Friday, July 31, 2020

Kumpulan Cerita Dewasa Menikmati Tubuh Andini, Cewek Cantik Imut Primadona Sekolah


Kumpulan Cerita Dewasa - Perkenalkan namaku Fredo, aku punya pacar yang binal nya minta ampun sebut saja namanya Andini waktu SMP kami tidur pertama dan ngelakuin pertama bersama dengan Andini, makanya dia masih tetap menjadi pacarku sampai sekarang aku kuliah, kejadian ini terjadi di gudang sekolah saat aku masih kelas 3 SMP dan Andini kelas 2 SMP.

Beruntung sekali aku termasuk orang yang tajir dan wajahku yang ganteng, saat itu aku sekolah di SMP swasta Jakarta, banyak cewek yang ngejar diriku, tapi hanya sedikit cewek yang mau ajak aku tidur semua teman cewek mengecap aku sebagai playboy memang banyak cewek yang aku pacari saat disekolah.

Tapi ada salah satu cewek yang membuat aku pingin mencobanya namanya Andini yang cantik imut rambut agak pirang rambut sebahu sekilas memiliki wajah china dan yang paling aku suka adalah pantatnya serta payudaranya yang bagiku besar seperti payudara anak SMU.

Andini pangilan tuk cewek ini dan dia termasuk cewek yang nakal ato bisa dikatakan binal sekali di sekolah,ada aja dulu tingkahnya yang buat orang awam ato guru geleng pala pernah dia tari telanjang di kelas,ciumman di kelas.

Sampai sepongin ama fetting di wc sekolah nih cewek termasuk primadona sekolah aku banyak cowo yang mau ngajak dia jadian cuma tuk tidur ama dia tapi di tolak secara halus karena menurut dia,dia engga mau sembarang cowo yang masukin kontolnya ke memek dia.

Pas hari senin pagi seperti biasa aku ama dia berangkat dan engga biasanya aku terlambat ( aku kaga pernah terlambat sekalipun ) dan ternyata banyak siswa yang terlambat dan dari pada di hukum ,aku main di gudang sekolah sambil ngerokok di gudang sekolah ( aku sering ngerokok disitu ) dan digudang sekolah aku liat Andini lagi asyik baca buku,gila ni cewek baca bacaan novel cowo dewasa.

Dia baca sambil ngusap2x dadanya dan sesekali jarinya di masukkin ke memek,ahhh.ahhh.ahhh gitu kira2x desahan ya ni cewek lagi coli kali pikiran aku ,langsung aja aku buka pintu gudang sekola itu kontan dia kaget aku cuma terpana ngeliat memek dia yang di hiasi jembut yang lumayan tebal ehhh Fredo aku ngapain kamu kaget.

Aku kata dia terkejut sambil cepat – cepat ngerapiin celana dalamnya ahh engga,lagi ngapain kamu kata aku iya,coli ya kata aku nambahin ihhh. engga lagi baca aja kata dia seraya nunjukin majalah itu ke aku gila kamu mau engga jadi bokin aku kata aku bokin kamu? kata dia iya kata aku mendekat seraya mengelus memek Andini yang taunya udah basah itu ehmmm.mauuu kata Andini merem melek dan mundur serta memakai celana dalamnya lagi mau engga kamu tidur ama aku kata aku langsung ama kamu kata dia kaget.

Iya ama aku,abis ama siapa lagi kamu kan bokin aku kata aku nambahin engga ahhh takutt kata Andini takut,takut apaan kata aku takut hamil kata dia engga la,kalo hamil ya aku tanggung jawab kata aku bener mau tanggung jawab kata Andini senyum kapan mau ML ama aku kata Andini.

Disini aja entar siang abis anak2x ama guru balik kata aku seneng kegirangan entar sore jam 3 aja kata Andini tapi aku boleh minta duit engga,buat bayaran sekola aku nunggak 4 bulan nih kata Andini emang kamu belum bayaran sekolah gila kata aku bingung belon kan uangnya aku pake buat beli majalah ini kata Andini senyum

Iya nih kata aku seraya mengeluarkan 4 lembar seratus ribuan kembaliannya buat kamu aja gii kata aku aku tunggu kamu disini ya nanti kata aku bye sayang,tunggu aku ya kata Andini seraya mengecup aku dan kami masuk sekolah di pelajaran ke dua.

