-buru memungut celana dan memasuki kamarku dan masih celana dan CD ku belum kupakai aku rebahan di ranjangku sambil kututupi dengan selimut tipis membayangkan kenikmatan yang barusan terjadi.Tba-tiba telepon berdering dan lampu menyala. kudengar kakaku menerima telepon itu dia herannya setengah mati karena yang menelepon adalah pacarnya si henra.

“dra, kok kamu udah ada di rumah lagi jangan main-main yah kamu dimana, udah enak langsung lari” Beberapa saat kemudian kudengar bunyi telpon dibanting. Dan dikamarku, aku cepat-cepat mematikan lampu dan pura-pura tidur. Semenit kemudian kakakku masuk ke kamarku dan melihat aku tidur berselimut dia menghampriku dan duduk di tepi ranjangku. Di kegelapan kamarku kuintip kakakku masih memakai pakai dan jilbab yang tadi dia pakai,dia ngga berani membagunkanku malahan rebahan disampingku. Kesunyian sekitar 15 menit, kemudian kuintip ternyata kakakku tertidur. Akupun tertidur sampai keesokan harinya.

Setelah kejadian hari itu aku selalu membayangkan betapa enaknya tubuh kakakku meskipun hanya menempelkan dan menggosokan kemaluanku pada kemaluannya saja. Pada suatu siang, aku ingin meminjam kaset lagunya. Karena sudah biasa, aku pun masuk tanpa mengetuk pintunya. Dan betapa terkejutnya aku ketika kulihat mbak Desi kakakku sedang tidur-tiduran sambil memejamkan matanya. Tangannya masuk kedalam CD nya sedangkan jilbab dan bajunya masih terpasang, hanya bajunya sudah tersingkap sebatas perut. Spontan, ia terkejut ketika melihatku. Aku segera keluar.Tak sampai satu menit, mbak Desi keluar (pakaiannya sudah rapi meskipun jilbabnya agak kusut). Ia memintaku agar merahasiakan hal itu dari ayah ibuku. Lalu kujawab:“Aku janji ga bakal bilangin hal ini ke ayah ibu koq.”“Thank’s ya dik.”“Eh, emangnya onani itu dosa ya?”Bukan jawaban yang kudapatkan, malah tatapan kakaku yang lain dari biasanya. Bagai disihir, aku diam saja saat dia menempelkan bibirnya ke bibirku.

Dilumatnya bibirku dengan lembut. Dikulumnya, lalu lidahnya mulai menembus masuk ke dalam mulutku. Aku segera menarik diri darinya, tapi ia malah memegang tanganku lalu mengarahkannya ke dadanya dan kurasakan betapa empuknya buah dada kakakku. Refleks aku berontak karena aku malu. Tetapi kakakku bilang,”lakukanlah dik seperti yang kau lakukan tempo hari padaku”.Aku kaget “ja..jadi mbak tahu apa yang kulakukan pada mbak tempo hari.” jawabku gugup.“ya” jawab kakakku.“maafkan aku mbak…” ucapkuBelum selesai aku berkata, ia sudah melumat bibirku. Dan kali ini lidahnya berhasil memasuki mulutku. Kami berciuman sangat lama. Setelah puas berciuman, Ia malah menarikku ke kamarnya. Disana aku direbahkan, dan ia membuka celana dan CD ku.

Kakakku tersenyum melihat kemaluanku yang sudah mengacung tegak. Ukurannya sekitar 18 cm. Lebih panjang dari punya pacar kakakku, Hendra.Melihat kakakku tersenyum, aku mulai menarik ke atas baju kakakku. Rupanya kakakku sudah membuka Branya sehingga akupun bisa langsung melihat payudaranya yang berukuran 36B itu. Kumulai menyentuh dan meremas Payudara kakakku yang lembut, sementara baju dan jilbabnya masih terpasang walaupun agak kusut. Kakakku menggelinjang merasakan kenikmatan dan mendesah keenakan.Setelah aku melihat kakaku sudah terangsang, Aku membuka CD warna hitam kakakku sehingga kini terpangpanglah kemaluan kakakku yang berbulu lebat tapi halus itu.

Sekarang aku memegang kemaluanku dan mengarahkan kemaluanku ke mulutnya. Dia menutup mulutnya rapat-rapat.“Ayo donk mbak! Isep! Kayak mbak ngelakuinnya buat pacar mbak.”“Koq kamu tahu?”“Ya tahu donk..kan aku sering ngintipin mbak begituan ama pacar mbak”“Ayo mbak.” Rengekku.Kakakku pun mulai tertantang mempraktekkan kemampuan lidahnya. Kemaluanku segera diaremas-rems. Setelah itu dijilati dengan penuh gairah, seolah itu adalah lollipop yang manis. Kakakku pun mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Tidak bisa semua, tapi setidak-tidaknya sudah setengah yamg masuk. Di gigit-gigit kecil kepala kemaluanku sambil memainkan buah pelirnya.

Akupun memejamkan mata keenakan.Kakakku melepaskan kemaluanku dari mulutnya, tangannya mengangkat baju panjangnya dan menempelkan kemaluanku ke payudaranya aku pun membuka mataku. Lalu meraih kuraih kemaluanku, kuarahkan kemaluan itu ke kekemaluannya yang sedari tadi sudah basah. Kugosok-gosoknya ke klitorisnya, aku jadi merinding dibuatnya. Desahan tak karuan pun keluar dari mulutku. Di satu sisi aku tahu ini salah, tapi di sisi lain, aku benar-benar menikmatinya.Setelah puas bermain-main dingan klitorisnya, kemaluanku segera ku arahkan ke lubang kemaluannya.

Tetapi kakakku bilang “Jangan dimasukan, aku masih perawan. Ditempelkan dan digosokan aja seperti tempo hari”Akupun mengangguk dan segera ku tempelkan dan kugosokan kemaluanku ke kemaluan kakakku. Setelah beberapa saat kemaluanku ku tekan tekan ke lubang kemaluan kakakku maka crot…crot.. crott spermaku menyembur di perut kakakku.Dengan kemaluan masih menempel di perut kakakku, kami mulai bercumbu lagi, kujilat payudara kakaku sampai perutnya. Setelah itu kami mengambil posisi 69.

