Saturday, August 15, 2020

Kumpulan Cerita Dewasa Three some dengan tiga gadis cantik waktu liburan ke tretes


Kumpulan Cerita Dewasa - Siang itu, aq ke toko bersama temen kuliah aq. Sebut saja namanya Silvy. Anaknya cantik dan centil. Rambutnya disemir highlight.

“waah…ada nonik nonik cantik nih!”, goda faizal sambil bersiul-siul. ke 3 karyawan aku yang lain cuman senyum-senyum. Maklum, yang ke 3 ini keliatannya ngga kegatelan kayak si faizal itu. huh!

Sesampainya didalam, silvi bilang kalo si faizal lumayan ganteng juga, kayak indra brugman. whahahahahahaha….gw ngakak abis. indra gedubrag kali ya. kamu demen ama dia ya? silvy cuman mencibir…ih ngga lah. kan cuman komen aja, kok.

Hihihi…komen apa komen, nih Awas ya lu sampe ada macem-macem ama dia, sahutku ketus. Dia bengong, lalu bertanya emangnya ada apa.

“Ya pokoknya gitu deh.”. temen gw itu terdiam, trus ho-oh sambil bingung.
“ah…gue tahu!”, pekik dia tiba-tiba. “Dia tuh salah satu budak loe kan?” gubrak! kaget gw dibilang begitu. Weleh…ini anak tahu dari mana ya? Ngga lah..ngapain juga, sahut gw enteng. Alaaa, ngaku aja…gue kan tahu elo, balas Silvy dengan gayanya yang centil dan sok imut

“Tapi aneh juga ya. cowok jadi budak seks elo. apa ngga kebalik tuh?”, tanya dia. Kebalik gimana?

“ya mestinya elo yang jadi budaknya dia. mungkin aja elo merasa yang memperbudak, padahal dia tetap dapat keuntungan toh?”, tukas Silvia sambil tertawa centil. Gw cuman bisa melengos aja.

“wah loe gila lin. kalo dia mulut ember gimane coba? malu la…”, ujarnya. ah biarin. tapi kayaknya dia bisa dipercaya kok, sahutku ringan.

Dia lalu manggut-manggut. mungkin keenakan kali ya bisa ngewe ama elo? katanya genit. Hahaha…gw cuman tertawa kecil. Sama-sama enak lah yaow!

“napa loe pengen coba?”, tanyaku kecil. Xixixixi…ngga lah.
“tapi gw penasaran deh. katanya itunya gedhe yach!”, tanyanya penuh antusias. Hahaha…gw cuman ketawa. liat aja sendiri.

“Yeee…. gitu aja ngga mau bilang. sebel deh.”, ujarnya sewot.
“Hoi, jadi ngga ntar akhir minggu kita jalan2 ke tretes?”, tanyaku. Ho-oh dunk! kenapa? kamu ga bisa? Ngga, ya bisalah, sahutku, kan kita mau cari koko-koko disana hihihi…

“Ahhhh! aku ada ide!”, pekik silvy.
“Gimana kalo ngajak di faizal itu? Dia kan bisa nyetir, sering nganterin kamu kuliah kan? kita butuh disupirin nih, ga nyupir sendiri. juga kan lebih nyaman plus aman kalo ada cowok yang ikut. betul ga?”.

gw diem sejenak.

“ah…elo pasti kegatelan pengen diewe ama tukang gw itu kan?. Silvy tertawa, “siapa takut!”. lagi-lagi gw cuman melengos aja. “kenapa ngga ngajak pacarmu sih? kan enak.”. Dia mengeleng.

“aduuuuh jeng lina, itu kan ladies night, buat kita berdua, BFF. ga enak lah ngajak hanhan.”. Wew, lah trus kamu mau tanggung akomodasinya? penginapan, makanan dan uang saku. Itu kan musti diperhitungkan, sahutku. Dia mengangguk.

Setelah berunding, akhirnya kita sepakat mengajak faizal ke Tretes untuk berlibur, tentunya dia jadi supir. Akomodasinya ditanggung berdua (maklumm, dia juga anak bos hihihi). Dan, Kok ya pas, masih ada kamar tersisa untuk dibooking, padahal termasuk libur panjang hari kejepit, tapi kamarnya faizal dapatnya paling pojok. wkwkwkwk…namanya juga kamar sisa yang ga laku.

“pokoknya aku ikut!”

Aku dan Silvy terbengong melihat adik perempuan silvy, merajuk ingin ikut. Padahal kita hanya booking 2 kamar. Pas mau nambah udah ngga bisa, penuh!

Akhirnya, daripada ribut-ribut, Linda (adiknya silvy) diputuskan boleh ikut. Dengan gembira dia segera mempersiapkan koper dan kemudian berangkat bersama-sama.

Karena kita berangkatnya pagi, sampai disana masih siang. Setelah cek-in, kita segera membenahi kopor. Untung dapat kamar yang ranjangnya king-size, jadi dibuat bertiga masih bisa, walaupun agak sempit. Tapi gw ga yakin itu king-size beneran, kok terasa lebih kecilan ya dari ranjang gw.

Setelah agak sorean…, kita bertiga berencana untuk berenang. Bikini two piece sudah melekat di tubuh kita, dibalut kemeja tipis putih. Kita emang sengaja pakai yang seragam biar menarik perhatian koko-koko gitu lho wkwkwkwk…

Tiba-tiba…

“tit tit…tit tit” ada sebuah SMS masuk ke hp gw. Isinya, “Ayo non. sekarang aja ya. mas udah ngga tahan nih…”. Wew…si faizal toh. Segera aku tunjukin ke Silvy dan dia langsung tertawa genit. Linda ingin tahu juga apa isi sms itu tetapi aq larang. bisa berabe.

“gimana?” tanyaku. Silvy cuman mengangkat bahu, “ya terserah sih. lagian aku ya ngga begitu mood berenang.”. Linda terlihat kaget dengan jawaban cece-nya.

Loh aku ya ga mau kalo berenang sendirian, ujarnya sewot.
“gini aja. kamu berenang dulu. Cece ama ce Lina ada urusan bentar. nanti kita susul.”, bujuk Silvy. Aq mengangguk.

Janji ya? IYA!

Linda lalu mengambil handuk dan keluar untuk berenang, olahraga kesukaannya. In the meantime, aq reply sms-nya faiz, “sini aja kalo berani!”. wkwkwk…

“lho ada mbak Silvy. Katanya mau berenang?”, tanya Faizal heran. Aq diam saja sambil duduk diranjang. Silvy terlihat sekali salah tingkah, mungkin gugup dia.

“Ya dah. saya keluar dulu aja, mbak. permisi.”, pamitnya ke aq. Eit! mas. ga papa. dia mau ikutan kok!, ujarku pelan.

“serius nih mbak?”. Sambil tersenyum Silvy menganggukkan kepala. Woooo.. Aseeeeeeeeeeeeeeeeeeek! Teriaknya kegirangan! Dua mq cina sekaligus! waaaaaaa mimpi apa aku! waaaaaaaaaaaaaaa!

Wew…kayak dapet lotere aja mas… Faizal lalu duduk di ranjang. Aq ama silvy diam aja. Tegang nih! hihihi… “yang mana dulu tak bikin kelojotan nih?”, ujarnya santai. Aq spontan nunjuk Sylvy, yang dibalas dengan pelototan mata.

Tidak membuang waktu Faizal lalu memeluk tubuhnya Silvy dan merebahkannya keatas ranjang. Diciuminya bibir Silvy yang tipis itu dengan penuh gairah. Aq lihat silvy diam saja. Mungkin masih belum biasa dengan cowok seperti faizal. Aq duduk disebelahnya sambil melihat mereka bercumbu.

Faizal lalu menjilati leher Silvy sambil mulai melepas kemeja putih tipis yang dipakai. Tangannya meremasi payudara Sylvi yang ranum itu dengan nafsu. Awalnya Silvy selalu menepis, tetapi lama-lama dia membiarkan payudaranya diremas-remas begitu oleh Faizal.

Setelah agak lama, faizal lalu melepas ikatan bra bikini hitam yang dipakai Silvy. Dipandanginya sebentar kedua buah dada yang indah putih itu. Lalu dengan ganas dia menjilati puting sebelah kanan Silvy.

“Ssstt…ah….” erang Silvy keenakan. Kedua tangan temenku itu udah mulai memeluk kepala faizal dan tampak sangat menikmati putingnya disedot-sedot karyawan gw itu.

Tak tahan dengan gejolak, aku pun mulai menyedot puting kiri Silvy. Dia semakin keras mengerang keenakan. Kami berdua terus mencumbui kedua puting Silvy dan membuatnya semakin bergairah.

Setelah beberapa menit memberikan rangsangan seksual kepada Silvy, Faizal lalu rebah, terlentang. “Ayo mbak, gantian dunk.”, ujarnya genit.

Silvy membalasnya dengan menyedot puting kanan si Faizal itu sambil membelai- belai penisnya. Aq tak mau kalah, gw juga sedot puting kiri Faizal sambil memainkan penisnya juga. Faizal cuman mengerang

“ah…enaknya .ssssst” merasakan dirinya dicumbui oleh dua gadis chinese yang cantik. wkwkwk…

setelah cukup puas, Faizal menghentikan kami dan menyuruhku melepas CD yang dia pakai. Dengan perlahan gw lepas celana dalam hitam dia yang cukup seksi itu. Dan…wow…!

“Lebih gedhe dari punya hanhan toh?”, kataku sambil ketawa. Silvy cuman tersenyum genit. Kita berdua lalu rebutan menjilati penis hitam yang berukuran cukup besar itu. Sangat pas dengan bentuk tubuh Faizal yang atletis.

“stt….sss…ah….aduh mbak…sss”, erang faizal keenakan, merasakan penisnya bergantian dikulum, dijilat, dikocok dan diremas-remas oleh aq dan Silvy.

Cukup lama kami memainkan penisnya si Faizal itu sampai dia meminta berhenti, takut muncrat. Hehehe…

Dia lalu bangun dan menarikku keranjang. Dengan ganas dia melucuti seluruh pakaianku dan membiarkan aku tidur terlentang tanpa sehelai benang pun. Diangkatnya kedua lenganku keatas lalu dijilatinya kedua payudaraku dengan penuh nafsu. Silvy duduk disamping aq sambil tangannya mengkocok penis Faizal. Aq dan Faizal berciuman cukup lama sambil kedua tangannya bergerilya meremasi dan memainkan payudara serta putingku.

Saat dia menjilati leherku, aku bisikin, “ayo mas, masukin. saya udah ga tahan.”. Dia cuman nyengir sebentar tetapi terus mencumbui aku tanpa memasukkan penisnya yang besar itu. oh! aq tersiksa betul dengan gairah yang meledak-ledak ini.

Faizal kemudian menindihku dan menggesek-gesekkan penisnya pas di belahan mqku. auh…ini orang bener2 tahu cara menggoda cewek. Aq sudah ngga tahan, setiap gerakan menusuknya sengaja aq cari sela yang pas supaya bisa masuk. Setelah beberapa kali meleset, akhirnya dia menusukkan penisnya yang besar kedalam mq aq.

“Ouhhhhhhh…..mas…sshhh…”, erangku penuh nikmat. Sekilas kulihat Silvy mengerang sendiri dan mencumbui dirinya.

Faizal menggenjotku dengan kasar. Ouh…terasa agak sakit karena ukuran penisnya yang cukup besar, kayak sesak gitu mq aq. Tapi enak…st…terusin mas… Dia menciumi bibirku dan kami berpelukan sambil aq digenjot dengan ganas. Setelah beberapa menit aq merasakan kenikmatan, tiba-tiba faizal menghentikan genjotan kasarnya dan mencabut penisnya.

“Aduh…kok dikeluarin. ayo masukin lagi mas…ayo…”, pintaku. Duh…udah ga kayak bos ama karyawan deh. Betul omongan Silvy, ini yang jadi budak seks siapa ya? Aku tahan pantatnya supaya penisnya ngga dikeluarin, tapi faizal menepis tanganku dengan lembut dan mencabut penisnya dari mq aku.

Dia lalu mencium Silvy dengan penuh nafsu. Ah, rupanya gantian di Silvy toh… Ya udah, aku mengalah, hihihi… Faisal lalu merebah terlentang dan Silvy ditariknya keatas badannya. Dia lalu memposisikan penisnya dan bleb…langsung masuk kedalam mq Silvy.

“Auuuuuuuuh…sakit…mas…”, erang Silvy. Rupanya mq-nya belum terbiasa dimasukin penis segede itu. Ndak papa, mbak.

lama-lama nanti enak. Tanya mbak Lina kalo ngga percaya. Dia sekarang ketagihan ama penis jawa aku hahahaha… sahut Faizal enteng sambil tertawa lebar.

Faizal memegang pinggul Silvy dan menggoyangnya maju mundur. Payudara Silvy yang cukup besar, sekitar 34C terlihat sangat seksi dengan posisi digenjot seperti itu. Aq yang sudah horny lalu merengkuh kepala Silvy dan menciumi bibirnya. Dia awalnya kaget, tapi lalu membalas ciuman aq. Yah…seumur-umur nih baru kali ini maen ala lesbi. Hehehe…tapi udahlah…namanya juga lagi horny


Setelah cukup puas, Faizal lalu merebahkan Silvy dan menggenjotnya lagi dengan ganas, kali ini dalam posisi misionaris. Wah aku baru tahu kalo Silvy itu ribut banget saat ngesex ya. Wkwkwk…Erangannya begitu erotis, mungkin dia betul-betul “lepas”, kalo aq seh masih ada rasa

“segan” gitu lho… maklum, aq kan bos.
hahaha..

“cklek… cklek…”
“Aduh…cece ini gimana seh. Katanya mau nyusul. Ditunggu lama ngga datang-datang. sebel lho aku.” WADOOOOOOOOOOOOOOH!

Linda tiba-tiba nongol masuk kedalam kamar.

“Ya ampun cece…Ya ampunnn…”, Teriaknya kaget melihat aq dan Silvy dengan asyik berhubungan seks dengan Faizal.

Aq kuaget setengah mati, begitu juga dengan Faizal dan Silvy. Faizal segera mencabut penisnya sedang Silvy berusaha menutupi badannya dengan apapun yang bisa diraihnya.

“Aku laporin mama!”, teriak Linda. Dia lalu berusaha keluar kamar. Tiba-tiba Faizal meloncat turun dari ranjang dan menyergap Linda, lalu menariknya hingga duduk diatas ranjang. “jangan mas…jangan….”, teriak Linda, dia nampak shock, begitu juga Aq dan Silvy.