Jam 3 sore guru ama murid di sekola aku pulang dan aku minta ijin ama mang diman,pinjem kunci sekola buat urusan sesuatu seraya masukkin 2 lembar seratus ribu ke kantong mang diman,aku liat sepi aku ke gudang sekolah yang letaknya agak sepi dan terbelakang di sekolah aku.

Ada Andini lagi nenggak minuman dingin. ayo mulai aja kata Andini ayo aja kata aku boleh,tapi jangan sangar ya kata Andini lalu aku melepas celana panjang dan celana dalam Andini kata lo siapa yang paling gede diantara cowok yang pernah kamu liat kata aku seraya menyorongkan kontol aku ehhh keliatanya sih lu udah putih panjang lagi kata Andini malu2x gila kamu buka donk baju luu kata aku dan Andini pun membuka baju serta celana abu2xnya dan jreeng telah berdiri di hadapan aku si Andini cewek seksi yang sudah telanjang bulat engga makai apa apa berdiri di depan aku wuihhh..bener..

Kata orang badan kamu kualitas nomer satu gi kata aku,aku lalu memeluk Andini dan mencium Andini serta meraba pantat Andini dari belakang dan ciumman aku turun ke leher dan tangan aku pindah ke depan dan aku langsung mengusap – ngusap memek Andini dengan tangan dan memasukkan jari tengah aku di memek Andini.

Ahh..sakiitt..tauuu..kata Andini terhentak lalu jari aku berganti bermain di bibir memek Andini dan aku mau Andini melakukan sesuatu dan aku mengghentikan tangan aku di memek Andini dan aku meminta Andini berdiri di depan selangkangan aku dan menyuruh melakukan blow job lalu dia segera melakukannya dan aku mengarahkan Andini ke depan kontol aku dan menyuruh memasukkan kontol aku ke mulut Andini dan mengangkat tangan Andini memegang pantat aku dan aku memaju – mundurkan kontol aku seperti menyetubuhi mulut mungil Andini dan dengan mulutnya Andini mengulum dan kontol aku di sedot sedot.

Kontol aku di kulum biji zakarnya di maju mundurkan kontol aku di mulut Andini yang mungil itu ,kontol aku kadang kadang di jepit diantara dada Andini yang bulat seksi tsb dan Andini menyedot kepala kontol aku dan sensasi yang di berikan Andini serta dadanya itu enak sekali dan aku tidak hentinya mengerang.

Dengan keras kedua tangan aku menjambak rambut Andini kedepan dan ke belakang sampai biji zakar aku menghantam muka Andini dengan keras eehhmmm .eenakghhhh. giii enakgghhh teruss.

Aku ngerasa kaya kesetrum listrik jutaan watt pas mulut imut Andini mengemut dan menyedot keras dan sesudah kontol aku mengkilat karena ludah Andini itu ,Andini berkata sayy.. .isepp memek Andiniii donk dan aku langsung ke bawah dan langsung mencium memek Andini baunya wangi merangsang itu dan aku langsung menjilat memek Andini seraya mengeluar mesukkan jari tengah aku ke memek Andini dan kadang2x kedalam anus Andini.

Aku sedot sedot clotoris Andini dan Andini pun tak hentinya mengerang trerus. Fredooo. sedottt memekkk Andiniiii kata Andini,aku makin gila menyedot dan mengeluar masukan jari aku ke memek dan anus Andini Fredooo memekkk Andiniiiikata Andini kenapa.

Memek Andiniii jawab aku seraya menekan nekan jari aku memek angggiii basahhh kata Andini Andini mauuu keluarrrrr. dan Andini mengejang dan menjambak rambut aku ke memeknya dan dia merasakan orgasme yang pertamanya sesudah itu aku berkata gi aku boleh kan masukin kontol aku ke sini sambil mengusap – usap kontolnya ke memek Andini boleh aja pelan2x ya kata Andini.