Aku pun mulai menjilati kemaluannyanya yang sudah basah oleh cairan kewanitaannya. Sementara ia menjilati kemaluanku.Kami saling berpelukan bugil, setelah puas bermain, kami pun menuju kamar mandi, namun belum sempat bermain di kamar mandi, kudengar suara mobil orangtuaku. KAmi cepat-cepat kembali ke kamar dan berpakaian. Saat orangtua kami masuk, aku sudah berpakaian lengkap sedang kakaku pun sudah berpakaian lengkap dengan jilbabnya. Sejujurnya saat itu aku sedang tegang dan gugup.

Untunglah orangtuaku tak curiga. Kami pun ternsenyum berdua dengan penuh arti. Sejak saat itu kami saling memuaskan walupun tidak sampai memasukan kemaluanku kedalam kemaluannya karena aku takut kakakku kehilangan keperawanannya. Kadang-kadang kami juga main di sofa, di lantai, dan kamar mandi.

Friday, May 8, 2020

Kumpulan Cerita Dewasa Obat Perangsang Untuk Sepupuku


Kumpulan Cerita Dewasa - Pada pagi yang indah dan cerah itu, aku sedang lewat depan kamar Anggun adik sepupuku, Anggun adik sepupu tepatnya Anak dari tanteku, kira-kira sudah ikut denganku sejak 1 tahun yan lalu. Dia bekerja sebagai Teller Bank BCA di Jakarta. Ketika itu kulihat pintu kamar Anggun sedikit terbuka, ketika itu tiba-tiba timbul keinginan di benakku untuk mengintip Anggun. Dari sela pintu itu kulihat Anggun masih tertidur pulas.

Anggun yang masih tertidur pulas saat itu hanya mengenakan daster tidur yang berbahan tipis dan sexy. Sungguh benar-benar cantik sekali dia, batinku sembari menatap wajahnya yang putih bersih. Pelan-pelan, aku Masuk ke dalam kamar sambil melangkah sangat pelan, dan sebelumnya sepatuku telah kubuka terlebih dahulu agar tidak terdengar suara langkah kakiku karena sepatu.

Setelah masuk didlam kamar Anggun, kupandangi wajah cantik dan juga seluruh tubuhnya yang saat itu tertidur dengan posisi terlentang. Saat aku sedang asik meandanginya tiba-tiba Anggun menggeliat kesamping kiri, kaki kanannya agak menekuk hingga celana dalamnya terlihat jelas olehku. Dengan seksama sambil menahan nafas ku pandangi seluruh sudut celana dalam Anggun.

Garis Vaginanya membayang jelas dibalik celana dalam yang tipis itu, biraku tiba-tiba memanas. Secara pelan tapi pasti Penisku-pun mulai tegang tegak berdiri, hingga celana kerja ku terasa sesak. Ditambah lagi aku melihat, dari pinggiran celana dalam Anggun, saat itu kuperhatikan rambut kemaluanyanya sedikit keluar dari celana dalamnya yang mini dan tipis itu.

Entah setan apa yag merasukiku, dengan spontan secara perlahan aku meraba pahanya yang mulus sekali. Ditengah asiknya aku yang sedang meraba pahanya, tiba-tiba Anggun terbangun, dan dia kaget melihat aku berada dikamarya,
“ Hah, Abang lagi ngapain dikamar Anggun ? ” tanyanya bingung.

Lalu dengan sedikit gugup aku menarik tanganku dari paha Anggun, “ Eeee… Abang, Cuma mau ngebangunin …kamu kog Nggun, ntar kamu kesiangan ketempat kerja ”, Kataku gugup.

“ Oh begitu ya Bang… makasih ya Bang udah bangunin Anggun ”, ucap Anggun sembari duduk dipinggiran tempat tidur.
“ Iya Anggun, yaudah buruan bangun terus berangkat kerja gih !! ”, kataku sembari keluar dari kamar Anggun dengan jantung masih berdetak cepat.

Setelah keluar dari kamar Anggun, aku menuju ruang makan lalu aku menyeduh secangkir kopi. Saat itu pikiranku m asih melayang karenamembayangkan hal yang kulakukan pada Anggun tadi. Ditengah fantasiku yang sedang asik, tiba-tiba,

“ Bang… kog Abang senyum-senyum sendiri sih ”, tanya Anggun dengan tiba-tiba dan melintas didepanku.
“ Ah… nggak papa kog Nggun ”, jawab singkatku pada Anggun.

“ Kirain kenpa bang, hhe… Oh iya Abang mau aku masakin buat sarapan nggak ??? tanya Anggun padaku.
“ Nggak usah Nggun, Abang soalnya sebentar lagi berangkat kerja Nggun ”, kataku sembari melirik Anggun yang sedang membuat jus jambu kesukaannya.

“ Oh gitu ya Bang, yaudah deh ”, jawabnya singkat. Selalu gelas nya diletakkan diseberang posisiku duduk.
Lalu ia bergegas kekamar mandi. Seketika timbul fikiran kotor diotakku, didalam bungkus marlboro aku masih kusimpan 1 butir inex sisa semalam. Inex itu aku remas sampai hancur lalu kumasukan ke dalam Jus Anggun tadi, setelah itu aku aduk sampai larut didalam jus itu. Setelah itu aku berjinjit ke dalam gudang di samping kamar mandi.

Didalam ruang gelap dan berdebu itu terdapat lubang yang cukup untuk aku mengintip Anggun yang sedang mandi. Dari sela-sela lubang kulihat Anggun tengah membasahi tubuhnya, posisinya membelakangi lubang intipku, jadi aku hanya melihat punggung dan bongkahan montok pantatnya. Mataku tak berkedip saat tubuh putih nan montok itu menghadap lubang intipku.

Sembari mengintip Anggun, aku menahan nafasku yang mulai memburu, lalu Penisku mulai ku pegang dan kukocok. Kulihat Vaginanya yang ditumbuhi dengan bulu halus yang lebat namun rapih. Dalam batinku berkata apapun caranya aku harus bisa menikmati Vagina Anggun ini. Tak terasa Anggun aku mengintip Anggun sudah setengah jam.

Sementara itu aku hanya puas secara mata saja tanpa bisa menyentuhnya. Setelah itu Anggun-pun selesai mandi, dan mulai mengambil handuknya. Sementara Anggun mengeringkan tubuhnya dengan handuk, aku segera bergegas keluar dari gudang dan kembali duduk di ruang makan. Tak lama setelah itu, Anggun-pun melintas dan aku melirik tubuhnya yang hanya terlilit handuk saja.