“mas jangan apa-apain adikku lho…maaaaaaas!”, teriak Silvy ikutan histeris. Aq diam terpaku tidak tahu harus bagaimana.

“tenang aja mbak. tenang semua! aku bukan pemerkosa kok…!”, hardik Faizal dengan tegas, menghentikan teriakan dan histeris kami bertiga.

“Mbak linda tenang saja. Cece kalian itu tidak saya perkosa kok. Mereka yang mau sama saya. Saya cowok baek-baek, bukan pemerkosa.”, ujar Faizal setelah beberapa waktu. Linda melengos.

“Mana handphonemu?”, pinta Faizal ke Linda. Awalnya Linda menolak menyerahkan handphonenya, tetapi setelah dibentak Faizal, dengan gemetar dia memberikan HP itu kepada karyawan aq. Faizal lalu memberikan HP itu ke Silvy. Nih hp adikmu.
Jaga jangan sampai dia lapor orang tua kalian. Bisa berabe, baik saya maupun kalian.

“Ngapain kamu sama cece? emang ga ada cewe lain ya?”, ujar Linda tiba-tiba, telunjuknya mengarah ke Faizal dengan sangat ketus. Faizal terkekeh, lha cece kamu yang mau kok. Kita semua manusia, mbak. Punya kebutuhan dan keinginan terpendam, tambahkan sambil tertawa lebar. Aq ama Silvy tersenyum kecut.

Faizal lalu berdiri dalam posisi telanjang begitu dan dia mengunci pintu kamar. Ugh…sexy abis lah. “Non Linda diam saja, saya ngga akan apa-apain kalau emang situ ga mau. Tapi kalo mau sih ya…lebih bagus.”, ujar Faizal sekenaknya sambil tertawa kecil.

Dia lalu duduk diranjang dan kembali memeluk Silvy. Namun Silvy nampaknya udah kehilangan mood dan dia menepis pelukan Faizal. Sedikit kecewa, dia lalu menuju ke aq dan mencium bibirku. Aq biarin aja. Merasa ada angin segar, dia langsung menarikku dan merebahkan aku keatas ranjang dan kami kembali bersetubuh. Ouhf… enaknya penis besar itu mengkocok meqi aq.

Aq betul-betul menikmati genjotan Faizal yang kasar ini. Tangannya terus meremasi payudara aq sambil bibirnya melumat bibir aq dan menjilati leherku.

“Ouhs…terus mas…sssh…enak banget…ahhh”, erangku penuh gairah. Silvy dan Linda duduk diam mengamati aktifitas kami berdua.

Setelah agak lama, aku merasakah gelombang orgasme akan datang.

“sss….aku mau keluar mas…essstt…ahh…”, bisikku ke Faizal. Dia mengangguk kecil lalu menggenjotku dengan lebih keras. Ah…sedikit sakit tapi betul-betul semakin nikmat dan…

“MAs…mas…Aaaaaaaaaaaaaaaaaah”, aq berteriak lepas, kali ini betul-betul lepas. Oh my god! Mq aku berkontraksi dengan kuat, meremas penis karyawan aq itu. Tubuhku kelojotan dan Faizal susah payah menahan tubuhku supaya penisnya tidak tercabut akibat orgasm aq ini.

Tubuhku bergetar selama beberapa detik, ouhhhh sungguh kenikmatan yang luar biasa.

Faizal lalu mencabut penisnya dari mq aq. wow…masih tegang kuat perkasa! Dia lalu kembali merengkuh lengan Silvy dan merebahkannya keranjang. Ah, kali ini Silvy tidak menolak. Aq lalu berdiri dan rebahan disisi yang lain supaya tidak mengganggu posisi mereka.

Singkat cerita, Silvy kembali digenjot dengan ganas oleh Faizal. Erangan-erangan erotis penuh kenikmatan keluar dari mulut Silvy. Sampai Faizal harus menciumnya dengan kuat agar erangan erotis itu tidak terlalu keras dan kedengaran keluar kamar.

Hehehehe…Kulihat Linda diam saja melihat cece-nya digaulli cowok hitam itu. Mungkin ini pertama kalinya dia melihat hal seperti ini. Hm… Cara maen Faizal ini memang kasar, kayak dipuas-puasin gitu seperti pemerkosa beneran. Tapi ntah kenapa, aq dan Silvy menyukainya!

Setelah beberapa menit diperkosa, Silvy mengerang dengan sangat keras tanda dia mengalami orgasm yang sangat kuat. Tubuhnya gemetaran persis seperti aq tadi. Kemudian Faizal memcabut penisnya dan membiarkan Silvy kecapaian sehabis dipake.

Silvy memindahkan posisi tubuhnya dan tiduran persis disamping aq. Nafasnya tersengal-sengal, matanya terpejam kecapaian, tetapi wajahnya nampak puas. Kayaknya dia baru kali ini merasakan kenikmatan orgasm.

“masih bisa ta mas?”, tanyaku genit. Faizal cuman menyeringai. Dia belum ejakulasi setelah memakai dua ce chinese cantik ini. Wew…minum obat apa ya?

Lalu kulihat Faizal, yang masih telanjang bulat dengan penis hitam besar yang mengacung kedepan itu, mendekati Linda. Aku kaget dan menggoyang badannnya Silvy supaya dia tahu apa yang terjadi.

“Mas jangan ganggu adikku!”, ujar Silvy lemas, dia masih dikuasi oleh kenikmatan orgasmnya. Faizal menjawab ngga kok. Selama dia mau kan ya gapapa. Kalo dia juga ikutan kedalam geng kita ini, maka dia ngga akan lapor orang tua kalian kan? Artinya, kamu dan saya aman-aman aja. Hm…masuk akal juga pemikirannya.

“Tapi…”, Silvy masih berusaha menahan Faizal tetapi dia sendiri juga takut kalo tingkah lakunya ini dilaporkan adiknya ke orang tuanya. Bisa berabe! Inilah yang disebut sebagai dilema!

Faizal dengan tenang berdiri didepan Linda dan membiarkan penisnya yang besar itu mengacung persis didepan mulut cewek putih cantik itu. Linda menutup matanya dengan kuat, seakan berusaha menolak. Tapi aq lalu berpikir, kalo emang Linda ga mau, ngapain dia diam saja. Dia bisa saja pergi kan? Saat itu aq betul-betul heran!

Karyawan aq itu lalu berjalan kebelakangnya Linda. Dia lalu mulai menciumi pipi gadis itu. Linda menolak. Faizal cuman tersenyum aja. Dia lalu melepas kemeja putih tipis yang dipake Linda, dengan sedikit perlawanan. Faizal lalu menciumi punggung Linda dan menjilatinya dari bawah keatas. Tangannya berusaha meremas payudara gadis itu tetapi masih mendapat perlawanan sengit. Aku dan Silvy cuman bisa menonton sambil merasa gundah dan dilema.

Setelah agak lama, aq bisa melihat nafasnya Linda semakin tidak teratur. Faizal lalu berhasil menyusupkan lengannya dari belakang kedepan dan mulai meremasi payudara Linda sambil terus menciumi tengkuk dan punggungnya.

“Ahhh..sshh….”, sebuah erangan kecil keluar dari mulut adik temenku yang masih SMA kelas 3 itu. Payudaranya yang mungil tetapi sexy diremasi dengan cukup kuat oleh Faizal. Mata Linda terpenjam dan bibirnya mulai digigit! ouh…sudah mulai jatuh nih cewek!

Faizal lalu menghentikan serangan erotisnya dan berpindah kedepan. Dilepasnya bra bikini hitam yang dipakai oleh Linda itu TANPA perlawanan. Lalu dengan ganas dilahapnya kedua payudara Linda. Dijilatinya puting berwarna merah muda itu sambil memilin-milin putingnya yang lain. “auh…mas….shhhhhhhhhh”, erang Linda semakin keras.

Yap, this girl has fall! Ternyata dia sudah terangsang melihat aq dan Silvy disetubuhi oleh cowok jawa ini dan sekarang nampaknya adalah giliran dia! Seandainya dia tadi tidak melihat adegan seks kami bertiga, dia tentu tidak akan jatuh semudah ini! Aduuuuh…

Merasa sudah cukup, Faizal lalu menggendong adik Silvy itu keranjang dan dengan segera menindihnya. Faizal melumat bibir tipis gadis SMA kelas 3 itu dengan penuh nafsu sambil penisnya digosok-gosokkan ke daerah vaginanya. Kulihat Silvy meneteskan airmata. Dia tidak tahu harus berbuat apa. kasihan!

Tak lama kemudian, kulihat Faizal menarik celana dalam bikini hitam Linda dan melemparkannya ke lantai. Vagina Linda nampak sangat indah, tidak begitu lebat rambutnya. Linda nampak pasrah. Faizal lalu menyentuh vaginanya Linda. Wah… Mbaknya udah terangsang ya. basah basah basah….memeqnya, godanya genit, meniru sebuah lagu dangdut.

Dia lalu kembali menindih Linda dan menciumnya dengan penuh nafsu. Linda hanya pasrah dan kulihat sesekali membalas ciuman bibir Faizal. Penis karyawan aq itu digesek-gesekkan persis dibelahan vagina Linda sambil kedua tangannya meremasi payudara ranum milik adik temen aq itu.

Aq ngga begitu tahu apa yang terjadi, tetapi nampaknya gerakan gesek-menggesek itu cukup efektif untuk pelan-pelan membelah vagina Linda agar tidak terlalu sakit. Aq lihat lama-lama, penis hitam besar itu semakin menghilang, masuk kedalam liang vagina Linda.

Linda semakin tidak bisa mengontrol dirinya, kenikmatan (sekaligus rasa sakit mungkin ya) betul-betul telah menguasainya, ditambah faizal tidak henti-hentinya melumat puting dan meremas payudara gadis itu.

Tak lama kemudian, nampaknya penis Faizal telah dengan penuh masuk kedalam vagina Linda dan mereka kemudian semakin ganas bersetubuh.

“ahh…sssss…auh auh…”, erang Linda merasakan tubuhnya dinikmati oleh karyawan aq ini. Faizal nampak sangat berpengalaman menggauli cewe dari gayanya, sedangkan Linda cuman diam pasrah tubuhnya betul-betul dinikmati dengan kasar oleh Faizal.

Setelah lewat beberapa menit, Linda nampak semakin liar dan tiba-tiba tubuhnya menyentak dengan mendadak sambil berteriak “ah…cece….aaahhhsss…ceeeeee”! Tangannya mencengkeram bahu Faizal dengan kuat dan kepalanya mendongak keatas. Tubuhnya bergetar dan Faizal terus menggenjotnya dengan kasar sampai Linda menyelesaikan kenikmatan orgasm-nya! “sss.s…cece…sss…….ahhhhhhhhhh”!

Linda lalu terkulai lemas, nafasnya tersengal-sengal. Faizal nampaknya masih belum puas. Dia kembali dengan ganas mengkocok penisnya yang besar itu sampai Linda mengerang sedikit kesakitan. Semakin lama genjotannya semakin cepat dan

“Ah…mbak…enaknya mbak.shhhhhh…aaaaaaaaaaaaaaah!”, teriak faizal keenakan. Oh! Dia menyemprotkan spermanya didalam! wah kurang ajar ini anak!!!! Dia berkelojotan sebentar diatas tubuh Linda lalu rebah kesamping.

Suasana menjadi hening. Hanya isak tangis ringan terdengar. Silvy dan Linda berpelukan dalam kondisi bugil. Faizal, yang hanya memakai celana dalam, asik menonton TV sambil merokok. Bercak merah keperawanan Linda jelas tercecer di sprei kamar hotel ini.

TAMAT

Kumpulan Cerita Dewasa Kost bareng dengan mbak santi, saudara ku yang montok


Kumpulan Cerita Dewasa - Namanya adalah Eko umur 19 tahun, tinggi 175cm, berkulit sawo matang, berwajah lumayan ganteng khas suku jawa.Setelah selesai sekolahnya di sebuah SMK di kampungnya, hanya berbekal ijasah SMK dia nekat mencoba mengadu nasib di Jakarta.

Berangkatlah Eko hari itu ke Jakarta berbekal uang secukupnya dan secarik kertas berisi alamat yang akan di tujunya.

Mbak Santi… guman Eko sambil melihat kertas beriskan alamat yang akan di tujunya.Mbak Santi inilah yang akan menampung si Eko sebelum si Eko mendapatkan pekerjaan dan bisa membiayai hidupnya sendiri.

Santi, wanita yang di panggil mbak oleh Eko ini adalah wanita berumur 25 tahun.Wajahnya tidak jelek tapi juga tidak cantik, biasa biasa saja tapi manis khas perempuan jawa.

” Jatinegara jatinegara…. ” suara pedagang asongan yang membuyarkan lamunan Eko.
” wahh…. akhirnya nyampe juga ” batin Eko sambil melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 08:20, yang berarti sudah hampir jam stengah sembilan.

Eko pun lalu turut berdesak desakan dengan penumpang kereta yang laen untuk keluar dari kereta MATARMAJA yang membawanya dari kampung halamannya ke kota Jakarta.

Sesampainya Eko di jakarta, dia langsung mencari taksi untuk mengantarnya menuju alamat mbak Santi.inilah pengalaman pertama eko jauh dari rumah, dan pengalaman pertama dia juga naik taksi.

Eko memang pemuda yang cerdas dan supel, jadi walaupun ini pengalaman pertamanya di kota besar tapi dia tidak kelihatan kampungan ataupun kiku.di stopnyalah taksi kosti jaya yang sedang melintas di depat stasiun Jatinegara.

” mau kemana mas? ” tanya sang sopir taksi yang di berhentikan Eko.
” bisa antar saya ke alamat ini pak? ” jawab Eko dengan logat jawanya sambil menyerahkan secarik kertas alamat mbak Santi.
” oh, iya mas bisa. silahkan masuk. ” jawab sang sopir taksi sambil menyerahkan kebali kertas yang di berikan Eko.

lalu Eko pun masuk ke dalam taksi, tapi dia memilih untuk duduk di kursi depan samping pengemudi.Taksipun mulai jalan sesaat setelah Eko masuk.

Setelah mobil berjalan sekitar setengah jam di padatnya jalan ibu kota, akhirnya sampai juga Eko di alamat yang di tuju.