Seraya merem melek akibat perlakuan jari dan kontol aku di memek Andini lalu aku pelan – pelan masukin kepala kontol itu ke guanya Andini dan tidak bisa masuk meleset lalu aku lumurin tangan aku dengan ludah dan aku mencoba dan setelah setengah kontol itu masuk Andini memekik keras.

Acchhh ouww.. sakitt.. dii..pelan.. pelan..donk luu. jangan sangar gitu setelah kepala batang keras tersebut masuk kemudian aku mencium leher Andini dan sesudah Andini terangsang aku menghentakkan batang kontol aku sehingga masuk seluruhnya ke memek Andini dan Andini menjerit seraya memeluk punggung aku achhh.

Fredooo.. perihhh. jerit Andini setengah menangis tenang gii entar juga enak cuma sebentar kok sayy kata aku seraya mencium dan meremas dadanya supaya dia tenang lalu aku mulai bergerak maju mundur pelan sekali supaya Andini engga merasa sakit achhhohhh enakkkghhh. Fredooo.. enakk trusss.. Fredooookata Andini merem melek,mulut Andini tak hentinya meracau .

Enakkk Fredoooterusss racau Andini enakkk.apakata aku seraya mempercepat genjotan aku di dalam memek Andini kontollll Fredooo.. enakkk racauan Andini yang sudah tak beraturan itu dan aku bergerak sedikit cepat.

Andini seraya menaikan kakinya dan terus mengusap – usap pantat aku yang gerakannya semakin cepat dan aku hanya bergerak maju mundur seraya memegang dan mengelus – elus paha putih Andini dan sesekali menampar paha Andini seraya sesekali menyedot dada Andini yang membusung keras dan leher Andini yang wangi tsb.

Setelah 15 menit Andini di genjot oleh aku Andini merasakan sesuatu yang mau keluar dari liang memeknya achhh diiii. aku. mauuuu. jerit Andini mauuapakata aku memek Andinii keluarrr. keluarrr genjotttt. yangg. kerassss donkkkk sayyy kata Andini.

Aku segera mengeluar masukan kontol aku dengan cepat dan keras keluariinn.. aja.. giii.. biar memek kamu jepit.. kontoll Fredooo kata aku seraya menaikkan lagi tempo genjotan di memek Andini dan Andini yang sudah tidak tahan itupun menjerit tak kala menahan orgasmenya Andini.

Sayangg.. Fredoooo dan Andinipun merasakan orgasme keduanya dan tubuh Andini pun mengejang dan otomatis menjambak rambut aku kebelakang dan kedua kakinya naik dan menjepit pinggang aku sesudah itu langsung melemas dan jatuh di atas kardus di sampingnya dua.. kosong sayang..

Kata aku say kita coba dogie style yu kata aku seraya membalik tubuh Andini ke posisi seperti orang merangkak,lalu dengan cepat aku menusuk Andini dari belakang dan bleesssshhh kontol aku yang panjang dan putih itu masuk lagi ke memek Andini dari belakang lalu aku mulai kerja lagi keluar masuk memek Andini.

Andini hanya merem melek dan mengoyangkan kepalanya kekanan dan kiri dan sesekali juga mengoyang anusnya kekiri dan kekanan sesuatu ketika aku bergerak dengan cepat dan kasar sekali sampai bunyi anus Andini yang bersentuhan dengan perut aku berbunyi nyaring dan badan Andini tesodok – sodok dan terguncang – guncang dan buah dada Andini yang besar itu beranyun – anyun dan desahan Andini bertambah nyaring dan gerakan anus Andini semakin erotis.

Aku terus menyodok memek aku dengan gerakan yang sangat cepat dan setelah 10 menit berdogie style dengan Andini akhirnya aku menyerah dan merasa pertahanan aku akan jebol dan aku mengenjot Andini dengan cepat.