Sembari melirik akupun berbasa-basi pada Anggun,
“ Nggun… Jam segini udah mendung aja nih, kayaknya hari ini bakal turun hujan lagi deh, Nggun ”, kataku.
“ Iya nih Bang. Oh iya Bang, nanti aku ikut motor abang sampai halte depan ya Bang ”, pinta Anggun padaku.
“ Okey Nggun ”, jawabku singkat.

Kemudian Anggun segera masuk kedalam kamarnya, tidak lama kemudian Anggun-pun sudah keluar dengan seragamnya,
“ Wah… kamu terlihat cantik sekali Ya Nggun kalau kamu pakai seragam itu”, pujiku kepda Anggun.
“ Ah Abang bisa aja Deh, hhe…”, balas Anggun malu-malu sembari mengambil gelas Jusnya yang tadi sudah bercampur dengan Inex.

Tanpa ragu Anggun-pun meminumnya sampai habis tanpa ada rasa curiga sedikitpuun.
“ Kena lu sama Gue ” ucap dalam hatiku.

“ Ayo Nggun berangkat, nanti keburu hujan lagi ”, ajakku.
Setelah aku mengunNggun pintu rumah, aku segera starter motorku, Anggun-pun lalu duduk membonceng dengan memegang pundakku. Saat itu kira-kira kami baru berjalan selama 10 menit, tiba-tiba dia menegeluh sambil menyandarkan kepalanya di punggungku,

 KLIK DISINI

“ Aduh Bang, kok kepala Anggun pusing gini ya Bang ”, keluh Anggun. Saat itu juga, aku segera mengentikan motorku,
“ Wah… kog tiba-tiba kamu pusing, yauda kamu Abang antar pulang aja yah ??? ucapku pura-pura perduli kepada Anggun.
Ketika itu Anggun tampak gelisah, dan bibirnya yang sensual tampak mulai digigit-gigit sengan pelan,

“ Nggk tau nih Bang, yaudah Anggun anteri pulang aja deh Bang ”, jawabnya.
Dengan cepat, kuputar motorku kembali menuju ke arah rumah. Sesampainya dirumah ketika di akan turun dari motor, dia sudah tampak lemas tak berdaya layaknya orang sedang On. Tanpa banyak tanya, Anggun segera ku papah masuk kedalam kamarnya, dan kurebahkan dia di tempat tidur,

“ Aduhh Bang ”, ucap-nya pelan.
Setelah itu tiba-tiba matanya menatapku sayu, sembari dia terus menggigit-gigit bibirnya. Saat itu kedua kakinya masih menggantung di bawah kasur, jadi posisi-nya Anggun mengangkang. Karena Posisi Anggun seperti itu maka celana dalam Anggun saat itu terlihat jelas di mataku. Nampak begitu jelas Vaginanya yang menggembung dari balik celana dalamnya itu.

Karena adik sepupuku yang montok dan cantik ini sudah terkena pengaruh inex yang ku berikan tadi, maka aku memberanikan diri untuk mencoba melepas celanaku,

“ Bang… Abang mau ngapain melepas celana ? ” ucapnya dengan setengah sadar karena pengaruh Inex tadi.
Lalu setelah celana dan celana dalamku terlepas, nampaklah batang Penisku yang sudah tegak dan besar maksimal itu. Lalu tangan kiriku yang sedang memegang Penis, lalu kuarahkan kepada Anggun,
“ Bang… badan Anggun panas dingin Bang ”, ucapnya berbisik.

Ketika itu aku hanya tersenyum, tangan kananku kemudian meraih tangan Anggun, lalu tangan kirinya Anggun kuarahkan ke Penisku, hingga dia menggenggam batang Penisku. Semula Anggun hanya menggenggam Penisku saja, tapi kemudian dia mulai mengelus dan mengocok-kocok Penisku yang sudah tegak menantang itu,

“ Ouwhhh… terus Anggun… yahh… terus Anggun sayang… ”, kataku sedikit berbisik.
Lalu tanganku langsung melucuti pakaian kerjanya hingga pakaian atasnya terbuka semua termasuk Bra Anggun yang berenda itu. Alamakkk… seksi sekali Anggun ini, gumamku pelan. Payudara Anggun yang membusung dengan puting yang mengeras mancung, nafas Anggun yangsemakin memburu deras-pun mengiringinya.

“ Ouhhhh… Bang… Aghhhh…. ”, gumamnya sambil terus mengelus dan mengocok batang Penisku yang besar dan keras.
Seluruh sudut batang Penisku di dielus dan di reBangnya lembut, termasuk sekeliling biji pelerku dan bulu-bulu jembutnya. Perlahan-lahan kudekatkan wajah ku ke payudaranya yang membusung. Lalu kukecup ringan payudaranya,
“ Ahhhh… Ughhh…. Bang… geliii bang… Sss… Ahhh…” desah Anggun lirih.

Anggun mendesah disaat mulutku mengulum putingnya dengan penuh gairah. Lalu mulai kujamah seluruh permukaan payudara Anggun yang besar, montok dan putih itu. sembari terusku hisap di payudaranya, sesekali kutarik pelan pake gigi. Tanganku bergerak cepat melepaskan rok mini kerjanya, dan celana dalam-nya yang mini serta tipis itu.

Hal itu membuat lutut Anggun dirapatkan, karena menahan gerakan tanganku yang menarik lepas celana dalamnya. Ketika sudah berada di atas lututnya,

“ Kenapa Anggun sayang ? ” tanyaku.
Saat itu dia tidak menjawab, melainkan hanya menatapku dengan mata sayu-nya, Kemudian dia membuka lebar-lebar kakinya, hingga celana dalamnya bisa kulucuti dengan mudahnya. Begitu celana dalamnya kulucuti segera kulihat Vaginanya yang merangsang dihiasi bulu jembut yang Masih jarang namun terlihat ditata dengan rapih.
“ Indah sekali Vaginamu ini Nggun ”, kataku berbisik di telinga kanannya.