” sudah sampai mas. alamat yang mas cari masuk ke gang itu. ” kata sang sopir taksi sambil menunjuk ke arah sebuah gang di seberang jalan.
” oh iya mas, terima kasih.” ” taksinya berapa mas?” jawab Eko sambil merogoh dompet di kantongnya.
” 25 ribu mas.” kata sang sopir sambil menunjukkan angka argo yang tertera.

Setelah membayar dan keluar dari taksi lalu Eko pun menyebrang dan berjalan masuk ke gang yang tadi di tunjukkan sang sopir taksi.

sambil berjalan menyusuri gang sempit yang hanya muat untuk 2 motor itu, Eko mengeluarkan lagi secarik kertas yang berisi alamat mbak Santi.

” Rt 5, Rw 3, kontrakan bercat hijau punya Pak Said.” baca si Eko.
setelah berjalan dan bertanya sana sini akhirnya Eko menemukan Kontrakan yang di carinya.
” tapi kok sepi ya, mbak santi kemana?” batin eko sambil melangkah masuk ke halaman kontakan yang berderet ada 8 pintu itu.

” kontrakan mbak Santi pintu yang mana ya.” batin eko karena di kertas alamat tidak tertulis pintu berapanya.
Saat Eko sedang melamun karena bingung tiba tiba saja dia di kejutkan oleh sebuah suara yang menegurnya.

” nyari siapa ya dik?” suara yang menegur Eko.
Eko pun berbalik kearas suara itu dan dilihatnya seorang ibu2 memakai daster biru sambil menggendon bayi.

” nyari kontrakan mbak Santi buk, yang sebelah mana ya?” jawab Eko.
” mbak santinya lg nggak ada mas, lg kepasar. td katanya mau ada sodaranya yang datang dari kampung. klo boleh tau mas ini siapa ya?” jawab sang ibu berdaster biru.
” saya sodaranya mbak Santi dari kampung buk.” jawab Eko masih dengan logat medoknya.
” oooo….. nah itu dia mbak Santi.” jawab si ibu berdaster biru lagi sambil menunjuk ke arah perempuan yang sedang menenteng belanjaan.

Eko lalu melihat ke arah yang di tunjuk sang ibu itu tadi.

” EKO…. dah lama ko?” tanya si mbak yang menenteng belanjaan yang ternyata mbak Santi itu.
” b.b.b.baru saja mbak.” jawab Eko terbata bata karena setengah nggak percaya klo wanita itu mbak Santi yang sedang di carinya.

Eko tertegun nenatap sosok Santi yang sekarang beda dengan yang dia ingat dulu di kampung.Santi sekarang yang dilihat Eko adalah wanita yang manis dan sexy dengan balutan kaos ketat warna putih yang menonjolkan payudaranya yang montok walau tidak terlalu besar di padu dengan rok jeans span selutut makin menambah manis wanita ini.

” oh iya buk, kenalin ini Eko sodara saya dari kampung.” kata Santi kepada wanita berdaster biru mengenalkan si Eko.

lalu Eko dan si ibu berjabat tangan sambil tersenyum sopan.

” ayo masuk ko, mari bu.” kata Santi mengajak eko masuk sambil berpamitan kepada ibu berdaster biru.lalu santi membuka kunci pintu dan masuk ke kontrakan yang ternyata berada di paling ujung deretan kontrakan itu di ikuti Eko.

” ya beginilah kontrakan mbak ko, alakadarnya.” si santi menunjukkan keadaan kontrakannya.

kotrakan Santi adalah kontrakan satu ruangan, lumayan luas dengan kamar mandi di dalam.di dalamnya lumayan lengkap ada tivi, kulkas, springbed ukuran jumbo dan peralatan2 laennya.

” trus ntar aku tidur dimana.” batin Eko setelah melihat2 ruangan kontrakan Santi.

saat Eko melamun tiba2 dia di kagetkan suara santi yang menyuruhnya mandi trus istirahat.mendengar perintah Santi, Eko pun lalu meletakkan tas ranselnya di depan rak tivi mengambil handuk peralatan mandi lalu menuju kamar mandi.

sesampainya di kamar mandi Eko pun kembali bingung, karena kamar mandinya nggak ada pintunya.

“ah bodo amat” batin Eko karena dia pengen buru2 mandi trus langsung tidur karena capek habis perjalanan jauh.

selesai mandi dan berganti pakaian lalu Eko pun pamit buat istirahat tidur.

“tidurnya di ranjang aja ko.” kata Santi.
“iya mbak.” jawab Eko sambil merebahkan diri ke springbed embuk bercover biru muda.

tak terasa Eko sudah tertidur hampir 6 jam. Eko terbangun karena mendengar suara orang sedang mandi.sampai di sini Eko belum punya pikiran macam macam.setelah selesai mandi dengan menggunakan daster warna ungu, lalu santi mengajak Eko untuk makan.

” ayo makan ko. td mbak gk tega mo ngbangunin kamu. kamunya nyenyak banget tidurnya.”
” iya mbak.” jawab Eko.

merekapun lalu makan masakan Santi yang di masak tadi waktu Eko sedang tidur.sambil makan merekapun bercakap2 mengakrabkan diri, sambil santi Menanyakan keadaan di kampung.maklum, santi sudah hampir 4 tahun nggak pulang kampung.nggak terasa merekapun sudah semakin akrab dan waktupun tak terasa sudah larut malam.

” aku tidur di mana mbak?”
” di mana aja ko, klo mau di kasur bareng mbak juga boleh.”

DEG….. eko terkejut dengan jawaban Santi.

” aku tidur di bawah aja lah mbak, di depan tivi.”
” ok lah terserah kamu.” jawab santi.

hari berganti minggu, minggu berganti bulan, tak terasa Eko sudah 4 bulan numpang di kontrakan Santi.selama 4 bulan itu juga Eko sudah mondar mandir kesana kemari melamar kerja bermodalkan ijasah SMK, tapi sayang belum juga mendapatkan pekerjaan.

dan selama 4 bulan itu jugalah si Eko lama2 mempunyai hasrat terpendam dengan mbak santi.bagaimana tidak, selama 4 bulan mereka tinggal berdua dengan kamar mandi yang gak ada pintunya dan kadang merekapun tidur seranjang berdua.

di tambah lagi dengan gaya berpakaian santi yang terbilang berani kalo di dalam kontrakan.kadang santi suka memakai hot pants yang super pendek dan ketat, baju tidur yang tipis merangsang, bahkan sering juga santi hanya memakai kaos oblong yang kebesaran tanpa memakai bawahan, hingga kadan2 CD nya terexpost mata elang Eko.

di tambah lagi kamar mandi yang tak berpintu itu kadang membuat eko tambah blingsatan menahan konak.karena pernah beberapa kali eko tanpa sengaja memergoki santi lagi telanjang di kamar mandi begitu pula sebaliknya.

kalau sudah nggak tahan eko terpaksa onani diam2 di tengah malam sambil membayangkan santi.tanpa eko sadari sebenarnya santi pun juga sama. diam2 santi pun juga sering di landa birahi karena pernah beberapa kali memergoki eko yang sedang mandi.

santi selalu terbayang kontol eko yang lumayan besar dan panjang itu walaupun sedang tidak ereksi.setelah selama 4 bulan itu mereka hanya memendam nafsu masing2 tanpa ada yang berani mengungkapkan.akhirnya pada suatu hari kejadian itu di mulai dan terjadi juga.

waktu itu di suatu pagi, jam masih menunjukkan pukul 6 pagi, santi bangun dari tempat tidur langsung bergegas ke kamar mandi karena mau berangkat kerja. sesampainya di kamar mandi santi langsung melepas baju tidurnya yang berupa daster tipis itu skalian BH dan CD nya.

sejenak santi mematut dirinya di cermin mengagumi tubuhnya yang montok.
“ah… sudah terlalu panjang.” batin santi melihat bulu memeknya yang sudah mulai panjang.

santi memang tipe wanita yang nggak mau atau risih kalo bulu memeknya panjang. dia lebih suka dengan memeknya yang gundul tanpa sehelapuni bulu jembut.dengan begitu daging memeknya yang tebal tembem semakin kelihatan dengan belahan memek yang masih rapat dan clitarisnya ya besar itu semakin menantang.

segera santi mengambil silet cukur, sambil duduk mengangkang di bak mandi santi mulai mencukur habis bulu jembutnya.selesai mencukur bulu jembut lalu santi membasuh memeknya untuk membersihkan bulu jembut yg menempel sehabis di cukur.

waktu menyiram dan membersihkan bulu jembut yang habis di cukur tiba2 saja birahi melandanya.di letakkannya gayung yg di pegangnya sambil makin mengangkangkan kakinya santi mulai meraba2 memeknya sendiri.

di putar-putarkannya jempol tangan kirinya di clitaorisnya yang semakin keras dan membesar, sambil tangan kanannya meremas2 payudaranya sebelah kiri.seiring rangsangan di clitoris memek santi mulah basah dengan cairan kawinnya sendiri.

” uuuuuh…… hhhhmmmmm………”
” ooh….sssstttt….. oh… yeah….. ennmakkk…..”

pelan2 mulai keluar desahan santi


tangan kirinya yang tadi bermain di clitorisnya kini sudah berpindah ke lubang memeknya. di usap2 memeknya sambil sesekali jari tengahnya menyusup mengorek2 belahan memeknya.

makin lama makin basah dan makin cepat pula tangan kirinya mengusap2 memeknya sendiri, sambil tangannya yang kanan berpegangan pada kran air takut terjatuh.

” ooooohhhgmmm…… iyyyyy….. eeennakkk……”
tapi tiba2 santi menghentikan aktifitasnya. dia ingin merasakan yang lebih enak dengan posisi yang lebih nyaman.

santi mengintip ke ruangan kontrakannya memastikan kalau eko masih tidur. lalu dia berjalan telanjang bulat berjingkat lalu langsung naik ke tempat tidur dan menarik selimut untuk menutupi ketelanjangannya.

sebelum melanjutkan masturbasinya santi mengambil sesuatu dari laci yang ada di samping tempat tidur. dan ternyata yang di ambilnya adalah sebuah dildo berukuran sedang dengan vibrator.

pelan2 di arahkannya dildo itu ke lubang memeknya, di usap2 kannya di situ sampai memeknya kembali basah kuyup dg cairan kawinnya.

pelan tapi pasti sambil terpejam dildo itupun mulai masuk ke lubang memeknya. di diamkan di nikmati keberadaannya sebentar di dlm memeknya sebelum mulai di gerakkan keluar masuk.santi mulai mendesah lagi seiring dildo mengobok2 lobang memeknya.

“ssssstttttt……mnmmmmm…….oh oooogh….. yesss……..
aaaaagrhg…… ooh…. enak…. nikmat banget…. hhhhuuuug……..
memmmek…. enaaaak mmmmeem….ekku…… hiiiiaaaaa……
ggggatttteell…..”

desah santi yang makin lama makin keras tak terkontrol. tubuhnya mengelijang2 seperti cacing kepanasan. masih kuran puas lalu santi menghidupkan fibrator dildonya.

“ngngngngngng…….”

bunyi vibrator dildo yang bergetar mengobok2 lubang memeknya. desahan santi sekarang makin keras, malah bisa di sebut jeritan2 kecil.

tubuhnya mengelijang2, matanya terpejam menikmati deraan knikmatan di selangkangannya. karena gerakannya tanpa dia sadari bahwa selimut yang tadi di pakai buat menutupi tubuhnya sekarang hilang entak kemana.

sengga tubuh telanjang, kakinya yang terkangkang dengan dildo ya dia pegang keluar masuk dan bergetar di memeknya tak lagi tertutupi.

“oooooohhhh………aaaaaiiiiihhi…….
mmmmmm……
yyyyeeess….

enak bbbanggget mmmmemeeekkkkuuuuhh…..desah santi yang makin dan semakin keras.tanpa santi sadari bahwa desahannya telah membangunkan eko dari tidurnya.

terbangun dari tidurnya karena desahan santi yang makin keras lalu eko bangun dan melihat ke arah ranjang tempat asalnya suara itu.

betapa terkejutnya eko nenjumpai sesosok wanita mengangkan di tempat tidur mendesah2 birahi sambil mencucukan dildo keluar masuk ke memeknya.

tertegun eko melihat pemandangan seperti itu, sehingga pelan tapi pasti birahi mulai menguasainya.

karena sudah gk kuat menahan birahi lalu eko dengan cepat mengeluarkan kontolnya dari celananya dan mulai mengocok pelan sambil menikmati siaran langsung santi.

pelan tapi pasti kontol eko mulai ereksi sempurna. karena kurang nyaman lalu eko skalian lepas celana dan bajunya telanjang bulat juga, sambil terus mengurut2 kontolnya mencari kenikmatannya sendiri.

bersamaan dg itu tiba2 saja santi membuka matanya. melotot seakan mau keluar bola matanya. mulutnya meracau tidak karuan.

“oooogghhh….. aaaaaaaaa…… aku utt…. ennnakk…… yeeeeaaa……
eeekkk…koo….. huhhuhhuh……. nggggapppaii…..mmmmmm…….
kammmmuuu….. a aaa….. akku keeee…..llu……
ooooooh…… iiiiyyyyyaaaaaaa…….
ekkkkooooo………

tubuh santi mengelijang2 tanda dia mau orgasme yang dahsyat. dan……
crot…. crot…. crot…. crot…..
aaaaaaaaaaaahhhhh…….

santipun orgasme dengan dahsyatnya tanpa sanggup dia hentikan walapun dia tahu eko sedang melihatnya orgasme sambil telanjang bulat mengocok2 kontolnya.

hhhhhhg….. dengus nafas santi menikmati sisa2 orgasmenya sambil mengeluarkan dildo yang mengentot memeknya sambil tepejam dan masih mengangkang.

entah setan mana yang menghinggapi eko sehingga dia pelan2 naek ke atas ranjang, memposisikan tubuhnya di tengah2 kangkangan santi lalu memegang kotolnya dan dengan satu dorongan langsung membenampan ke memek santi yang baru saja orgasme dengan dahsyat.

tersentak santi merasakan ada sesuatu yang menerobos masuk lobang memeknya. santi merasakan perih di memeknya karena kontol eko di masukkan dengan paksa dan cepat. lg pula kontol eko lebih besar dah panjan dari pada dildo yang baru di pakai santi.

sehingga santi bisa merasakan kalau kontol eko masuk terlalu dalam sampai tembus pintu rahimnya. mata santi melotot, mencoba meronta tapi apa daya. tubuhnya lemah tanpa daya karena baru mendapat orgasme yang sangat dahsyat.

setelah memasukkan kontolnya ke memek santi, eko tidak langsung mengocoknya melaindah didiamkan terbenam sambil menikmati kedutan memek santi yang baru orgasme.