Sesuatu ketika aku menancapkan kontolnya di memek aku dan meremas dada Andini dengan keras dan tiba – tiba aku berteriak kepada Andini seraya menancapkan batang kontol ke memek Andini yang sekali jadi sehingga Andini pun memekik dan kepalanya mendongak keatas seraya melepas kontol aku di mulutnya ituachhhh.jerit Andiniaccchhhh. giii aku mauu. keluarrrghhhh terimaaa. nihhhh.


Pejuuuuuh aku mengerang dan tangannya berganti meremas buah anus Andini dengan kencang dan pada saat itu pula aku mengeluarkan spermanya yang jumlahnya banyak itu di dalam memek Andini enakk..enakkk memek kamu enakkk kata aku seraya sedikit bergerak keluar masuk lagi di memek Andini tuk merasakan sedikit kenikmatan lagi sampai muncratan sperma terakhir kontol aku dan mencabut kontol aku dan menyuruh Andini membersihkan kontol aku dengan lidahnya dan sesudahnya aku yang kecapaian duduk di kotak di samping tubuh Andini yang mengkilat akibat keringat itu lalu aku mau mendekati Andini lagi ,dan meminta sekali lagi tapi yag ini lain,

Aku dari dulu pengen nyoba yang namanya anal seks dan banget – banget pengen nyobain anus si Andini yang semok dan padat itu lalu dengan sedikit diolesi vaseline punya Andini aku lumuri batang aku yang mengeras lagi.

Anus Andini dan aku mulai penetrasi dengan kontol keras aku ke dalam anus Andini achhh. Fredo sakiiitttt. sakiittt. rintih Andini pas kepala kontol aku memaksa masuk ke anus Andini yang kecil tsb gilagiiipantat kamu enakghhh.. seraya bergerak maju mundur pelan – pelan 5 menit waktu yang di butuhkan tuk kontol aku masuk seluruhnya gila.

Kamu pantat.. memang. cocok disodomi gii kata aku lalu dengan semangat aku gerakin kontol aku keluar masuk anus Andini dengan cepat sambil mengusap buah pantat Andini dan juga kadang kadang seraya tangan kanan aku menjambak rambut Andini ke atas gilabener bener anus nomer satu kata aku sambil terus mengenjot anus Andini.

Teriakan Andini terdengar semakin nyaring dan melengking ketika kontol aku bergerak keluar masuk anusnya dengan cepat,achhh. Fredooo sakitttt erang Andini,aku tau teriakannya itu engga bisa kedengeran oleh siapapun karena gudang itu jauh dari depan sekolah dan sekolah lagian lagi sepi dan itu yang buat aku makin semangat memompa kontol aku di anus Andini .

Baru kali ini aku ngerasaiin yang namanya anal seks dan dengan kenikmatan anus seorang yang seksi padat pula dan kerasa nikmatnya ampe ubun – ubun aku,aku lalu mencengkram pinggul Andini dengan kedua tangan aku dan mengeluarkan – masukkan kontol aku dengan sangat cepat ayooo. giii ngentootttt luuuu ngenttttottt.. caci aku seraya sesekali menampar anus semok Andini kiri dan kanan sampai kelihatan anusnya kelihatan memerah dan Andini hanya bisa menjerit seirama sodokan kontol aku di dalam liang anusnya yang sedang di tusuk oleh kontol aku

ahhh.. .le akiiittt Fredoo.. jangannnn. cepeeettthhh. cepettthhhh donkkkkhhh achhhh sakittt.. rintih Andini meminta aku bergerak pelan tapi aku udah terbang ke langit ke tujuh dan tidak perduli akan permintaan Andini yang menjerit itu dan terus mengenjot anus semok ini dengan cepat dan aku ingin lebih kasar lagi mensodomi anus Andini yang semok ini dan menggenjot anus semok ini dan dengan gerakan cepat aku memulai aktivitas dengan anus semok ini.