Tanpa menjawab, Anggun hanya memejamkan mata dan berkedip mendengar kata-kataku itu. Lalu tangannya yang tengah mengelus-ngelus batang Penisku, segera ku angkat dan kulepas dari batang Penisku. Lalu tangannya ku angkat dan kutaruh disamping kepalanya. Saat itu dia terlihat pasrah saat kubuka pahanya lebar-lebar. Wow, belahan Vaginanya sunguh membuatku semakin terangsang saja.

“ Nggun, sebenarnya sudah lama sekali Abang ingin berstubuh sama kamu”, ucapku tegas. Dengan cepat kudekatkan kepalaku ke permukaan Vaginanya, lalu dengan mantap kujilat permukaan liang Vaginanya,

“Sruppp… Sruppp…”enak dan harum sekali vagina Anggun ini,
“ Sss… Ahhh…. Bang… Ouwhh… terus bang… Aghhh…”, desah Anggun seirama gerakan lidahku yang nakal menjilati liang kenikmatannya.

Ketika itu tangan Anggun menjambak rambutku saat lidahku mulai kutusukan dalam Vaginanya itu, “ Ouwhhh… Bang… Aghhh…”, desah nikmatnya.

Dengan semangat kujilati terus Vaginanya hingga basah, selang 10 menit kemudian kuhentikan gerakan ku menjilati Vaginanya itu. Keringat dan desahan nafas Anggun seakan berpacu, lalu ku arahkan batang Penisku ke lubang Vagina Anggun. Lalu sesaat kusapu Vaginanya dengan lidahku,

“ Aghhh…. geli sekali Bang… Ughhh….”, desahnya pelan.
“ Ada pa Anggun sayang ?”, tanyaku menghentikan gerakan Penisku di bibir Vaginanya.
“ A…aa… aku masih perawan Bang. Aku takut ”, ucap Anggun lirih.

“ Udah kamu jangan takut, nanti Abang akan bertanggung jawab bila sampai terjadi apa-apa pada Anggun ”, kataku gombal menenangkan Anggun.

Sebenaranya dalam benakku bersorak ( mantap cuy, gue dapet perawan ),
“ Makasih ya Bang, pelan-pelan Bang yah masukin titit abang ke Vagina aku ”, pinta nya padaku.
“ Iya Anggun sayang”, jawabku singkat.

Sembari mengarahkan kepala Penisku yang bulat besar ke lubang Vaginanya, dengan perlahan kudorong Penisku. Sedikit demi sedikit, walaupun agak susah karena vagina masih perawan dan sempit sekali aku terus mencoba tanpa mengenal lelah,

“ Aouw… sa.. sakit Bang… Aghhh…Auow… pelan Bang”, ucap Anggun sembari mencengkram sprey tempat tidur dan sedikit menutup bukaan pahanya.

“ Aghhh… Tahan dulu ya Anggun sayang” rayuku menenangkanya.Setelah bersusah payah, pada akhirnya, Zlebbbbbbbbbbb….. akhirnya batang Penisku amblas juga Masuk kedalam Vaginanya Anggun,

“ Aowwwwwww… sakitttt… saaakit sekalliiii Bang… Huuu… huu… hu… ”, kata Anggun sambil menggigit bibirnya.
Ketika itu kudiamkan batang Penisku sejenak didalam Vaginanya, ughhh… kuat sekali jepitan Vagina Anggun, batinku. Lalu beberapa saat kemudian segera ku ayun perlahan Penisku maju mundur didalam liang Vagina Anggun,
“ Zlebb… Zlebb… Zlebb… ” , bunyi penisku yang sedang menyelami Vagina Anggun.

Lama-kelamaan aku merasa mudah mengayun Penisku. Ketika itu Anggun memejamkan mata seraya memeluk leherku erat. Dengan irama yang tetap santai ku ayun gerakan Penis ku maju mundur mencoblos Vaginanya,
“ Aghhh… enak sekali Vagina kamu sayang… Oughhh… ”, bisikku penuh gairah di telinganya, sembari menjilati telinga Anggun yang mungil itu.

“ Ssss… Aghhh… Bang… pelan Bang… aoww… Sss… ahhh” desah nikmat dan sakit menjadi satu.
Pada awalnya gerakan Anggun kaku, namun lama-kelaman Anggun mulai membalas goyangan pinggangku dengan goyangan sedikit memutar pinggul,

“ Enak Anggun, Aghhhh… terus goyang sayang ”, pintaku.
Saat itu kulihat matanya sedikit meneteskan air mata, namun disisi lain mulutnya terbuka terengah-engah menikmati tusukan Penisku di Vaginanya. Sesekali dia menggigit dada dan leherku.

“ Slebb… Sluppp… Plakkk… Plakkk… Plakkk… ”, bunyi gesekan Penis dengan Vagina semakin nyaring.
Dengan semangat, kurasakan tubuhku terbang melayang keenakan, lalu kupacu gerakan tusukan Penisku lebih cepat lagi. Saat itu Anggun semakin mendesah dan terengah keenakan, aku tak peduli dengan suara pembantuku didapur yang tampaknya sudah pulang dari pasar. Rupanya pembantuku lewat pintu belakang, sehingga tidak melintasi pintu kamar Anggun yang terbuka lebar.

Dengan penuh gairah terus kupacu irama Penisku, sampai kumerasa kepala Penisku linu , geli bercampur enak sekali. Kaki Anggun kini melingkar di pinggangku, hingga tusukan Penisku terasa semakin dalam. Tak terasa kami sudah berhubungan intim selama 15 menit, tidak lama setelah itu tubuh Anggun-pun menegang dengan hebat, lalu,

“ Aghhhh…. Bang… enak Banng, a… aa… aku mau pipis Bang… aghhh…” mulutnya mulai meracau sembari menggigit dadaku.

Rupanya Anggun telah mencapai puncaknya, Vaginanya terasa sangat basah sekali hingga Penisku terasa liNggunn saat menggelosor masuk ke Vaginanya. Tubuhnya Anggunpun setelah itu lemas seperti tak bertulang. Dari sudut mataku sekilas kulihat Zaenab pembantuku mengintip dari balik horden pintu, tidak kusangka rupanya dia tengah menonton aku yang lagi asik bersetubuh dengan Anggun.

Namun saat itu aku berpura-pura tidak tau dan terus mengocok lubang Vagina Anggun. Dari lubang Vagina Anggun tampak menetes darah bercampur cairan lengket. Akirnya tercapai juga keinginaku, sungguh puas aku mendapatkan keperawan Anggun, kataku dalam hati. Lalu kucabut batang Penisku yang Masih keras dari lubang Vagina Anggun yang sudah tidak perawan lagi karena aku.