” EKO..!!! apa yang kamu lakuin???. cabut.!!….” santi mencoba menghardik eko.
” gila kamuu u… ko….. cabut ko… please… mbak hhhhmmmmm……

tanpa memperdulikan perintah santi pelan2 eko mulai menggenjot santi. pertama pelan lalu makin lama makin kencang makin lama makin beringas.

” ooooohhh….. kontolku enak mbak…… huuuhhh…… enaaaakkk….. mbaaakkk……
memmmee…… uhhh….sssrrt……” eko mendesah meracau.
” stooopppssphhh….. aaaaahhh… hhhhhiih……” kata santi sambil terus meronta melawan tapi juga mendesah.
“uddddaaaa….aaaaahhhh……. aaaammmpun ko…… kontolmu tembus rahhhimku kooo…….
plok plok plok plok……
clep clep clep clep clep…….

suara selangkangan meraka beradu bertumbukan.
santi meronta tapi sebenarnya dia juga merasakan nikmat yang teramat sangat sehingga santipun merasa hampir mendapatkan orgasme lagi.

“ooh…. memekmu dahsyaaaatttt mmmmmm……. mbbaaak……
ayooooo…… aku mau keluar….. aaaaarrrsgggtttthg…….” desah eko.
seketika juga santi terkejut.
“..jjjjjaaaa…..nggaaaan………..
aaaaaahhhh…….. ssssrr……”

tiba2 tubuh santi mengejang, tangan dan kakinya memeluk eko dengan erat, pinggulnya bergetar hebat tanda santi sedang orgasme.

” aaakkuuu…. kelluaaa…… oooorrgghh…….”
dan… crot crot crot crot crot……….

eko orgasme juga hampir bermaan dengan santi. menyemprotkan banyak sperma langsung ke rahim santi.

” hhhhii…..uuuuh…… nikmat mbak……” guman eko.
” aaaaah…hhh…… jaangan di dalam…. nanti aku hamil…..” kata santi pelan, melarang eko tapi sudah terlambat, eko

telah menanamkan benihnya di rahim santi. mereka masih bepelukan dengan kontol eko masih menancap di memek santi.

” kamu kok tega2 nya ko ama mbak?” kata santi pelan sambil menahan marah.
eko hanya diam menjawab.

pelan2 tetes bening air mata keluar dari sudut bening mata santi. akhirnya setelah lelah bergulat mereka berdua tertidur berpelukan, dan santipun nggak jadi berangkat kerja.

TAMAT

Kumpulan Cerita Dewasa Ngentot mama mertua waktu istriku ke luar kota


Kumpulan Cerita Dewasa - Sudah setahun ini aku menikah dengan Nadia, dia seorang model iklan dan enam bulan lalu, dia menjadi seorang bintang sinetron, sementara aku sendiri adalah seorang pengusaha di bidang bahan bakar minyak.

Usiaku kini 32 tahun, sedangkan Nadia usia 21 tahun. Nadia seorang yang cantik dengan kulit yang putih bersih mungkin karena keturunan dari ibunya. Aku pun bangga mempunyai istri secantik dia. Ibunya Nadia, mertuaku, sebut saja Mama Weni, orangnya pun cantik walau usianya sudah 39-tahun.

Mama Weni merupakan istri ketiga dari seorang pejabat negara ini, karena istri ketiga jadi suaminya jarang ada di rumah, paling-paling sebulan sekali. Sehingga Mama Weni bersibuk diri dengan berjualan berlian.

Aku tinggal bersama istriku di rumah ibunya, walau aku sndiri punya rumah tapi karena menurut istriku, ibunya sering kesepian maka aku tinggal di “Pondok Mertua Indah”. Aku yang sibuk sekali dengan bisnisku, sementara Mama Weni juga sibuk, kami jadi kurang banyak berkomunikasi tapi sejak istriku jadi bintang sinetron 6 bulan lalu, aku dan Mama Weni jadi semakin akrab malahan kami sekarang sering melakukan hubungan suami istri, begini ceritanya.

Sejak istriku sibuk syuting sinetron, dia banyak pergi keluar kota, otomatis aku dan mertuaku sering berdua di rumah, karena memang kami tidak punya pembantu. 3 bulan lalu, ketika istriku pergi ke Jogja, setelah kuantar istriku ke stasiun kereta api, aku mampir ke rumah pribadiku dan baru kembali ke rumah mertuaku kira-kira jam 11.00 malam. Ketika aku masuk ke rumah aku terkaget, rupanya mertuaku belum tidur. Dia sedang menonton TV di ruang keluarga.

“Eh, Mama.. belum tidur…”
“Belum, Tom… saya takut tidur kalau di rumah belum ada orang…”
“Oh,Maaf Ma, saya tadi mampir ke rumah dulu.. jadi agak telat…”
“Nadia… pulangnya kapan?”
“Ya… kira-kira hari Rabu, Ma… Oh.. sudah malam Ma, saya tidur dulu…”
“Ok… Tom, selamat tidur…”

Kutinggal Mama Weni yang masih nonton TV, aku masuk ke kamarku, lalu tidur. Keesokannya, Sabtu Pagi ketika aku terbangun dan menuju ke kamar makan kulihat Mama Weni sudah mempersiapkan sarapan yang rupanya nasi goreng, makanan favoritku.

“Selamat Pagi, Tom…”
“Pagi… Ma, wah Mama tau aja masakan kesukaan saya.”
“Kamu hari ini mau kemana Tom?”
“Tidak kemana-mana, Ma… paling cuci mobil…”
“Bisa antar Mama, Mama mau antar pesanan berlian.”
“Ok.. Ma…”

Hari itu aku menemani Mama pergi antar pesanan dimana kami pergi dari jam 09.00 sampai jam 07.00 malam. Selama perjalanan, Mama menceritakan bahwa dia merasa kesepian sejak Nadia makin sibuk dengan dirinya sendiri dimana suaminya pun jarang datang, untungnya ada diriku walaupun baru malam bisa berjumpa. Sejak itulah aku jadi akrab dengan Mama Weni.

Sampai di rumah setelah berpergian seharian dan setelah mandi, aku dan Mama nonton TV bersama-sama, dia mengenakan baju tidur modelnya baju handuk sedangkan aku hanya mengenakan kaus dan celana pendek. Tiba-tiba Mama menyuruhku untuk memijat dirinya.

“Tom, kamu capek nggak, tolong pijatin leher Mama yach… habis pegal banget nih…”
“Dimana Ma?”
“Sini.. Leher dan punggung Mama…”

Aku lalu berdiri sementara Mama Weni duduk di sofa, aku mulai memijat lehernya, pada awalnya perasaanku biasa tapi lama-lama aku terangsang juga ketika kulit lehernya yang putih bersih dan mulus kupijat dengan lembut terutama ketika kerah baju tidurnya diturunkan makin ke bawah dimana rupanya Mama Weni tidak mengenakan BH dan payudaranya yang cukup menantang terintip dari punggungnya olehku dan juga wangi tubuhnya yang sangat menusuk hidungku.

“Maaf, Ma… punggung Mama juga dipijat…”
“Iya… di situ juga pegal…”

Dengan rasa sungkan tanganku makin merasuk ke punggungnya sehingga nafasku mengenai lehernya yang putih, bersih dan mulus serta berbulu halus.

Tiba-tiba Mama berpaling ke arahku dan mencium bibirku dengan bibirnya yang mungil nan lembut, rupanya Mama Weni juga sudah mulai terangsang.

“Tom, Mama kesepian… Mama membutuhkanmu…” Aku tidak menjawab karena Mama memasukkan lidahnya ke mulutku dan lidah kami bertautan.

Tanganku yang ada di punggungnya ditarik ke arah payudaranya sehingga putingnya dan payudaranya yang kenyal tersentuh tanganku. Hal ini membuatku semakin terangsang, dan aku lalu merubah posisiku, dari belakang sofa, aku sekarang berhadapan dengan Mama Weni yang telah meloloskan bajunya sehingga payudaranya terlihat jelas olehku.

Aku tertegun, rupanya tubuh Mama Weni lebih bagus dari milik anaknya sendiri, istriku. Aku baru pertama kali ini melihat tubuh ibu mertuaku yang toples.

“Tom, koq bengong, khan Mama sudah bilang, Mama kesepian…”
“iya… iya.. iya Mah,”

Ditariknya tanganku sehingga aku terjatuh di atas tubuhnya, lalu bibirku dikecupnya kembali. Aku yang terangsang membalasnya dengan memasukkan lidahku ke mulutnya. Lidahku disedot di dalam mulutnya. Tanganku mulai bergerilya pada payudaranya. Payudaranya yang berukuran 36B sudah kuremas-remas, putingnya kupelintir yang membuat Mama Weni menggoyangkan tubuhnya karena keenakan.

Tangannya yang mungil memegang batangku yang masih ada di balilk celana pendekku. Diusap-usapnya hingga batangku mulai mengeras dan celana pendekku mulai diturunkan sedikit, setelah itu tangannya mulai mengorek di balik celana dalamku sehingga tersentuhlah kepala batangku dengan tangannya yang lembut yang membuatku gelisah.

Keringat kami mulai bercucuran, payudaranya sudah tidak terpegang lagi tanganku tapi mulutku sudah mulai menari-nari di payudaranya, putingnya kugigit, kuhisap dan kukenyot sehingga Mama Weni kelojotan, sementara batangku sudah dikocok oleh tangannya sehingga makin mengeras.

Tanganku mulai meraba-raba celana dalamnya, dari sela-sela celana dan pahanya yang putih mulus kuraba vaginanya yang berbulu lebat. Sesekali kumasuki jariku pada liang vaginanya yang membuat dirinya makin mengelinjang dan makin mempercepat kocokan tangannya pada batangku.

Hampir 10 menit lamanya setelah vaginanya telah basah oleh cairan yang keluar dengan berbau harum, kulepaskan tanganku dari vaginanya dan Mama Weni melepaskan tangannya dari batangku yang sudah keras.

Mama Weni lalu berdiri di hadapanku, dilepaskannya baju tidurnya dan celana dalamnya sehingga aku melihatnya dengan jelas tubuh Mama Weni yang bugil dimana tubuhnya sangat indah dengan tubuh tinggi 167 cm, payudara berukuran 36B dan vagina yang berbentuk huruf V dengan berbulu lebat, membuatku menahan ludah ketika memandanginya.

“Tom, ayo… puasin Mama…”
“Ma… tubuh Mama bagus sekali, lebih bagus dari tubuhnya Nadia…”
“Ah… masa sih..”
“Iya, Ma.. kalau tau dari 2 tahun lalu, mungkin Mamalah yang saya nikahi…”
“Ah.. kamu bisa aja…”
“Iya.. Ma.. bener deh..”

“Iya sekarang.. puasin Mama dulu.. yang penting khan kamu bisa menikmati Mama sekarang…”

“Kalau Mama bisa memuaskan saya, saya akan kawini Mama…”

Mama lalu duduk lagi, celana dalamku diturunkan sehingga batangku sudah dalam genggamannya, walau tidak terpegang semua karena batangku yang besar tapi tangannya yang lembut sangat mengasyikan.

“Tom, batangmu besar sekali, pasti Nadia puas yach.”
“Ah.. nggak. Nadia.. biasa aja Ma…”
“Ya.. kalau gitu kamu harus puasin Mama yach…”
“Ok… Mah…”


Mulut mungil Mama Weni sudah menyentuh kepala batangku, dijilatnya dengan lembut, rasa lidahnya membuat diriku kelojotan, kepalanya kuusap dengan lembut. Batangku mulai dijilatnya sampai biji pelirku, Mama Weni mencoba memasukkan batangku yang besar ke dalam mulutnya yang mungil tapi tidakbisa, akhirnya hanya bisa masuk kepala batangku saja dalam mulutnya.

Hal ini pun sudah membuatku kelojotan, saking nikmatnya lidah Mama Weni menyentuh batangku dengan lembut. Hampir 15 menit lamanya batangku dihisap membuatnya agak basah oleh ludah Mama Weni yang sudah tampak kelelahan menjilat batangku dan membuatku semakin mengguncang keenakan.

Setelah itu Mama Weni duduk di Sofa dan sekarang aku yang jongkok di hadapannya. Kedua kakinya kuangkat dan kuletakkan di bahuku. Vagina Mama Weni terpampang di hadapanku dengan jarak sekitar 50 cm dari wajahku, tapi bau harum menyegarkan vaginanya menusuk hidungku.

“Ma, Vagina Mama wangi sekali, pasti rasanya enak sekali yach.”
“Ah, masa sih Tom, wangi mana dibanding punya Nadia dari punya Mama.”
“Jelas lebih wangi punya mama dong…”
“Aaakkhh…”

Vagina Mama Weni telah kusentuh dengan lidahku. Kujilat lembut liang vagina Mama Weni, vagina Mama Weni rasanya sangat menyegarkan dan manis membuatku makin menjadi-jadi memberi jilatan pada vaginanya.

“Ma, vagina… Mama sedap sekali.. rasanya segar…”
“Iyaaaah… Tom, terus… Tom… Mama baru kali ini vaginanya dijilatin… ohhh.. terus… sayang…”

Vagina itu makin kutusuk dengan lidahku dan sampai juga pada klitorisnya yang rasanya juga sangat legit dan menyegarkan. Lidahku kuputar dalam vaginanya, biji klitorisnya kujepit di lidahku lalu kuhisap sarinya yang membuat Mama Weni menjerit keenakan dan tubuhnya menggelepar ke kanan ke kiri di atas sofa seperti cacing kepanasan.

“Ahh… ahh.. oghh oghh… awww.. argh.. arghh.. lidahmu Tom… agh, eena… enakkkhh.. aahh… trus.. trus…” Klitoris Mama Weni yang manis sudah habis kusedot sampai berulang-ulang, tubuh Mama Weni sampai terpelintir di atas sofa, hal itu kulakukan hampir 30 menit dan dari vaginanya sudahmengeluarkan cairan putih bening kental dan rasanya manis juga, cairan itupun dengan cepat kuhisap dan kujilat sampai habis sehingga tidak ada sisa baik di vaginanya maupun paha mama Weni.