Lalu tiba – tiba Andini memekik panjang achhhh. achhhh. gilaaaa looooo perihhhhh. tauuuu sakiitttt jeritan melengking dari Andini pas kontol aku tarik hingga tinggal ujungnya dan memasukkannya dengan cepat dan keras sekali jadi ke dalam anus Andini dan keringat dingin pun menetes deras di punggung Andini dan saat itu pula aku menggangkat Andini dan punggung Andini bersentuhan dengan dada aku dan tangan aku meremas – remas buah dada Andini yang bulat seksi tersebut.

Seraya menyedot lehernya,bau harum dari lehernya yang buat aku makin gila menggenjot mundur maju anus Andini dan napas Andini kelihatan memburu dan tangan Andini tak henti – hertinya meremas tangan aku yang sedang meremas dada Andini sendiri dan aku memegang tangan Andini.

Dan menaruh ke belakang punggung aku dan mengangkat paha Andini seperti orang buang air besar dan setengah menundukan Andini ke bawah dan aku mulai lagi bergerak mundur maju menyodok anus Andini dengan cepat dan semakin keras meremas buah dada Andini seraya mencaci dan memaki Andini,

Andini hanya meremas anus aku dan bergerak maju mundur seirama kontol aku didalam anusnya yang sempit tersebut dan aku makin gila menyodok anus Andini dengan cepat seperti aku ingin menghancurkan anus seksi Andini ngenntootttt..luuu pelacuurrrrhh. caboo .jebolhhh luuuu jebolllhhh rasaiinnnchhh nichhh makann nihhhhhh.

Caci aku seraya meremas dada Andini dengan keras sekali dan kadang kadang menampar buah dada Andini ohhhh.. ahhhh. Fredooo Andiniiii.. .enggaaa.. .kuaaattt lagiiiiii ceeeppeettttaaannn. donkkkk rintihan Andini terdengar lagi ayooo. giiii sebentarrhhhh. laghiiiiii.. kata aku seraya menunggingkan dia lagi ahhh ohhhh.. .ahhhh. ahhhh..desahan Andini yang semakin tidak beraturan ,giiii..Fredooo engga tahann. mauuu Fredooo.. mauuu. keluarrrghhh. sayanghhh diii dalammm pantattt kamuuu dan kamuuuu.

Jadiiii. pacarrrrr akuuu.kata aku dan aku menancapkan kontol aku di anus Andini sekali jadi sehingga terbenam seluruhnya sampai keliatan buah zakarnya saja di anus mungil seksi padat Andini angggiiii sayanggg.

Fredooooo jeritan terakhir Andini dan cratt crattt crattt sperma aku meledak kembali tapi ini meledak di dalam anus Andini dan aku seketika itu pula aku menekan kontol aku di anus Andini ke dalam sampai muncratan sperma terakhir aku kedalam anus Andini ini .

Napas aku dan Andini tersengal – sengal sehabis 20 menit aku menggenjot anus Andini habis habisan dan achhh. enakkk jerit aku ketika kontol aku tercabut dengan sendirinya dari anus Andini makasih ya gi aku puas banget kata aku seraya mengelus rambut dan mencium pipi dan meremas buah dada Andini.

Andini hanya tersenyum dan Andini kusuruh membersihkan kontol aku dari sisa sperma dan Andini pun berlutut di depan kontol aku dan dengan mulut dan lidahnya lagi dia membersihkan penis aku dari lumuran sperma sampai bersih serta memijit batang kontol aku dan tidak disangka dia menyedot kontol aku dan menelan sisa sperma aku yang sedikit keluar dari kontol aku dan rasanya ngilu dan enak banget iyaaku..