Sementara itu Anggun terkulai lemas dan wajahnya Masih tampak tegang, dengan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya. Hal itu membuat tubuh putihnya semakin terlihat menggairahkan saja. Batang Penisku yang mengkilat dikelilingi lendir kawin Anggun, saat itu masih belum memuntahkan sperma juga, maka dari itu aku masih sangat bernafsu sekali,

“ Anggun sayang… Abang belum keluar nih, sekarang kamu uka mulut donk sayang… perintahku.
Tanpa menjawab Anggunpun lalau membuka mulutnya, lalu aku mengarahkan batang Penisku ke dalam mulutnya. Pada awalanya Anggun mau muntah saat Penisku Masuk kemulutnya yang mungil itu. Namun kemudian dia mulai terbisa mengocok dan mengulum Penisku,

“ Aghhh… enak Nggun, sepong terus… Oughh… kamu mulai mahir deh, Ssss… Aghhh…”, desahku mulai merasa nikmat oleh kuluman Anggun.

Secara konstan Anggun-pun terus mengkulum penisku dengan lembutnya. Tak lama setelah itu kurasakakan batang penisku berdenyut dan,

“ Crottt… Crottt… Crottt… ”,

Akhirnya Penisku memuntahkan spermanya kedalam mulut Anggun yang mungil itu, saking banyaknya spermaku yang keluar sampai-sampai mulut Anggun yang mungil itu tidak mampu menampung spermaku.

Walaupun mulut Anggun mungil, hampir setengah spermaku tertelan oleh Anggun. Setelah itu kamipun sama-sama terkulai lemas, aku dan Anggun tertidur pulas hingga siang hari.

Pada akhirnya kami sama-sama tidak berangkat kerja. Singkat cerita semenjak kejadian itu kamipun sering melakukan hubungan sex dirumah, dan tak jarang pembantuku Zaenab mengintip kami saat berhubungan intim. Sampai saat ini hubungan kami terus berlanjut dan Zaenab tidak pernah angkat bicara sedikitpun tentang persetubuhan kami.

Kumpulan Cerita Dewasa Ditinggal Berdua Dengan Supir


Kumpulan Cerita Dewasa - Namaku Jopin ,usia saat ini 21 asli Bandung, dan saat ini kuliah sastra inggris semester 4 di salah satu pts Bandung, kata temen2 kampusku aku termasuk cewek cantik dan beruntung, kenapa? karena bentuk tubuhku(kata temen) bisa dibilang proporsional dan bikin terangsang kaum cowo tapi sampai sekarang aku belum punya pacar karena ga boleh sama ortu.

Oh ya,di rumah kami tinggal berlima aku dua bersaudara adikku cewek dan aku dan kedua orang tuaku satu lagi pembantu sekaligus supir pribadi keluargaku sebut saja mang Sardi(maaf,nama samaran) (dia itu usia nya hampir seusia papahku yaitu sekira 50 tahunan)jadi genap berlima semuanya..kejadian aneh dan mengasikan itu terjadi kira2 beberapa bulan lalu saat bulan puasa,

Waktu itu hari jum’at (tanggalnya lupa) kami di rumah hanya berdua yaitu saya sama mang Sardi, sedangkan mamah-papah sama si Danti (nama adikku yg masih smp itu) sedang ke Bogor (berangkat hari jum’at subuh setelah makan sahur) karena papah serah terima jabatan dan mereka menginap selama 3 hari,

Sedangkan saya mesti kuliah semester pendek, jadi ga bisa ikut, dan di rumah ditemani supir kami mang Sardi karena disuruh papah jagain aku. Jadi resmi di rumah yg besar ini kami berdua, saya dan mang Sardi di ruang bawah.

Setelah keberangkatan mereka dan makan sahur saya kembali lanjutkan tidur sementara mang Sardi beres2 ruang bawah, nah kejadian anehnya ini berawal ketika saya mau mandi di ruang bawah (karena sowernya deket ruang tamu) saat itu saya mau kuliah jam 8.00, sedangkan saat bangun jam 7.00 saya agak santai saat itu karena selain jarak kampusku deket juga ada mobil kesayanganku itu yg selalu menemani kemanapun.

Saat mau mandi saya langsung buka daster seperti biasa kalo pake daster saya selalu tidak pake BH dan CD, jadi hanya baju tidur aja, demi kesehatan, begitu menurut mamaku…asal tau aja kalo tubuhku seperti yg dikatakan temen2ku itu betul2 proporsional dg ukuran BH 34B dan pinggul yg agak bulat serta kulitku yang putih mulus tanpa cacat kalo disamain, kata teman2ku aku ini mirip2 sedikit dengan artis sinetron itu (bukan geer lho) ,

setelah telanjang gitu saya mencoba buka kran sower tapi ga keluar air alias macet dan saya agak jengkel sambil setengah teriak panggil mang Sardi…..”mang Sardiiii….kesini cepat”,dan dg spontan dia datang tergopoh2, saya lupa saat itu udah telanjang dan pintu ga dikunci,

begitu dateng dia, langsung mukanya merah padam karena melihat saya telanjang bulat di hadapannya, saya pun malu spontan tanganku menyambar kain daster di gantungan dan bilang ke dia kalo sower ga jalan, lalu dia terbata2 bilang gini “maaf neng,mamang lupa bukain jet pump di dapur, lalu saya suruh dia “cepet mang bukain udah dingin nih!!”

lalu dia mengangguk dan setengah berlari dia ke dapur, setelah menyala sowernya itu lalu aku semprotkan sower air panas ke bathtub dan aku langsung agak loncat ke bathtub tanpa ada rasa lupa mengunci pintu toilet tersebut, dan setelah aku selesai mandi aku lupa kalo aku juga ga bawa handuk lalu aku panggil mang Sardi tapi saat itu posisiku masih didalam bathtub berbusa tentu saja telanjang,