“Ahg… agh… Tom… argh… akh.. akhu… keluar.. nih… ka.. kamu.. hebat dech…” Mama Weni langsung ambruk di atas sofa dengan lemas tak berdaya, sementara aku yang merasa segar setelah menelan cairan vagina Mama Weni, langsung berdiri dan dengan cepat kutempelkan batang

kemaluanku yang dari 30 menit lalu sudah tegang dan keras tepat pada liang vagina Mama Weni yang sudah kering dari cairan. Mama Weni melebarkan kakinya sehingga memudahkanku menekan batangku ke dalam vaginanya, tapi yang aku rasakan liang vagina Mama Weni terasa sempit, aku pun keheranan.

“Ma… vagina Mama koq sempit yach… kayak vagina anak gadis.”
“Kenapa memangnya Tom, nggak enak yach…”

“Justru itu Ma, Mama punya sempit kayak punya gadis. Saya senang Ma, karena vagina Nadia sudah agak lebar, Mama hebat, pasti Mama rawat yach?”

“Iya, sayang.. walau Mama jarang ditusuk, vaginanya harus Mama rawat sebaik-baiknya, toh kamu juga yang nusuk…”

“Iya Ma, saya senang bisa menusukkan batang saya ke vagina Mama yang sedaaap ini…”
“Akhhhh… batangmu besar sekali…”

Vagina Mama Weni sudah terterobos juga oleh batang kemaluanku yang diameternya 4 cm dan panjangnya 16 cm, setelah 6 kali kuberikan tekanan.

Pinggulku kugerakan maju-mundur menekan vagina Mama Weni yang sudah tertusuk oleh batangku, Mama Weni hanya bisa menahan rasa sakit yang enak dengan memejamkan mata dan melenguh kenikmatan, badannya digoyangkan membuatku semakin semangat menggenjotnya hingga sampai semua batangku masuk ke vaginanya.

“Tom.. nggehhh.. ngghhh.. batangmu menusuk sampai ke perut.. nich.. agggghhh.. agghhh.. aahhh.. eenaakkhh…” Aku pun merasa keheranan karena pada saat masukkan batangku ke vaginanya Mama Weni terasa sempit, tapi sekarang bisa sampai tembus ke perutnya.

Payudara Mama Weni yang ranum dan terbungkus kulit yang putih bersih dihiasi puting kecil kemerahan sudah kuterkam dengan mulutku. Payudara itu sudah kuhisap, kujilat, kugigit dan kukenyot sampai putingnya mengeras seperti batu kerikil dan Mama Weni belingsatan,

Tangannya membekap kepalaku di payudaranya sedangkan vaginanya terhujam keras oleh batangku selama hampir 1 jam lamanya yang tiba-tiba Mama Weni berteriak dengan lenguhan karena cairan telah keluar dari vaginanya membasahi batangku yang masih di dalam vaginanya, saking banyaknya cairan itu sampai membasahi pahanya dan pahaku hingga berasa lengket.

“Arrrgghhhh.. argghhh.. aakkkhh.. Mama… keluar nich Tom… kamu belum yach..?” Aku tidak menjawab karena tubuhnya kuputar dari posisi terlentang dan sekarang posisi menungging dimana batangku masih tertancap dengan kerasnya di dalam vagina Mama Weni, sedangkan dia sudah lemas tak berdaya.

Kuhujam vagina Mama Weni berkali-kali sementara Mama Weni yang sudah lemas seakan tidak bergerak menerima hujaman batangku, Payudaranya kutangkap dari belakang dan kuremas-remas, punggungnya kujilat.

Hal ini kulakukan sampai 1 jam kemudian di saat Mama Weni meledak lagi mengeluarkan cairan untuk yang kedua kalinya, sedangkan aku mencapai puncak juga dimana cairanku kubuang dalam vagina Mama Weni hingga banjir ke kain sofa saking banyaknya cairanku yang keluar.

“Akhh.. akh.. Ma, Vagina Mama luar biasa sekali…” Aku pun ambruk setelah hampir 2,5 jam merasakan nikmatnya vagina mertuaku, yang memang nikmat, meniban tubuh Mama Weni yang sudah lemas lebih dulu.

Aku dan Mama terbangun sekitar jam 12.30 malam dan kami pindah tidur ke kamar Mama Weni, setelah terbaring di sebelah Mama dimana kami masih sama-sama bugil karena baju kami ada di sofa, Mama Weni memelukku dan mencium pipiku.

“Tom, Mama benar-benar puas dech, Mama pingin kapan-kapan coba lagi batangmu yach, boleh khan…”

“Boleh Ma, saya pun juga puas bisa mencoba vagina Mama dan sekarangpun yang saya inginkan setiap malam bisa tidur sama Mama jika Nadia nggak pulang.”

“Iya, Tom.. kamu mau ngeloni Mama kalau Nadia pergi?”
“Iya Ma, vagina Mama nikmat sih.”
“Air manimu hangat sekali Tom, berasa dech waktu masuk di dalam vagina Mama.”
“Kita Main lagi Ma…?”
“Iya boleh…”

Kami pun bermain dalam nafsu birahi lagi di tempat tidur Mama hingga menjelang ayam berkokok baru kami tidur. Mulai hari itu aku selalu tidur di kamar Mama jika istriku ada syuting di luar kota dan ini berlangsung sampai sekarang.

TAMAT

Friday, August 14, 2020

Kumpulan Cerita Dewasa Belahan dada mbak merry, penjaga kantin yang genit


Kumpulan Cerita Dewasa - Cara kerjaku di pabrik memang terkenal tegas, akan tetapi aku terkenal dengan kebaikan ku terhadap karyawan lain terlebih dengan karyawan bawahan ku. Memang posisiku sekarang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Sebagai manager pusat aku memegang peranan penting dalam perusahaan. Akan tetapi godaan yang datang jauh lebih besar. Semasa aku memegang peranan sebagai bagian produksi rekan-rekan kerjaku sebagian besar laki-laki dan hanya beberapa wanita yang ada di departemen ku.

Itu pun semuanya tidak ada menarik hatiku. Akan tetapi saat ini ada yang membuatku tertarik dan aku sedang mengincar “mangsa” baru. Yaitu Mbak Merry, penjaga Kantin pabrik. Mbak Merry ini asli dari Solo.

Akan tetapi sejak usia 13 tahun dia sudah tinggal di kota ku ini. Sekarang dia bersuamikan salah satu karyawan bawahan ku. Yang selalu membuat ku menarik diluar bodinya yang yahud adalah bau keringat nya yang khas. Entah kenapa aku selalu saja terangsang apabila mencium bau keringat mbak Merry.

Memang mbak Merry terkenal dengan kegenitannya di pabrik. Bahkan terkadang akibat kegenitannya itu dia sering terlihat bertengkar dengan suaminya. Wajar saja kalau suaminya cemburu. Dan aku pun tak akan menyalahkan laki-laki yang menggoda mbak Merry. Karena terkadang entah sengaja atau tidak dia selalu memperlihatkan belahan dadanya ketika menyajikan makanan.

Terkadang pula aku sering melihat mbak Merry dicolek-colek oleh karyawan tanpa menepis colekan itu ataupun memarahi kenakalan tangan karyawan pabrik. Semenjak aku dijadikan Manager Pusat oleh boss ku ,aku menjadi jarang makan di kantin. Karena staff Direksi hampir semuanya selalu makan di luar. Apalagi kalau bersama boss ku. Pasti kami selalu makan siang di restoran berbintang.

Tapi siang itu entah kenapa aku malas sekali makan bersama boss ku. Aku memutuskan untuk tidak makan siang. Pada saat jam makan siang aku memilih minum kopi di ruangan ku dan bermain game di laptop ku.

Ruangan ku sekarang sangatlah besar dibandingkan pada saat menjabat Manager Area. Dan aku pun sekarang memiliki sekertaris pribadi. Namanya Vicky. Umurnya tidak berbeda jauh dengan ku. Hanya terpaut tiga atau 4 bulan saja. Orang nya cantik, tubuh ideal, hanya saja cerewet nya minta ampun.

Terkadang aku sering berdebat dengannya hanya karena hal sepele. Vicky masih mempunyai hubungan kerabat dengan boss ku. Selepas kuliah sekertaris dia ditarik oleh boss ku dan ditempatkan menjadi sekertarisku. Tapi sudahlah tak usah bercerita panjang lebar mengenai Vicky. Hari itu memang Vicky tidak masuk kerja. Kadang aku suka meminta untuk di pesan kan makanan olehnya.

Tepat pada saat jam menunjukan pukul 3 sore, perutku mulai minta di isi. Aku pun kemudian mengangkat telpon dan menelpon bagian OB. Tak lama kemudian datang lah Darsiman salah seorang OB kami.

“Ya Pak? Bapak manggil tadi?”.tanya Darsiman padaku. Tanpa menoleh ke arah nya aku pun menjawab ,”Man, tolong kamu ke kantin dan bilang mbak Merry untuk buatin saya mir rebus ya. Jangan pake sayur….dan jangan pake lama …”. Darsiman pun berkata ,

”Siap boss….siap laksanakan…hehehe…”. aku pun bangkit dari kursiku dan merogoh saku celanaku untuk mengambil dompet.

Aku mengeluarkan lembaran seratus ribuan dan menyerahkan nya pada Darsiman.
“Nih…ntar bayar ke mbak Merry, kembaliannya buat kamu aja…”. kataku sambil kembali duduk di kursiku. “Waaahhh…buanyak bener boss…bener nih kembaliannya buat saya?”. Tanya Darsiman ragu.

Aku pun tersenyum dan berkata ,
”Yah…kembaliannya buat kamu aja…ga papa..bagi-bagi rejeki..sudah cepet sana dah laper saya”. Dengan sigap Darsiman langsung bergegas meninggalkan ku. Aku pun kembali sibuk bermain game.

Bosan dengan bermain game aku pun membuka sebuah situs porno , kemudian aku pun sibuk melihat –lihat film yang akan aku unduh. Dan akhirnya aku pun menemukan film yang aku inginkan. Sebuah film klasik yang diperankan oleh Asia Carera. Memang artis porno yang satu itu merupakan favoritku.

Sambil menunggu file nya terunduh, aku pun kembali mencari-cari file yang lain. Cukup lama aku berkutat di depan laptopku hingga tanpa sadar mbak Merry sudah ada di dalam ruangan ku,dan sambil memegang nampan berisikan mie instan dia berdiri di belakang ku. Dan aku pun terkejut ketika mbak Merry menepuk pundak ku.

“hayyoooo…yang mau makan koq malah nonton film blue sih Pak..?”. dengan sigap aku pun menutup laptop ku. “Loh koq ga ketok pintu masuknya mbak?”. Mbak Merry menggelengkan kepalanya sambil berkata ,

”Lah…tadi saya ketok pintu berapa kali, Bapak ndak menjawab, saya masuk saya tanya mau disimpan di mana mie nya ,ndak jawab juga….eh lagi asik rupanya nonton….hehehe…”. Aku pun menjawab ,

”Masa sih mbak? Beneran loh ga kedengeran….ngomong-ngomong uang nya dah dikasihkan sama Darsiman ,blom?”. Sambil meletakan mie di atas mejaku mbak Merry menjawab , ”sudah Pak, tadi sudah di kasih uangnya…. memang lagi ga ada kerjaan ya Pak, nonton film Blue?”.

“Ya nih, Vicky kan ga masuk…jadi ga ada yang bantuin, ntar aja di lanjut”.
Tiba-tiba terbersit pikiran kotorku untuk mengerjai mbak Merry, mumpung ga ada orang nih, kataku dalam hati. Aku pun menyusun strategi dan mulai mempersilahkan Mbak Merry duduk.

“Mbak, duduk dulu deh di sini, temenin saya ngobrol….ga ada temen ngobrol nih…lagian dah lama kita ga ngobrol ya?”. Mbak Merry pun duduk dan meletakan nampannya di dadanya.
“Ya Pak, sejak Bapak jadi manager ,bapak ga pernah ke kantin lagi….”. Aku pun tersenyum dan berkata ,

”Sorry mbak, bukan ga mau ke kantin lagi, Cuma si boss selalu ngajak makan di luar terus.” Mbak Merry pun berkata sambil tersenyum ,

”Tapi kayaknya bapak aja yang udah bosen sama saya ya, jd ga mau ke kantin….”. Aku menggelengkan kepala sambil menjawab ,

”Ga lah, siapa yang bosen sama kamu? Kamu cantik, seksi, laki-laki bodoh aja yang bosen sama kamu….”. Kulihat wajah mbak Merry memerah dan tertunduk malu ,

”Ah….bapak gombal…sama kayak yang lain, gombal semua”. Aku pun bangkit dari duduk ku dan mengitari meja mendekati mbak Merry, kemudian berdiri di sampingnya.

Dari tempatku berdiri ini tampak lebih jelasa belahan dada mbak Merry, yang memang hari itu mengenakan kaus berleher pendek, sehingga kedua payudaranya agak menyembul keluar. Aku pun mulai beraksi, tanganku kuletakan di bahunya sambil berkata ,

”Saya ga mungkin gombal mbak, mana mungkin saya gombalin cewek cantik dan seksi kayak mbak….Sayang aja mbak dah punya suami, kalo ga…..”. Aku tak meneruskan kata-kata ku, dan memang benar, mbak Merry tampak merespon perkataanku.

“Emang kalau saya ga punya laki ,bapak mau sama saya?” Tanya Mbak Merry.
Aku pun tersenyum dan tanganku tak kubiarkan diam di bahunya. Aku elus-elus bahunya sambil berkata ,

”Mau lah, kalau sekarang mbak Merry mau saya juga mau sama mbak Merry…”.
Suasana menjadi hening seketika. Mbak Merry tak menjawab hanya diam tertunduk. Aku pun bertanya ,

”Loh koq diam mbak? Kenapa? Saya menyinggung mbak ya?”. Mbak Merry menjawab sambil menundukan kepalanya ,

”Ga Pak. Bapak ga menyinggung saya. Cuma saya tau bapak sudah beristri. Dan saya juga bersuami…..kan ga mungkin Pak”. Aku pun tertawa dan kembali merayu mbak Merry ,

”Hahahahaha….tapi kan kalau ga ada yang tau, ga bakalan apa-apa kan Mbak?”. Mbak Merry kembali berkata ,

”Saya malu Pak, saya kan Cuma penjaga kantin, trus disamping itu saya takut keterusan….”. Aku pun memutar kursi yang di duduki mbak Merry sehingga posisi kami berhadapan, kemudian aku pun berjongkok di depan nya.

“Mbak, penjaga kantin kan Cuma profesi, yang saya suka kan orangnya….trus maksud mbak takut keterusan apa sih mbak?” Mbak Merry meletakan nampan yang dipegangnya ke atas meja, kemudian menjawab ,

”Saya takut kebablasan pak….Saya nikah sama suami saya awalnya ya seperti ini….saya di rayu, trus kebablasan, untung dia mau nikahin saya….”.