Juga nikmatin kok perlakuan kamu tadi enak kata Andini seraya memakai bajunya kembali dan kami berdua keluar dari gudang dan sebelum keluar aku sempat melihat darah di atas karung buku yang menjadi alas kami main dan aku menunjuk tempat alas mainaku dan Andini tadi wahh giii kamu..kata aku iya aku masih virgin..kata Andini yang sayu karena kecapaian dan hanya melempar senyum ke aku elo nyesel gi berbuat gitu ama aku kalo nyesel,dan kalo terjadi apa apa aku mau kok tanggung jawab kata aku seraya mengelus rambut Andini yang tiba – tiba memeluk dan menangis :

Emang kamu engga main main dengan yang tadi kata Andini dengan mata berair dan aku memeluk tubuh mungilnya ehhmm engga.. la .. aku serius kata aku kan Andini hanya cewek bispak disini apa kamu engga malu ama temen2x kamu kata Andini terisak isak cewek bispak kok perawan,mau engga jadi bokin aku kata aku engga tau,tapi emang Andini suka ama Fredo dari dulu dan pas Andini pagi digudang Andini ngebayangin di entot ama Fredo kata Andini wahhh beneeerrr nihhh jadii..gimana donk kata aku dan Andini hanya tersenyum dan aku keluar mengambil mobil dan mengantar Andini ke rumahnya aku tunggu tlp kamu say kata aku seraya mencium bibir Andini dan memasukan kartu nama berisi no tlp aku ke dalam saku bajunya.

Sesudah itu aku pulang ke rumah dengan membawa perasaan yang bahagia dan membawa kenangan biru yang romantis di gudang sekolah aku dan menunggu calon pacar aku telpon dan malamnya jadi Andini menelepon aku dan mengatakan perasaannya dan bahwa dia mau jadi bokin aku dan ingin mengulang saat itu lagi,tapi dengan syarat dia mau jadi cewe satu satunya dan sejak itu aku ama Andini jadian dan pernah saat itu aku pacar aku Andini,andi dan pacar yang kami berdua menjebol keperawannya di gudang sekolah yang sama (aku jebol pantat Andini dan aku juga jebol pantat ita..maruk pantat ya ) ita selalu melakukan perbuatan nikmat itu berempat di wc sekolah,di hotel,kontrakan kami,ato dimana saja.

Pernah aku tidur ama Andini ama ita sekaligus dan kalo ama Andini tak terhitung jumlahnya kayanya tuh memek udah memble tapi ajaib lo memek ama anus Andini tetap sempit kaya dulu lain ama ita yang jalannya udah ngegang karena banyak di sodomi ama andi pacarnya dan itu yang ngebuat aku ketagihan dan nyeret dia tuk tidur bareng mulu dan engga mau coba memek ama anus selain punya cewek aku,liburan anak – anak pada belajar tapi aku ama Andini malah ngentot abis – abisan pernah suatu hari aku ama Andini dan melakukannya di alam terbuka pas aku berempat kemping di gunung dan aku melakuannya di batu besar disana.

Itulah cerita rahasia di gudang sekolah kami aku,temen aku andi serta Andini pacar semok aku yang seksi dan mungkin karena ketagihan ama memek ama anus Andini aku jadian ampe sekarang aku kuliah.

TAMAT

Kumpulan Cerita Dewasa Menjadi Guru Yang Baik Untuk Anak Ibu Kost Ku Yang Cantik


Kumpulan Cerita Dewasa - Pengalaman aku kali ini berawal satu tahun yang lalu, sekitar pertengahan Januari 2015 lalu. Saat itu aku baru saja mendapatkan kerjaku di kota Surabaya sehingga untuk mendapatkan rumah dalam waktu dekat tidak mungkin aku lakukan karena terus terang saja, aku belum mendapatkan tabungan yang cukup untuk membeli rumah. Akhirnya aku putuskan untuk kost didaerah dekat kantor.

Akhirnya aku dapatkan tempat kost yang aku inginkan, perlu pembaca ketahui, ibu kostku mempunyai anak perempuan yang saat itu masih berada dibawah bangku SMA, sebut saja namanya Sarah. Sarah adalah sosok yang mengasyikkan jika dilihat, walaupun dia masih dibangku SMA, Sarah mempunyai bentuk tubuh yang montok dan setelah aku banding-bandingkan, Sarah mirip dengan seorang selebitris di Indonesia yang masih single sampai sekarang. Oya, sebelumnya namaku Dandy, 30 tahun seorang karyawan di salah satu perusahaan di Surabaya.