Tak lama dia datang dan dengan meminta ijin dia masuk ke toilet dengan hati2 sekali, “mang tolong bawain handuk bunga2 yg warna merah di kamar” begitu kataku saat itu, dia menganguk dan langsung ke kamarku lalu saya tersenyum sendirian melihat tingkah laku mang Sardi barusan yg hati2 sekali dan malu2 tertunduk itu,

sekilas ada hasrat untuk mengerjainya waktu itu, ga berapa lama dia muncul bawa handuk lalu aku keluar dari bathtub dengan posisi membelakangi dia sehingga yg dia lihat punggung mulusku saat itu(tentu saja saat itu saya masih telanjang bulat) dengan suara agak gemetar dia bilang gini “sudah ya neng ini handuknya!” lalu saya bilang “bentar dulu mang, mendingan mamang yg menghanduki saya biar tahu sekali2 rasanya menghanduki cewe(begitu awalnya saya mengerjainya,o ya asal tau aja kalo mang Sardi itu adalah duda tanpa anak sejak 7 tahun lalu)

semula dia keliatan kikuk dan ragu2 melakukannya (saya tahu karena liat cermin didepanku walaupun membelakangi dia) dengan wajah tertunduk dan mimik muka yg malu2 lalu dia mengusapkan handuk ke punggungku yg masih berbusa sabun, dan cukup lama dia mengusap2 punggungku…lalu saya bilang “seluruhnya donk mang, dari rambut ke kaki paling bawah” dan “iya…eee..iya neng sebentar” dia terbata2 jawabnya.

Sekilas saya sempet tertawa kecil karena merasa seneng udah kerjain dia, lalu dia mengusapkan handuk dari rambut ke leher, lembut sekali, bahu punggung dan di posisi pinggang dan bokong (belahan anus) agak lama menghandukinya, sekilas terasa seperti diusap2 lembut dan ada rasa enak ketika dia menghanduki daerah deket anus,

lalu ke paha belakang dan terakhir di kaki bawah. Saat itu terlintas saya mau menyudahinya karena mungkin waktu sudah jam 7.30 pikirku, namun entah setan apa yg merasuki aku saat itu sehingga ada pikiran nakal lagi mau mengerjainya lebih, dan secara refleks aku berbalik badan dan saat itu kontan dia terbelalak kaget dengan posisi tubuh telanjangku menghadap dia yg masih memegang handukku itu lalu dia tertunduk dan aku langsung berkata seperti ini “mamang sekarang membersihkan dan menghanduki bagian depan ya mang!!” begitu suruhku sambil agak setengah ketawa(habis ga tahan tingkah laku dia yg kikuk itu)

lalu diapun menghanduki badan bagian depanku mulai dari rambut lalu wajah (aku tertawa kecil saat dia handuki wajahku) tapi yg aku tahu dia tetap tertunduk, dan setelah wajah ke leher lalu (aku agak deg2an saat itu)dia menghanduki bagian dada kiri kananku agak lama(sejenak dia agak terhenti saat menghanduki daerah dada) dan saat itu juga aku berhenti ketawa2 kecil dan ada rasa aneh yg belum pernah dirasakan saat mang Sardi menghanduki dadaku,

soalnya selama ini kalo sama sendiri rasanya biasa2 aja, tapi pas sama orang lain yg menghandukinya jadi agak lain rasanya, ada perasaan enak dan nikmat sementara saya seperti dibius saja terpejam beberapa saat tanpa sadar berkata seperti ini “hmmm….hmmm…hmmm” kontan saja mang Sardi bertanya “kenapa neng?neng Jopin marah ya sama mamang?”…

dia mencoba untuk menegakan kepalanya yang agak melihat ke wajahku yg lebih jangkung dari dia, dan dia semakin berani malah saat itu menatap wajahku ,aku menggeleng dan berkata “ngga mang…saya ga marah cuman…” aku ga meneruskan kata2ku saat itu….lalu dia tanya lagi “cuman apa neng? bilang sama mamang?” suaranya seperti ketakutan kalo2 saya akan memarahinya..lalu saya teruskan kata2ku “cuman ada perasaan enak di elus2 gitu mang!!” jawabku polos saat itu tanpa ada rasa malu kalo ternyata saat itu adalah pertama kali terangsang secara seksual, gilanya lagi oleh pembantu sekaligus supir ku mang Sardi!!!

Mang Sardi malah senyum setelah saya ungkapkan kepolosanku itu lalu berkata gini “nah…neng…mamang tau sebenarnya kalo neng Jopin ini mau mengerjain mamang ya…dan ternyata malahan neng Jopin sendiri yang mulai terangsang!!!” begitu katanya dengan logat sunda yang kental sambil tetap tangannya memutar-mutar dadaku kiri kanan dengan handuk, padahal kalo saya lihat udah kering dadaku itu, justru yg masih basah adalah bagian perut dan kemaluanku yg agak masih jarang bulu2nya hanya bulu halus seperti rambut, lalu saya memegang tangan mang Sardi dua2nya dan berkata “cukup mang, Jopin kesiangan nih kuliah udah telat dari tadi”,

lalu mamang menganguk dan melilitkan handuk itu ke tubuh saya seperti saat dia melilitkan handuk ke tubuh saya saat kecil…..dan sebelum dia keluar saya menarik tangan kirinya sambil berkata “jangan bilang sama mamah-papah ya, diem aja nanti deh pulang kuliah dihandukin lagi sama mamang seperti tadi, mau ga?” kataku cepet2, dia cuman mengangguk.

 KLIK DISINI

Lalu pas di tempat kuliah saya ga bisa konsentrasi, kepengen cepet pulang selain lapar karena puasa juga kepengen cepet mandi dan dihanduki lagi sama mang Sardi.. Setelah selesai kuliah kira2 jam 12.30 aku bergegas pulang dan sampe di rumah jam 13.00 langsung menuju kamar dan ganti pake daster dengan maksud mau mandi siang sambil membawa handuk saya lihat mang Sardi terbengong-bengong dengan tingkah lakuku itu dan sambil tersenyum saya berkata seperti ini ke dia “mamang handukin lagi Jopin ya mang?” dia menganguk setengah tersenyum dan bilang gini “neng Jopin mandi aja dulu nanti kalo udah selesai panggil mamang, pasti deh mamang nyamperin ke toilet”

saya menganguk dan mandi, setelah selesai mandi saya panggil dia dan langsung masuk ke toilet tanpa permisi dan sepintas dia menyambar handukku dan tanpa basa basi saya keluar dari bathtub dan dia menghampiri, kali ini saya langsung menghadapnya dengan telanjang badan tanpa membelakanginya seperti pagi hari tadi,

lalu dia langsung menghanduki rambutku yg basah kuyup oleh air dan saat itu kami tidak bicara satu sama lain hanya mungkin kata hati kami masing2 bicara sementara dia handukin rambut leher dan pundak saya , malah terpejam(mungkin saya sedikit menikmatinya) dan yg paling mendebarkan saat mang Sardi menghanduki dadaku kiri kanan itu benar2 lebih mendebarkan ketimbang di pagi hari itu.