Aku terdiam sejenak, kemudian sambil mulai mengelus-elus bahu hingga lengannya aku pun kembali berkata ,

”Saya mau jujur sama mbak, dari awal saya liat mbak di kantin, saya udah tertarik sama mbak, memang bukan tertarik jatuh cinta…..saya tertarik dengan tubuh mbak dan kecantikan mbak, terkadang saya suka membayangkan tubuh mbak kalau sedang melakukan hubungan intim dengan istri saya….sorry ya mbak..bukan maksud saya mau merendahkan mbak.

Tapi sebagai lelaki normal saya benar-benar terangsang sama mbak…..”. Belum sempat mbak Merry menjawab, aku langsung menciumi bibirnya. Aku hanya berpikir ,gimana nanti aja.”Paakk…hhmmmppphh….” hanya itu yang keluar dari mulut mbak Merry. Dan ternyata mbak Merry membalas ciuman ku. Dia mulai memainkan lidahnya di lidahku. Kami pun terus berkutat saling bertukar ludah dan saling berpagutan dengan panas.

Aku pun tak menyia-nyiakan hal ini, tanganku pun kuselipkan ke kaus leher pendek nya, dan mulai meremas payudaranya. kemudian mulai mengusap-usap puting nya. Tampak mbak Merry menggeliat-geliat kegelian. Tangan Mbak Merry mulai mengelus rambutku.

Aku pun membimbing tangan mbak Merry yang satunya lagi ke arah selangkanganku. Dan tanpa disuruh mbak Merry, mulai melepaskan celana ku. Mulai dari ikat pinggang, kancing celana hingga resleting celanaku. Hingga celanaku pun terjatuh ke bawah, dan hanya menyisakan celana dalamku.

Kemudian tangan mbak Merry mengusap-usap kontolku dari luar CD ku. Kontan saja kontolku pun langsung berdiri perlahan hingga benar-benar berdiri tegak dan keluar dari dalam CD ku. Mbak Merry menghentikan ciumannya dan menarik kepalanya kebelakang.
“Pak….saya takuuttt…”. Aku tersenyum sambil memelai rambutnya.


“Jangan takut mbak, kan ga ada orang, yang penting kita nikmati aja yang ada sekarang, dan satu lagi jangan panggil saya Pak, panggil saya mas saja…”. Setelah berkata demikian aku pun melumat bibirnya kembali. “Hhmmmmppphhh….mmmaaaassss……”. Mba Merry kembali membalas ciumanku.

Dan tangannya kemudian membuka CD ku, dan mulai mengelus dan mengocok kontolku. Aku pun tak tinggal diam. Tangan ku pun kemudian turun ke arah rok panjangnya. Ku elus-elus betis nya, kemudian naik ke pahanya, hingga akhirnya kutemukan gundukan indah di balik CD nya. Aku pun mulai mngelus-elus gundukan tersebut.

Ketika aku sedang menikmati aksi kami itu, tiba-tiba mbak Merry menghentikan aksinya dan mencoba bangkit dari duduknya. Aku pun sempat berpikir kalau mbak Merry mulai tersadar akan hal ini dan ingin menghentikan nya. Akan tetapi dugaanku salah besar, mbak Merry malah meminta ku untuk mengunci pintu, sambil mulai menurunkan CD nya tanpa membuka rok panjangnya.

Aku pun bergegas mengunci pintu ruanganku. Dan kembali ke arah mbak Merry, dan ternyata mbak Merry sudah duduk dengan posisi mengangkang dan kedua kaki nya di letakan di atas pegangan kursi. Hingga tampaklah memeknya yang indah terpampang di depanku.

Tanpa basa-basi lagi aku pun membasahi kepala kontolku dengan liurku. Kemudian mengarahkan kontolku ke arah memeknya yang kulihat memang sudah siap untuk dimasuki kontolku. Aku pun menggesek-gesekan kepala kontolku perlahan, dan kemudian menekan perlahan pantatku sehingga kontolku masuk perlahan.

Kurasakan memek mbak Merry masih agak sempit, entah mungkin kontolku memang besar dan memeknya tak sebesar dan selebar Tante A Yung. Kulihat Mbak Merry memejamkan matanya sambil menggigit bibirnya. Aku pun menekan pantatku terus sehingga kontolku masuk seluruhnya. Kulihat mbak Merry membelalakan matanya dan berteriak kecil ,

”Aaaaahhhhh… mmaaassss…. ssaakkkiitttt…….Ooooouuhhhhh……. sssssstttttt…..!!”. Ketika kontolku sudah masuk seluruhnya, kudiamkan sejenak kontolku di dalam memeknya.

Aku pun menyingkapkan kausnya ke atas ,lalu ku angkat pula bra nya sehingga payudara mbak Merry tampak indah menyembul dihadapanku. Dan aku pun mulai menjilati dan mengemut putingnya sedangkan tanganku aku arahkan ke arah clitoris mbak Merry dan mulai mengusapnya pelan-pelan.

“Maaassss…aayyoooo..ddooonnggg…… aaaaaooohh…. hhhmmmppphhh…..!!”.Desah Mbak Merry.

Akan tetapi aku sengaja tidak menggenjotnya dulu karena masih ingin menikmati hangatnya memek mbak Merry. Mungkin karena aku yang mendiamkan kontolku di dalam tanpa menggerakannya, maka tanpa disuruh mbak Merry menggoyangkan pantatnya sendiri, maju mundur, memutar dan sesekali menekan pantatnya keras-keras ke atas.

“Aaahhhhh…. aaaaauuuuhhh….oooouuhhh…. mmmaaasss…. eennnnaaakkkk… ayyyoo…. doonnkkk… maasss ……jjuuggaaaahhh…….. sssstttt…!!!”. Mbak Merry tampak mendesah sambil meremas payudaranya sendiri yang sedang aku jilati itu.

Kemudian aku pun mulai menggenjot dengan perlan-pelan. Dan sensasi yang aku dapatkan dari memek mbak Merry memang hebat. Denyutan di dalam memeknya jauh lebih terasa di batang kontolku. Seakan –akan kontolku sedang di urut.

“Mbaaakkkk…. oooouuhhh….mmmeeemmeekk…. mmmbbaakkkk….. mmmeemmaaanngg….. eeennaaakkk….. ssssttttt……aaaahhhhh…!!” Genjotanku perlahan –lahan mulai meningkat temponya.

Dan mbak Merry pun tak tinggal diam, pinggulnya ikut bergoyang seiring dengan goyangan ku.

“Mmmaaasss….. hhhmmmpppphhh…. kkkoonnnttooolll…. mmmaassss….. jjjuuggaaaaa…. eeennnnaaakkk…. aaaahhhh…aaaauuuhhh….!!”. tak lama kemudian akupun mengganti posisi ku, tanpa mencabut kontolku dari memek mbak Merry.

Aku mengangkat tubuh mbak Merry kemudian membaringkannya di atas sofa ruanganku. Dengan posisi ini aku lebih bebas mengeksplorasi tubuh mbak Merry. Kemudian aku angkat kaki kirinya dan aku letakan diatas bahuku. Dan aku pun mulai menggenjot memek mbak Merry kembali. Dan memang posisi ini jauh lebih enak dibandingkan pada saat kami melakukannya di atas kursi. Tak beberapa lama kami pun berganti posisi kembali.

Kali ini mbak Merry menaiki tubuhku. Aku pun mengambil posisi duduk di sofa. Mbak Merry kemudian mengangkangiku dan memegang kontolku, kemudian membimbingnya dan memasukan kontolku perlahan ke dalam memeknya.

Bllessss!! “Aaaahhh…. eeennnaaakkk… mmmaassss…..!!” desah mbak Merry ketika kontolku masuk seluruhnya ke dalam memeknya.

Dan mbak Merry pun sedikit membusungkan dadanya sehingga payudaranya tepat di depan wajahku. Tanpa menunggu lama aku pun melumat kedua payudaranya yang indah itu.

Mbak Merry mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur, kemudian naik turun dengan irama yang teratur. Tak lama setelah itu tampak mbak Merry mulai mempercepat goyangannya.

“Maaasss…. mmmaaauuuu…. kkkeellluuaaarrr….. uuuddaaaahhh… mmmaaauuu… saaammmpppee…aaahhhh… aaaooohhhh…. ssstttthhhh…. !!” Aku pun membantu mbak Merry dengan memegang pinggangnya dan menggerakannya seiring dengan gerakan mbak Merry.

Dan memang tak lama kemudian tubuh mbak Merry menegang, dan dia memeluk ku dengan erat. “Aaaaahhhhhh….. hhhhmmmpppphhhh……. !!!!”. Ditekannya kuat- kuat pantatnya sehingga kontolku masuk seluruhnya ke dalam memeknya.

Kemudian tubuhnya mulai melemas dan aku pun mengangkat tubuhnya dan ku baringkan lagi di atas sofa. Kuangkat kedua kakinya dan kuletakan di atas bahuku. Ku gesek-gesekan kontolku di bibir memeknya. Dan belum sempat aku memasukan kontolku mbak Merry menahan perutku dan berkata ,

”Maaassss…. ssebbbeennntttaarrr… cccapppeee… hhhmmmpppp…!!!”. Ku pegang tangan mbak Merry dan tanpa mempedulikan perkataannya aku menekan pantatku dan tanpa sadar aku pun mengerang karena posisi ini lebih nikmat dari sebelumnya.
“Aaahhhh….. mmbbaaakkkk….!!”.

Aku mulai menggenjot dengan irama cepat dan memang aku sudah mulai merasakan desakan air maniku akan keluar. Dengan cepat dan kuat aku terus menekan memek mbak Merry. Pllookk..!! Pllokk!! Pllookkk!! Mbak Merry pun kembali mendesah dan berterik kecil.

“Maaasss…. ggaaa…tttaahhhaannn…. mmmaaauuu… kkkeellluuaarr… lllaagggiiii….. Aaaahhhh… aaaahhhhhhh….!!!” dan tubuh mbak Merry kembali menegang. Kedua tangannya meremas sofa dengan kuat.

Kurasakan denyutan memek mbak Merry bertambah kuat. Dan memang akibat denyutan itu kurasakan kontolku pun sudah ingin mengeluarkan isi nya.

“Mbaakkk… ssaaayyyaaa… jjuuggaaa… mmmaaauuu…. kkkeellluuuaaarrr….. hhhhmmmppphhh….!!!”. Mbak Merry menjawab dengan perlahan.
“Maaasss…. hhmmppphh… ddiiillluuaaarrr… yyaaa….!!’. Kemudian aku pun mencabut kontolku dan beranjak dari tempatku.

Kuarahkan kontolku ke depan mulutnya. Tanpa disuruh mbak Merry pun menggenggam kontolku dan mengocokya sambil sesekali menghisapnya. Tak lama kemudian aku pun menjerit pelan ,

”Mmbbaaakkk…. aaaaahhhhhh….hhhhhmmmppphhh…!!”. Mbak Merry segera mengulum kontolku dan menghisapnya kuat-kuat.
Crrooott…cccrrroooott..crrooott..!!! air maniku menyembur dengan kuat dan memenuhi rongga mulut mbak Merry.

Kulihat mbak Merry terus menghisap kontolku dan menelan air maniku tanpa menyisakan setetes pun. Kurasakan tubuhku melemas dan seluruhn titik syarafku merasakan sensasi nikmat yang tiada tara. Dan setelah habis semua maniku di telan, mbak Merry masih menjilati kepala kontolku ,bahkan sesekali menggigitnya dengan pelan. Dan dia pun tersenyum kepadaku.

“Mas, saya bener-bener dibikin lemes sama mas….”. Aku pun bangkit dan mencium bibirnya. Kami pun kembali berpagutan.

Setelah itu kami pun kembali berpakaian.
“Mbak, tolong jangan sampe ada yang tau ya…”. Aku sedikit memohon kepada mbak Merry.
Dia pun tersenyum lalu menjawab ,

”Tenang aja mas, saya juga ga mau kalau suami saya sampai tau..”. Aku pun kembali bertanya ,
”Terus ,koq mau sih saya ajak begituan?”. Mbak Merry menjawab ,
”Sebenernya saya suka banget mas begituan, Cuma suami saya ga bisa muasin saya seperti mas tadi…”. Mbak Merry tertunduk malu.

Lalu kembali berkata ,
”Tapi nanti kalau mas mau lagi, tinggal ngomong sama saya, kapan dimana saya siap koq mas…”. Aku pun tersenyum dan memang jawaban seperti itu yang ingin ku dengar.

“Ya sudah mbak, nanti kalau saya pengen lagi kita janjian, tapi jangn di kantor, mending diluar biar lebih aman dan nyaman…”. Mbak Merry pun bangkit dan mengambil nampan yang tadi disimpannya di meja.

“Kalau gitu saya permisi ya Pak, kalau ada apa-apa kasih tau aja ya..”. Aku pun bertanya kembali padanya,

”Loh koq manggil “Pak” lagi?”. Mbak Merry menjawab sambil tersenyum ,
”Kalau manggil “Mas” ntar aja kalau kita lagi begituan, kalau di kerjaan saya tetep harus panggil “Pak”, tar orang curiga….Mari Pak, saya tinggal dulu..”. Mbak Merry pun segera beranjak meninggalkan ruangan kantorku.

Dan memang sejak saat itu kami pun sering bertemu diluar, aku selalu mengajaknya bertemu di hotel sehingga tak ada seorang pun yang tahu tentang hubungan kami. Aku pun mengatur jadwal ku sehingga tidak bentrok dengan jadwal syahwat ku dengan wanita lain.

TAMAT

Kumpulan Cerita Dewasa Nonton film panas dengan laras rekan kerja ku yang pengertian


Kumpulan Cerita Dewasa - Aku adalah seorang tenaga marketing yang bekerja di sebuah perusahaan distributor parfum di Bogor. Sebenarnya aku juga merupakan perintis dari perusahaan itu, sebut saja CV. WIN. Namun karena andilku di perusahaan itu hanyalah Sumber Daya Manusia, dan bukannya ada hubungan dengan finansial, maka pendapatankupun tidak sama dengan teman-temanku yang lain yang juga ikut menjadi perintis.

Ada 5 orang termasuk aku yang pertama kali bergabung menjadi satu hingga terbentuklah CV. WIN. Adalah Pak Damar, orang yang paling berperan di perusahaan itu, karena beliaulah yang menjadi pemegang modal dari segala sesuatunya.