Singkat cerita, tanpa terasa aku menjalani masa kostku dan karena aku termasuk orang yang supel, aku cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dan karakter aku itu membuat Sarah yang semakin hari semakin ranum dany, tergila-gila dengan aku.

Sampai suatu hari aku beranikan diri untuk mencium bibirnya, diluar dugaanku Sarah membalas dengan buasnya. Sampai akhirnya aktivitas itu menjadi kegiatan rutin antara aku dengan Sarah, sepulang kantor atau memanfaatkan waktu-waktu sepi di kost-kostan. Setiap melakukan hal itu, tanganku yang bandel juga tidak lupa menyelinap di balik CD nya dan sedikit menggesek-gesekan jari telunjukku di ujung clitorisnya.

Dan walaupun aku hanya menggesekkan adik kecilku tetapi setiap aktivitas itu, aku selalu mencapai klimaks. 3 tahun ternyata waktu yang sedikit untuk menikmati hal itu. Sampai akhirnya aku harus keluar dari kost-kostan dan Sarah harus kuliah di kota dingin Malang.

Setelah sekian tahun lamanya aku tidak mendengar kabar tentang Sarah, di tahun 2016 aku iseng-iseng call Sarah di rumahnya dan walhasil dari obrolan pertama di telepon tersebut, aku dapatkan nomor phone dia di Malang dan juga dia memberikan nomor HP.

Akhirnya kita berdua sering kontak via telephone, walaupun aku sudah berstatus nggak bujang lagi, tetapi dia tetap saja bilang kalau masih sayang sama aku. Sampai akhirnya kita janjian untuk ketemu saat dia weekend, karena setiap hari itu Sarah selalu rajin pulang ke Surabaya.

Pucuk ditunggu ulam pun tiba, dengan perasaan deg-degan akhirnya aku bertemu dengan sosok Sarah yang dulu masih lugu dan centil, sekarang tumbuh menjadi gadis yang sexy, sintal dengan ukuran bra 34. Waw, semakin aku menelan ludah setiap melihat tubuhnya yang sexy.

“Mas Dandy, gimana kabarnya ,” tanya Sarah merusak pikiranku yang jorok.
“Ee.. baik, bagaimana dengan kamu?” jawabku gugup.

Kita berdua bercerita panjang lebar setelah sekaian lama nggak ketemu, Sampai akhirnya aku harus antar dia balik ke rumahnya di Surabaya.

“En, kamu sudah punya pacar..?” tanyaku.
“Lagi blank nih Mas.. ” jawab Sarah tangkas
“O yah, kamu masih inget nggak saat aku ajarin kamu berciuman dulu?” godaku.
“Ihh, Mas Dandy emang bandel kok,” sambil mencubit lenganku.
“Aow..,” aku meringis kesakitan.
“Kamu mau nggak kalau aku terusin pelajarannya,” tanyaku sekali lagi.
“Mau aja asal Mas yang ajarin,” jawaban Sarah membuat aku merinding.

Setelah kita bercanda dan bercerita panjang lebar, akhirnya aku menawarkan diri untuk ketemu minggu depannya lagi.

“Sarah, minggu depan ketemu lagi yuk,” ajakku.
“Boleh deh Mas..,” jawab Sarah dengan ceria.
“Tapi nginep ya di hotel?” godaku.
“Lho ngapain?” Sarah balas bertanya.
“Katanya mau lanjutin pelajarannya..” aku mencoba memancing .
“Nakaall Mas Dandy.. nih.”

Tanpa terasa akhirnya Sarah harus turun di dekat rumahnya.

“Ma kasih ya Mas, sampai ketemu minggu depan,” sambil pamit Sarah mengecup pipiku. Alamak, darah mudaku bergejolak menerima sentuhan bibirnya yang mungil. Aku perhatikan lenggak-lenggok pinggulnya meninggalkan mobil starletku, sembari aku membayangkan seandainya aku bisa menikmati tubuh kamu Sarah, duh betapa bahagainya diriku.