Dan saat bermenit-menit mang Sardi mengusap dadaku kiri kanan dengan handuk tiba2 dia nyeletuk seperti ini “neng Jopin, kalo diusapnya tidak pake handuk seperti ini akan lebih nikmat!!!” lalu aku jawab “maksud mamang???langsung pake tangan mamang gitu!!!” dia menganguk seolah minta restu dariku, lalu saya pun menganguk tanda setuju….dan ternyata jauh dari pikiranku lebih nikmat langsung dielus pake tangan mang Sardi ketimbang dielus memakai handuk, sesaat tangan kiri dulu lalu kemudian tangan kanannya menyusul meremas lembut sambil sesekali melintir seperti memainkan volume radio tapeku.

Dan benar saja nikmat sekali rasanya apalagi ini baru pertama kalinya seorang laki2 menyentuh langsung dengan telapak tangan ke dadaku dan lama-lama makin mengeras saja payudaraku saat itu, tidak sadar ternyata seperti mau pipis rasanya dan geli, nikmat, asik, enak campur aduk jadi satu saat mang Sardi terus mengelus buah dadaku yg belum pernah dielus itu, ternyata kejadianya hampir 1/4 jam kala dia mengelus dadaku ini.

Semakin lama semakin tak sadar sambil terpejam saya merapatkan badan ke tubuh mang Sardi dan dia mundur ke belakang, punggungnya menyentuh dinding toilet dan saya terus semakin merapatkannya sambil tetap dia mengelus2 halus buah dada ini kiri kanan, dan posisi itu yang saya ingat,

menimbulkan semacam gesekan benda yang mengeras hangat di balik sarungnya(o ya, saya lupa saat itu dia memakai kaos oblong dan kain sarung karena pulang Jum’atan di masjid depan rumahku) mungkin dia ga pake celana kolor karena dari gesekan tubuhku ini terasa sekali semacam kemaluan laki2(yg selama ini saya tau dari film dan cerita2 temen2)

saat saya terpejam begitu lama2 dia berani menjulurkan lidahnya ke leher saya waktu itu, semula saya mau menghindar tapi tak kuasa untuk menghindarinya dan mencoba untuk menikmatinya, agak geli karena berkumis tapi lucunya posisi dia mendongkak ke atas karena saya lebih jangkung dari dia dan agak berjinjit kakinya dan dia menjilati leher kebawah lalu pundak dan akhirnya di dada, ini lebih nikmat rasanya ketimbang pake tangan dan ga sadar saya mengeluarkan suara ”SSSSTT…AHHH… AHHH…. HMMMMMM” mungkin begitu seingatku saat itu.

Dan itu adalah nikmat dari segala nikmat menurutku saat itu, lalu lama2 dia seperti mau berjongkok dan ternyata berjongkok lidahnya menciumi perutku, udel, lalu ke kemaluan ku yang masih jarang berbulu ini,dan ahhhhh….saya tak sadar bersuara agak keras saat dia menciumi kemaluanku ini, karena saat itu benar2 baru pertama kali diciumin seperti itu sama laki2.

nikmat sekali rasanya….Lalu terdengar telepon berdering, buru2 saya melepaskan pelukan mang Sardi di pinggang dan berlari ke ruang tengah sambil telanjang bulat dan agak basah tubuhku saat itu, basah karena air mandi dan liur mang Sardi, ternyata papah dari Bogor telepon mengabari kalo beliau sudah sampe disana,

dan setelah telepon ditutup saya membalikan badan ternyata mang Sardi sudah ada dibelakangku, dia mengikutiku sejak tadi berlari ke ruang tamu ini, dan dia bertanya dari siapa teleponnya,saya jawab dari papah di Bogor, lalu mang Sardi menyuruh saya berpakaian lagi sambil menyodorkan daster yang tadi Jopinnggalkan di toilet, lalu aku pakaikan dasterku saat itu dan masuk kamar.

Sepintas saya liat jam 3.30 sore hari, lalu aku tertidur di kasur sampe terbangun dengan ketukan di pintu kamar “neng bangun neng udah magrib”begitu terdengar suara mang Sardi di balik pintu kamar, lalu aku ke bawah dan makan di meja makan sementara mang Sardi di dapur, lalu aku panggil, untuk makan sama2 di meja makan, semula dia menolak tapi akhirnya mau juga.

Setelah makan, badan merasa gerah dan aku bermaksud untuk mandi lagi tepat jam 7.00 malam hari, lalu aku lihat mang Sardi sedang nonton tivi dan aku sengaja ajakin dia untuk sama2 ke toilet, semula dia menolak dengan alasan kalo nanti ketauan sama papah, tapi aku jawab papah di Bogor ini, jadi ga usah takut, akhirnya dia mau juga aku ajak ke toilet, entah kenapa saat itu pikiranku bener2 ngeres sejak mang Sardi supir ku siang harinya menciumi sekujur tubuhku.

Setelah berada di toilet langsung saja aku masuk ke bathtub sementara mang Sardi saya suruh semburin air hangat yg keluar dari sower untuk disiramin ke sekujur tubuhku (tentu saja aku dalam keadaan telanjang bulat saat itu, ga ada suara , hening, yg terdengar hanya gemericik air disiramin diatas tubuh ini, sambil aku tiduran di bathub menikmati aliran air mang Sardi sepintas terlihat hanya memandang tubuh telanjangku, tapi aku pura2 ga liat, khawatir dia kabur ke luar toilet kalo tahu saya pandangin dia.

Dan entah kenapa setelah air itu penuh di bathtub, aku punya ide gila untuk mengajak dia mandi bareng2, tapi tentu saja dia menolak(asal tau saja kalo mang Sardi ini orangnya loyal bgt sama keluarga kami)setelah tau dia menolak secara halus akhirnya saya ga kehabisan akal, saya menyuruh dia untuk menyabuni seluruh badan ini, seperti yg dilakukan mang Sardi supir ku disaat saya kecil, dan dia setuju.