Beliau seorang Sarjana Ekonomi. Karena keakraban kami, maka kamipun memanggil beliau dengan sebutan Babe, sebutan khas orang Betawi. Karena lingkungan kami merupakan transisi antara Sunda dengan Betawi.

4 orang yang lain bertugas untuk mengembangkan SDM, baik SDM masing-masing maupun dalam hal rekrutmen dan pengembangannya. Maka kami berempatpun bersaing untuk merekrut anak buah yang sebanyak-banyaknya, dan mengembangkan hingga menjadi sebuah tim yang integral dan solid.

Dalam empat bulan saja, yang semula hanya berjumlah empat orang sudah menjadi lebih dari lima puluh orang. Dan timku menjadi tim yang paling solid dengan jumlah yang terbanyak.

Semua itu tak lepas dari kerja kerasku untuk mengembangkan mereka, mendidik mereka dan memotivasi mereka. Mereka memang tim yang kuat dan bermotivasi tinggi. Mereka semua sangat respek terhadapku.

Itu semua karena aku hampir dikatakan sempurna dalam hal pembinaan dan approachmen. Aku selalu menghadapi mereka dengan sabar, meski sifat mereka tak sama. Aku menerapkan pendekatan yang berbeda-beda dari yang satu dengan yang lainnya.

Aku selalu memuji mereka yang berprestasi, dan membangun semangat bagi mereka yang sedang down. Aku selalu sempatkan waktu sekitar 2 sampai 5 menit kepada masing masing individu untuk berbicara mengenai keluhan-keluhan mereka, kendala-kendala di lapangan, dan rencana-rencana mereka ke depan, sehingga mereka merasa benar-benar menjadi bagian yang penting dalam tim.

Paling tidak aku menyapa mereka sekilas dengan mengucapkan selamat pagi penuh semangat, memuji penampilan mereka, atau hanya sekedar mengatakan,

“Dasi kamu bagus”

Aku juga sangat antusias dengan mereka, karena sebagian besarnya adalah wanita. Dan bukan rahasia lagi jika cewek sunda terkenal dengan postur tubuh yang tak terkalahkan. Mereka rata rata berbadan segar dengan payudara yang sekal dan menantang.

Kulit mereka juga sangat bersih. Itu adalah keuntungan tersendiri bagiku karena pasti suatu saat nanti mereka (bahkan semuanya) bisa aku kencani satu persatu.Dengan pendekatan setahap demi setahap salah satu diantara mereka, Laras, akan bisa aku nikmati tubuhnya.

Cerita ini bermula ketika suatu hari aku tidak terjun ke lapangan karena badanku terasa tidak enak. Tapi karena aku harus memotivasi mereka, paginya aku sempatkan untuk ke kantor. Dan begitu mereka berangkat ke lapangan aku pulang ke kost untuk istirahat.

Namun paginya dikantor, Laras sempat curiga dengan kesehatanku dan bertanya,

“Mas kenapa, sedang sakit ya?”
“Iya, Ras. Aku lagi nggak enak badan. Kayaknya aku nggak berangkat hari ini”

“Ya udah, entar habis meeting Mas pulang aja. Mas sudah makan?” tanya Laras penuh perhatian. Dia memang orangnya sangat perhatian.

“Udah sih, tapi cuman dikit. Nggak selera”

Dengan penuh kelembutan Laras meraba dahiku. Tangannya lembut dan wangi. Kalau aku diraba agak lama mungkin aku langsung sembuh, pikirku.

Pukul sembilan pagi semua karyawan sudah menyebar ke lapangan. Sementara aku masuk dan beristirahat di ruang rapat. Babe masuk dan bertanya,

“Kenapa Yan, sakit?”
“Iya, Be,” jawabku singkat.
“Ya udah, tiduran aja situ,” kata Babe ramah.
“Nggak ah, Be. Aku mau pulang aja. Ntar sore balik lagi”
“Terserah deh”

Aku bergegas pulang ke kost. Kostku memang hanya berjarak tiga ratus meter dari kantor. Semua biaya kostku ditanggung oleh Babe. Ruangnya nyaman, besar dan bersih. Penjaganya yang bernama Pak Min itu juga ramah. Menurut Pak Min sebenarnya kamar itu khusus untuk tamu dan tidak disewakan, tapi entah mengapa aku diperkenankan menyewa kamar itu.

Di kamar itu terdapat lukisan panorama yang sangan besar dan indah. Asli pula dan bukan reproduksi. Kata Pak Min posisi kamar itu boleh diubah sesuka penghuninya. Asal jangan kaget jika ada sensasi baru setelah itu. Apalagi dengan lukisan itu. Tapi aku menganggap itu hanya gurauan Pak Min dan aku tidak menanggapinya dengan serius.

Sebenarnya di kost itu tidak boleh membawa teman lawan jenis ke kamar, tapi sepertinya Pak Min, si penjaga itu tahu apa yang dibutuhkan penghuni kost, jadi peraturan itu diabaikan. Sehingga kamar sebelahku sering dipakai pesta seks oleh penghuninya. Aku pernah ikut sekali.

Sesampainya di depan kamar kost aku kaget karena Laras ternyata sudah berada di depan kamar kostku sedang membaca majalah kesukaannya.

“Lho Ras, kok kamu disini. Lagi ngapain?” tanyaku singkat.
“Lagi nungguin Mas Iyan. Kenapa, nggak boleh?” tanya Laras manja.
“Ya boleh sih, tapi kok tadi nggak ngomong dulu”
“Mau ngasih kejutan, biar Mas Iyan sembuh”
“Ah, bisa aja kamu,” sahutku sambil mencubit dagunya yang mungil itu.

Setelah membuka pintu kamar aku mempersilakan Laras masuk. Dengan tanpa canggung Laras masuk ke kamarku dan melihat sekeliling,

“Kok posisi kamarnya nggak diubah sih Mas. Emang nggak bosen gini-gini aja. Ubah dong biar ada perubahan. Biar selalu baru, jadi Mas nggak sakit-sakitan”

“Biarin, sakit kan karena penyakit. Bukan karena kamar. Eh ngomong-ngomong, sorry lho kamarku berantakan”

“Ah cowok mah, biasa,” sahut Laras dengan sedikit logat sunda.

Setelah itu tangan mungil Laras memunguti benda-benda yang berantakan itu dan menatanya dengan rapi di tempatnya masing masing. Sementara aku pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

Begitu masuk kamar, kamarku sudah kembali bersih dan rapi oleh tangan Laras. Aku lihat Laras sedang sibuk memencet-mencet tombol remote untuk mencari acara tv. Hari itu Laras mengenakan baju tipis putih dengan celana hitam panjang.

Sangat terlihat profesional dia dengan pakaian itu. Juga seksi. Sambil tiduran Laras terlihat sangat menggoda. Payudaranya sangat terlihat mulus dengan bra yang tidak seukuran. Terlihat sekali bra itu tak sanggup memuat isi dari dada Laras.

Aku menelan ludah. Tiba tiba suhu badanku naik. Aku tahu ini bukan karena aku sakit, tapi lebih karena libidoku pasti sedang on. Si kecil juga ikut-ikutan bangun. Sialan. Aku menggerutu karena ketika si kecil bangun dengan posisi yang salah.

Menghadap ke bawah. Sehingga bulu-bulunya yang semula sempat menempel jadi tertarik dan menimbulkan rasa sakit. Aku merogohnya dan menempatkannya dengan benar. Tentu ini tak sepengetahuan Laras. Malu aku.

“Mas punya CD lagu yang bagus, nggak?” tanya Laras mengagetkanku.
“Cari aja disitu, pilih sendiri. Ada lagu, ada film. Eh, aku kemarin sewa film bagus tapi belum sempat nonton. Tuh, yang bungkusnya dari rental”

“Film apa sih ini mas?”
“Action, tapi katanya sih, ada ML nya”
“HiIIi. Coba ah, penasaran”

Sementara Laras memasukkan keping VCD, aku memperhatikan pinggangnya yang sedikit terbuka ketika dia sedikit menungging. Putih, mulus. Aku jadi teringat Dewi pemeran VCD Itenas yang heboh itu. Sementara aku duduk mengambil posisi bersandar di tembok dekat tempat duduk Laras sebelumnya.

Aku berharap setelah selesai memasukkan keping VCD, Laras kembali ke tempat duduk semula, jadi aku berada disampingnya persis. Dan benar, kini Laras berada disampingku dengan posisi bersila, sementara kakiku aku selonjorkan. Kini kaki kiri Laras yang dilipat menumpang di kakiku.

Film pun dimulai. Aku juga bersiap untuk memulai film panas siaran langsung tanpa penonton dan kamera. Aku mulai merangkul Laras. Mengelus rambutnya yang hitam itu, sambil sesekali membahas cerita film itu.

Padahal sebenarnya aku tidak begitu memperhatikan alur cerita film itu. Aku hanya menjawab ya dan tidak atau tersenyum menanggapi Laras yang terlihat serius. Lalu badan Laras mulai bersandar di badanku. Akupun dengan mudah menciumi rambutnya, telinganya juga tengkuknya.

Sementara tanganku yang sedari tadi bermain di daerah atas, kini mulai merosot. Menyentuh dada Laras, meremasnya hingga Laraspun tak lagi memperhatikan film itu dan menikmati sentuhanku. Kini kami menjadi pemeran utama sebuah film panas. Apalagi ketika alur film itu tiba pada kisah make love, sesekali kami melihatnya sebagai pemanas.

Wajah Laras yang semula menghadap tivi kini mulai tengadah menghadapku. Bibir kamipun beradu. Laras terlihat sangat antusias. Napasnya sangat wangi menggairahkan. Aku yakin Laras mempersiapkan hal ini dengan makan permen wangi sebelumnya.

Dia menjilati mukaku dengan buas. Sementara tanganku sibuk bergerilya mencoba melepas pakaian Laras. Tanganku yang berada di dalam baju Laras berhasil membuka pengait bra-nya. Gumpalan daging sekal itu kini longgar tanpa pembungkus.

Sementara bibirnya sibuk menjilatiku, tangannya mulai menuju pakaianku. Akupun dilucutinya. Sekarang aku tak berbaju lagi. Bibir Laraspun mulai bergerilya turun. Menjilati dadaku dan mengulum susuku. Badanku makin panas. Libidoku makin naik. Leher, perut, telinga, dan dadaku menjadi sasaran bibir Laras. Aku menikmatinya sambil terus memainkan payudaranya yang semakin menghangat.

Semakin lama Laras semakin mengganas, dilepaskannya celanaku luar dan dalam. Bibirnya yang kini sudah tak berlipstik itu terus menjamah semua sektor tubuhku. Lidahnya menjilat-jilat bulu kemaluanku. Juga buah zakarku. Aku sesekali menggelinjang menahan jilatannya. Apalagi ketika kemaluanku masuk kedalam mulutnya. Ah, hangat rasanya.

Laras berubah posisi. Yang semula berada tepat di depanku, kini beralih disampingku, sambil tetap menghisap kemaluanku. Perubahan posisinya bukan tanpa alasan. Ternyata Laras mengulum penisku dengan posisi dari samping sehingga lidahnya mengenai permukaan penisku bagian atas. Posisi ini sungguh sangat nikmat. Baru kali ini merasakan hisapan dan jilatan yang sangat hebat. Luar biasa.

Sementara itu tanganku terus mengelus tubuh Laras. Payudaranya yang kenyal selalu menjadi favorit tanganku. Juga pantatnya yang bulat mulus. Sungguh menggairahkan. Tapi ketika jemariku kutuntun untuk menuju liang vaginanya, Laras menolak. Akupun menurut saja. Aku tidak mau memaksakan kehendakku.

Sekitar 10 menitan Laras bermain dengan posisi itu. Selanjutnya penisku dikeluarkannya dari mulut. Lidahnya yang terus mengganas itu menjalar keseluruh permukaan badanku bagian depan. Naik, naik, dan terus naik. Kini bibir kami kembali beradu.

Kini posisi Laras tepat mendudukiku. Lalu perlahan-lahan Laras membimbing penisku untuk masuk kedalam liang vaginanya. Dan, bless.. hangat, nikmat.

Laras meringis menahan rasa. Entah apa yang ia rasakan. Setelah berkonsentrasi dengan penisku, kini Laras mulai memompa dengan posisi naik turun. Aku masih pada posisi duduk.

Laras yang duduk dihadapanku terus naik turun hingga payudaranya terayun-ayun. Akupun tertarik dengan payudara itu. Kupegang, kuremas, kutekan lalu aku menundukkan kepalaku hingga bibirku mengenai payudara Laras. Dalam kesulitan karena posisinya yang terayun-ayun aku mengisap payudara Laras.

Laraspun meraung-raung tak karuan.

“Ya Mas, terus Mas. Hisap terus, Mas”

“Augh, augh.. Mas aku mau keluar, augh, augh.. Ahh!!

Laras mengejang. Mukanya memerah. Lalu kami membalikkan tubuh kami. Untuk sementara kami juga melepaskan perabot kami yang tertancap. Akupun mulai bekerja. Kubimbing Laras untuk berjongkok. Akupun menyetubuhinya lagi dengan posisi dari belakang.

Bless.. Kemaluanku masuk lagi ke liang vaginanya. Dengan posisi doggystyle aku memompa pantat Laras berkali-kali hingga aku merasakan ada dorongan yang sangat kuat, hingga frekuensi doronganku semakin cepat. Aku meracau tak karuan.


Laras tahu itu. Sebelum spermaku muncrat, dilepaskanlah pantatnya. Sekejap Laras sudah berbalik posisi. Tangannya langsung menangkap kemaluanku. Dibantu mulutnya, dikocoklah penisku sejadi-jadinya dan..

“Auuuggghhh..”

Sperma hangat muncrat ke mulut Laras. Tanpa ragu dikulumlah penisku. Rasanya tidak karuan. Spermakupun habis ditelan Laras. Lalu kami berduapun roboh tak berdaya.

Aku mencium Laras penuh kasih dan dengan senyum kepuasan. Wajahnya yang penuh keringat tetap manis dengan senyuman itu.

Sementara layar tv ku sudah menunjukkan display VCD. Entah duluan VCD atau aku selesainya.

Aku adalah seorang tenaga marketing yang bekerja di sebuah perusahaan distributor parfum di Bogor. Sebenarnya aku juga merupakan perintis dari perusahaan itu, sebut saja CV. WIN. Namun karena andilku di perusahaan itu hanyalah Sumber Daya Manusia, dan bukannya ada hubungan dengan finansial, maka pendapatankupun tidak sama dengan teman-temanku yang lain yang juga ikut menjadi perintis.