Lalu mulailah dia menyabuni mulai dari rambut,leher,bahu,punggung dada kiri kanan,dan berhenti di pinggang, saya tanya “kenapa mamang berhenti??”lalu dia jawab “takut dosa neng,neng Jopin kan anak majikan saya neng!!!, nanti saya dikejar2 perasaan itu terus” saya mengerti dari raut mukanya dan menjawab seperti ini “mamang ga usah takut, kan kita cuman berdua, lagipula kalo Jopin lakukan sama orang lain ga mungkin, soalnya mamang tau sendiri sifat mamah seperti apa ke Jopin!!,

sejak mamang ciumin tubuh Jopin tadi siang jadi suka terbayang2 sama Jopin mang” begitu penjelasanku polos saat itu, dan dia berkata”iya neng, mamang juga tadi siang bener2 khilaf, dan mamang pun udah lama ga seperti ini apalagi neng Jopin sekarang ini tambah cantik,putih mulus jauh sekali dibandingkan dengan istri mamang dulu ”katanya sedih” lalu tanpa sadar saya berusaha untuk menghiburnya dengan refleks memeluknya dan ga terasa saya malah memegang kemaluannya diluar celananya dan terasa sekali sudah mengeras,tidak terlalu besar tapi saat itu benar2 pertama kali saya memegangnya, walaupun mang Sardi itu usianya 50 tahunan tapi masih keras sekali kemaluannya itu, terasa saat dipegang.

Dan dia malah balas memelukku saat itu dalam keadaan basah kuyup dengan siraman sower kami saling memeluk sehingga baju oblong yang dipake sama mang Sardi supir ku ikut basah juga akhirnya secara diam2 saya bukakan kaos oblongnya sementara dia diam saja, dan terlihatlah dadanya yang berbulu dan kelihatan masih tegap, lebih tegap dibandingkan dengan tubuh papah,

dia diam saja saat saya mencoba mengelus dadanya itu(seperti pada film2 porno yang saya tonton sama temen2 kampus) saya sempat bergetar kala mengelus dada yg berbulu itu, lalu secara spontan dia membelai rambut saya yg basah dan tangannya itu dua2nya mengelus pipiku lembut sekali saya cuman terpejam seakan dielus sama papah yg selama ini sibuk dengan pekerjaan kantornya.

Dan sesaat terdiam saat dia memegang bahu saya dan turun tangannya ke dada yg kiri sementara tangan kanannya mengelus paha dan kemaluan saya, saya sempat diam dan malah memaju mundurkan tubuh saat itu seakan menikmati setiap belaiannya itu, sambil tetap mata ini terpejam dan secara refleks malah saya memeluknya erat sekali.

Dan tak lama dengan posisi memeluk sambil berdiri itu saya secara perlahan membuka gesper kulitnya seraya menurunkan celana panjang mang Sardi supir ku saat itu, dan setelah saya menurunkan celananya yg basah tersiram sower itu kemudian saya juga menurunkan celana kolor nya itu perlahan dan terlihatlah kemaluan laki2nya begitu mengkilat yang baru pertama kali saya lihat secara nyata dan asli di usia saya yang saat itu 20 tahun(sekarang udah 21 tahun),

dan setelah terlihat itu dadaku tambah bergetar tak karuan ketika saya mencoba untuk memegangnya secara perlahan, dan dalam gengnggaman saya saat itu begitu hangat kemaluannya dan berdenyut seperti seekor burung, tapi menambah penasaran untuk berbuat lebih jauh tanpa memikirkan lagi yang namanya logika mana majikan mana pembantu.

Mang Sardi supir ku saat itu juga sepintas saya lihat memejamkan mata yang pada akhirnya kami saling membelai, dimana mang Sardi membelai kemaluan saya yg semakin basah dan hangat, sementara saya pun membelai kejantanan mang Sardi yg hangat itu, lama2 saya secara naluri mengocok2nya seperti di film dan mang sardi seperti menikmati kocokan itu hampir sekira 15 menit saya mengocoknya.

sementara saya telah mencapai puncak kenikmatan ketika mang Sardi memasukan jarinya maju mundur ke dalam kemaluan saya. Dan seperti mau pipis tapi enak dan nikmat rasanya ketika tubuh saya bergetar dan mengeluarkan suara mungkin seperti ini ini yang saya ingat

“AAAhhhhhh..mmmmm.m.mmmmm..mm. .ennaakk mmaamang”sambil terus tanganku mengocok2 kejantanannnya itu, dan beberapa saat setelah saya merasa di puncak kenikmatan mang Sardi supir ku mengeluarkan pipis berwarna putih kental dan hangat belepotan di tanganku waktu itu yg akhirnya saya tau dari buku kalo itu adalah cairan sperma laki-laki,

setelah itu dia melepaskan tangannya dari kemaluanku dan saya pun melepaskan kocokan di burungnya dan membersihkan tanganku yg penuh sperma dengan air sower, lalu mang Sardi menyuruhku memakai handuk dan tidur. Akupun naik ke atas dan ganti daster lalu tidur.

Selintas di jam dinding kamarku jam 9.30 malam, saya ga bisa tidur sama sekali, yg terlintas di bayanganku saat itu hanyalah kejadian demi kejadian hari itu yang betul2 pengalaman mengasikan yg dilakukan kami berdua yaitu saya dengan mang Sardi supir ku , dan setelah kejadian itu kami seringkali melakukannya disaat adeku dan ortuku tidak ada di rumah.

Terkadang mang Sardi saya ajak pura2 mengantarku pake mobil kesayanganku atau mobil papah dan kami melakukannya di berbagai tempat seperti dago, Lembang, Pangalengan dan tempat2 sejuk lainnya, tentu saja cari tempat yang aman tidak diketahui banyak orang, tapi sampai saat ini saya masih tulen perawan karena menurut mang Sardi, asal jangan dimasukin burungnya mamang, neng Jopin akan tetap perawan, demikian tuturnya, lama-kelamaan saya jadi jatuh cinta sama mang Sardi supir ku yang terpaut jauh usia diatasku.

Karena mungkin saya mencari figur papah yg selama ini kerap sibuk dinas di pekerjaannya. terserah pembaca mau percaya atau tidak tapi yg saya ceritakan ini benar adanya.