Ada 5 orang termasuk aku yang pertama kali bergabung menjadi satu hingga terbentuklah CV. WIN. Adalah Pak Damar, orang yang paling berperan di perusahaan itu, karena beliaulah yang menjadi pemegang modal dari segala sesuatunya.

Beliau seorang Sarjana Ekonomi. Karena keakraban kami, maka kamipun memanggil beliau dengan sebutan Babe, sebutan khas orang Betawi. Karena lingkungan kami merupakan transisi antara Sunda dengan Betawi.

4 orang yang lain bertugas untuk mengembangkan SDM, baik SDM masing-masing maupun dalam hal rekrutmen dan pengembangannya. Maka kami berempatpun bersaing untuk merekrut anak buah yang sebanyak-banyaknya, dan mengembangkan hingga menjadi sebuah tim yang integral dan solid.

Dalam empat bulan saja, yang semula hanya berjumlah empat orang sudah menjadi lebih dari lima puluh orang. Dan timku menjadi tim yang paling solid dengan jumlah yang terbanyak.

Semua itu tak lepas dari kerja kerasku untuk mengembangkan mereka, mendidik mereka dan memotivasi mereka. Mereka memang tim yang kuat dan bermotivasi tinggi. Mereka semua sangat respek terhadapku.

Itu semua karena aku hampir dikatakan sempurna dalam hal pembinaan dan approachmen. Aku selalu menghadapi mereka dengan sabar, meski sifat mereka tak sama. Aku menerapkan pendekatan yang berbeda-beda dari yang satu dengan yang lainnya.

Aku selalu memuji mereka yang berprestasi, dan membangun semangat bagi mereka yang sedang down. Aku selalu sempatkan waktu sekitar 2 sampai 5 menit kepada masing masing individu untuk berbicara mengenai keluhan-keluhan mereka, kendala-kendala di lapangan, dan rencana-rencana mereka ke depan, sehingga mereka merasa benar-benar menjadi bagian yang penting dalam tim.

Paling tidak aku menyapa mereka sekilas dengan mengucapkan selamat pagi penuh semangat, memuji penampilan mereka, atau hanya sekedar mengatakan,

“Dasi kamu bagus”

Aku juga sangat antusias dengan mereka, karena sebagian besarnya adalah wanita. Dan bukan rahasia lagi jika cewek sunda terkenal dengan postur tubuh yang tak terkalahkan. Mereka rata rata berbadan segar dengan payudara yang sekal dan menantang.

Kulit mereka juga sangat bersih. Itu adalah keuntungan tersendiri bagiku karena pasti suatu saat nanti mereka (bahkan semuanya) bisa aku kencani satu persatu.Dengan pendekatan setahap demi setahap salah satu diantara mereka, Laras, akan bisa aku nikmati tubuhnya.

Cerita ini bermula ketika suatu hari aku tidak terjun ke lapangan karena badanku terasa tidak enak. Tapi karena aku harus memotivasi mereka, paginya aku sempatkan untuk ke kantor. Dan begitu mereka berangkat ke lapangan aku pulang ke kost untuk istirahat.

Namun paginya dikantor, Laras sempat curiga dengan kesehatanku dan bertanya,

“Mas kenapa, sedang sakit ya?”
“Iya, Ras. Aku lagi nggak enak badan. Kayaknya aku nggak berangkat hari ini”

“Ya udah, entar habis meeting Mas pulang aja. Mas sudah makan?” tanya Laras penuh perhatian. Dia memang orangnya sangat perhatian.

“Udah sih, tapi cuman dikit. Nggak selera”

Dengan penuh kelembutan Laras meraba dahiku. Tangannya lembut dan wangi. Kalau aku diraba agak lama mungkin aku langsung sembuh, pikirku.

Pukul sembilan pagi semua karyawan sudah menyebar ke lapangan. Sementara aku masuk dan beristirahat di ruang rapat. Babe masuk dan bertanya,

“Kenapa Yan, sakit?”
“Iya, Be,” jawabku singkat.
“Ya udah, tiduran aja situ,” kata Babe ramah.
“Nggak ah, Be. Aku mau pulang aja. Ntar sore balik lagi”
“Terserah deh”

Aku bergegas pulang ke kost. Kostku memang hanya berjarak tiga ratus meter dari kantor. Semua biaya kostku ditanggung oleh Babe. Ruangnya nyaman, besar dan bersih. Penjaganya yang bernama Pak Min itu juga ramah. Menurut Pak Min sebenarnya kamar itu khusus untuk tamu dan tidak disewakan, tapi entah mengapa aku diperkenankan menyewa kamar itu.

Di kamar itu terdapat lukisan panorama yang sangan besar dan indah. Asli pula dan bukan reproduksi. Kata Pak Min posisi kamar itu boleh diubah sesuka penghuninya. Asal jangan kaget jika ada sensasi baru setelah itu. Apalagi dengan lukisan itu. Tapi aku menganggap itu hanya gurauan Pak Min dan aku tidak menanggapinya dengan serius.

Sebenarnya di kost itu tidak boleh membawa teman lawan jenis ke kamar, tapi sepertinya Pak Min, si penjaga itu tahu apa yang dibutuhkan penghuni kost, jadi peraturan itu diabaikan. Sehingga kamar sebelahku sering dipakai pesta seks oleh penghuninya. Aku pernah ikut sekali.

Sesampainya di depan kamar kost aku kaget karena Laras ternyata sudah berada di depan kamar kostku sedang membaca majalah kesukaannya.

“Lho Ras, kok kamu disini. Lagi ngapain?” tanyaku singkat.
“Lagi nungguin Mas Iyan. Kenapa, nggak boleh?” tanya Laras manja.
“Ya boleh sih, tapi kok tadi nggak ngomong dulu”
“Mau ngasih kejutan, biar Mas Iyan sembuh”
“Ah, bisa aja kamu,” sahutku sambil mencubit dagunya yang mungil itu.

Setelah membuka pintu kamar aku mempersilakan Laras masuk. Dengan tanpa canggung Laras masuk ke kamarku dan melihat sekeliling,

“Kok posisi kamarnya nggak diubah sih Mas. Emang nggak bosen gini-gini aja. Ubah dong biar ada perubahan. Biar selalu baru, jadi Mas nggak sakit-sakitan”

“Biarin, sakit kan karena penyakit. Bukan karena kamar. Eh ngomong-ngomong, sorry lho kamarku berantakan”

“Ah cowok mah, biasa,” sahut Laras dengan sedikit logat sunda.

Setelah itu tangan mungil Laras memunguti benda-benda yang berantakan itu dan menatanya dengan rapi di tempatnya masing masing. Sementara aku pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

Begitu masuk kamar, kamarku sudah kembali bersih dan rapi oleh tangan Laras. Aku lihat Laras sedang sibuk memencet-mencet tombol remote untuk mencari acara tv. Hari itu Laras mengenakan baju tipis putih dengan celana hitam panjang.

Sangat terlihat profesional dia dengan pakaian itu. Juga seksi. Sambil tiduran Laras terlihat sangat menggoda. Payudaranya sangat terlihat mulus dengan bra yang tidak seukuran. Terlihat sekali bra itu tak sanggup memuat isi dari dada Laras.

Aku menelan ludah. Tiba tiba suhu badanku naik. Aku tahu ini bukan karena aku sakit, tapi lebih karena libidoku pasti sedang on. Si kecil juga ikut-ikutan bangun. Sialan. Aku menggerutu karena ketika si kecil bangun dengan posisi yang salah.

Menghadap ke bawah. Sehingga bulu-bulunya yang semula sempat menempel jadi tertarik dan menimbulkan rasa sakit. Aku merogohnya dan menempatkannya dengan benar. Tentu ini tak sepengetahuan Laras. Malu aku.

“Mas punya CD lagu yang bagus, nggak?” tanya Laras mengagetkanku.
“Cari aja disitu, pilih sendiri. Ada lagu, ada film. Eh, aku kemarin sewa film bagus tapi belum sempat nonton. Tuh, yang bungkusnya dari rental”

“Film apa sih ini mas?”
“Action, tapi katanya sih, ada ML nya”
“HiIIi. Coba ah, penasaran”

Sementara Laras memasukkan keping VCD, aku memperhatikan pinggangnya yang sedikit terbuka ketika dia sedikit menungging. Putih, mulus. Aku jadi teringat Dewi pemeran VCD Itenas yang heboh itu. Sementara aku duduk mengambil posisi bersandar di tembok dekat tempat duduk Laras sebelumnya.

Aku berharap setelah selesai memasukkan keping VCD, Laras kembali ke tempat duduk semula, jadi aku berada disampingnya persis. Dan benar, kini Laras berada disampingku dengan posisi bersila, sementara kakiku aku selonjorkan. Kini kaki kiri Laras yang dilipat menumpang di kakiku.

Film pun dimulai. Aku juga bersiap untuk memulai film panas siaran langsung tanpa penonton dan kamera. Aku mulai merangkul Laras. Mengelus rambutnya yang hitam itu, sambil sesekali membahas cerita film itu.

Padahal sebenarnya aku tidak begitu memperhatikan alur cerita film itu. Aku hanya menjawab ya dan tidak atau tersenyum menanggapi Laras yang terlihat serius. Lalu badan Laras mulai bersandar di badanku. Akupun dengan mudah menciumi rambutnya, telinganya juga tengkuknya.

Sementara tanganku yang sedari tadi bermain di daerah atas, kini mulai merosot. Menyentuh dada Laras, meremasnya hingga Laraspun tak lagi memperhatikan film itu dan menikmati sentuhanku. Kini kami menjadi pemeran utama sebuah film panas. Apalagi ketika alur film itu tiba pada kisah make love, sesekali kami melihatnya sebagai pemanas.

Wajah Laras yang semula menghadap tivi kini mulai tengadah menghadapku. Bibir kamipun beradu. Laras terlihat sangat antusias. Napasnya sangat wangi menggairahkan. Aku yakin Laras mempersiapkan hal ini dengan makan permen wangi sebelumnya.

Dia menjilati mukaku dengan buas. Sementara tanganku sibuk bergerilya mencoba melepas pakaian Laras. Tanganku yang berada di dalam baju Laras berhasil membuka pengait bra-nya. Gumpalan daging sekal itu kini longgar tanpa pembungkus.

Sementara bibirnya sibuk menjilatiku, tangannya mulai menuju pakaianku. Akupun dilucutinya. Sekarang aku tak berbaju lagi. Bibir Laraspun mulai bergerilya turun. Menjilati dadaku dan mengulum susuku. Badanku makin panas. Libidoku makin naik. Leher, perut, telinga, dan dadaku menjadi sasaran bibir Laras. Aku menikmatinya sambil terus memainkan payudaranya yang semakin menghangat.

Semakin lama Laras semakin mengganas, dilepaskannya celanaku luar dan dalam. Bibirnya yang kini sudah tak berlipstik itu terus menjamah semua sektor tubuhku. Lidahnya menjilat-jilat bulu kemaluanku. Juga buah zakarku. Aku sesekali menggelinjang menahan jilatannya. Apalagi ketika kemaluanku masuk kedalam mulutnya. Ah, hangat rasanya.

Laras berubah posisi. Yang semula berada tepat di depanku, kini beralih disampingku, sambil tetap menghisap kemaluanku. Perubahan posisinya bukan tanpa alasan. Ternyata Laras mengulum penisku dengan posisi dari samping sehingga lidahnya mengenai permukaan penisku bagian atas. Posisi ini sungguh sangat nikmat. Baru kali ini merasakan hisapan dan jilatan yang sangat hebat. Luar biasa.

Sementara itu tanganku terus mengelus tubuh Laras. Payudaranya yang kenyal selalu menjadi favorit tanganku. Juga pantatnya yang bulat mulus. Sungguh menggairahkan. Tapi ketika jemariku kutuntun untuk menuju liang vaginanya, Laras menolak. Akupun menurut saja. Aku tidak mau memaksakan kehendakku.

Sekitar 10 menitan Laras bermain dengan posisi itu. Selanjutnya penisku dikeluarkannya dari mulut. Lidahnya yang terus mengganas itu menjalar keseluruh permukaan badanku bagian depan. Naik, naik, dan terus naik. Kini bibir kami kembali beradu.

Kini posisi Laras tepat mendudukiku. Lalu perlahan-lahan Laras membimbing penisku untuk masuk kedalam liang vaginanya. Dan, bless.. hangat, nikmat.

Laras meringis menahan rasa. Entah apa yang ia rasakan. Setelah berkonsentrasi dengan penisku, kini Laras mulai memompa dengan posisi naik turun. Aku masih pada posisi duduk.

Laras yang duduk dihadapanku terus naik turun hingga payudaranya terayun-ayun. Akupun tertarik dengan payudara itu. Kupegang, kuremas, kutekan lalu aku menundukkan kepalaku hingga bibirku mengenai payudara Laras. Dalam kesulitan karena posisinya yang terayun-ayun aku mengisap payudara Laras.

Laraspun meraung-raung tak karuan.

“Ya Mas, terus Mas. Hisap terus, Mas”

“Augh, augh.. Mas aku mau keluar, augh, augh.. Ahh!!

Laras mengejang. Mukanya memerah. Lalu kami membalikkan tubuh kami. Untuk sementara kami juga melepaskan perabot kami yang tertancap. Akupun mulai bekerja. Kubimbing Laras untuk berjongkok. Akupun menyetubuhinya lagi dengan posisi dari belakang.

Bless.. Kemaluanku masuk lagi ke liang vaginanya. Dengan posisi doggystyle aku memompa pantat Laras berkali-kali hingga aku merasakan ada dorongan yang sangat kuat, hingga frekuensi doronganku semakin cepat. Aku meracau tak karuan.

Laras tahu itu. Sebelum spermaku muncrat, dilepaskanlah pantatnya. Sekejap Laras sudah berbalik posisi. Tangannya langsung menangkap kemaluanku. Dibantu mulutnya, dikocoklah penisku sejadi-jadinya dan..

“Auuuggghhh..”

Sperma hangat muncrat ke mulut Laras. Tanpa ragu dikulumlah penisku. Rasanya tidak karuan. Spermakupun habis ditelan Laras. Lalu kami berduapun roboh tak berdaya.

Aku mencium Laras penuh kasih dan dengan senyum kepuasan. Wajahnya yang penuh keringat tetap manis dengan senyuman itu.

Sementara layar tv ku sudah menunjukkan display VCD. Entah duluan VCD atau aku selesainya.

TAMAT