Satu minggu tanpa terasa aku lewatin, sampailah aku ketemu dengan Sarah. Kali ini aku sudah booking hotel berbintang di pinggiran kota untuk satu malam. Tepat pukul 16.30, sepulang kantor aku bergegas mengemasi pekerjaan aku dan meluncur di tempat yang sudah kita sepakati bersama.

Bulu kudukku merinding saat dia memasuki mobilku, parfumnya yang harum sontak menggugah saraf kelaki-lakianku.

Tanpa pikir panjang, aku segera meluncur menuju hotel yang sudah aku booking sehari sebelumnya. Jujur saja, buat Sarah ini adalah hal yang pertama masuk di hotel, sehingga dia sedikit kaku untuk lingkungan yang ada. Setelah chek ni, aku bergegas menuju lift untuk langsung ke kamar.

“Mas, aku mau mandi dulu ya..?” pinta Sarah.
“Oke silahkan, apa mau aku mandiin,” godaku.
“Nggak ah, nakal Mas Dandy nih..” sambil menjawab seperti itu, Sarah bergegas menuju kamar mandi, dengan dibalut sehelai handuk, Sarah berjalan gontai menuju kamar mandi. Mataku benar-benar tidak bisa berkedip melihat pemandangan tubuh Sarah yang benar-benar menggairahkan. Pikiranku melayang saat membayangkan kemolekan tubuhnya.

20 menit berikutnya Sarah keluar kamar mandi dengan menggunakan gaun tidur yang tipis, hingga membuat darah aku naik ke ubun-ubun. Akan tetapi aku berusaha mengendalikan gejolak nafsuku di depan Sarah karena memang di depan dia, aku adalah figur seorang kakak yang baik.

“O ya Sarah, kamu mau makan apa sekalian pesannya,” tanyaku untuk menutupi gejolak bathinku.
“Terserah Mas deh,” jawabnya.

Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul 20.15 menit dan tanpa terasa kami sudah bercerita panjang lebar, untuk sekedar melepas kangen. Kita berdua bercengkrama, bercanda cerita tentang apapun, sampai akhirnya..


“En, kamu serius mau lanjutin pelajarannya,” tanyaku serius.
“He eh Mas Dandy,” jawabnya.
“Sarah..” aku tidak meneruskan pertanyaanku karena dengan cepat aku langsung menyerbu bibir Sarah yang mungil.
“Mas..” Sarah mendesah sambil memeluk badanku erat, tangannya yang bandel mulai meraba daerah sensitifku, sesekali memainkan rambutku. Sarah mengelus kudukku sehingga membuat aku terangsang hebat.
Lidah Sarah yang nakal, sesekali mengimbangi lidahku yag menjelajah seluruh bibirnya. Jemariku mulai bergerilya untuk melepas pengait BH Sarah. Pengait BH nya terlepas,
“Mas.. kamu memang guru yang baik,” sambil aku benamkan dalam-dalam wajahku dalam belahan payudaranya yang montok.

Sekitar 15mnt aku bercumbu dengan Sarah, aku semakin penasaran dengan apa yang ada dibalik CD nya. Dengan perlahan aku mulai berusaha membuka CD yang dikenakan oleh Sarah dan kegiatan aku semakin mudah karena Sarah berusaha mengangkat pantatnya sehingga memudahkan aku untuk mempreteli CD nya.

Alamak! bulu yang tumbuh masih halus sekali dan baunya wow.. ranum sekali segar, tanpa berpikir panjang aku segera membuka kedua pahanya dan mengunci dengan lenganku sehingga vagina Sarah yang masih merah terpampang jelas didepan mataku. Dengan usapan halus, lidahku yang bandel mulai menjelajahi setiap mm permukaan vagina Sarah.

“Oh.. Mas Dandy.. asyik sekali Mas.. ughh,” rintih Sarah saat lidahku mulai nakal menguak lubang surganya. Tubuh Sarah seperti cacing kepanasan menerima setiap jilatan lidahku, hisapan lidahku dan sesekali mengangkat pantatnya saat lidahku masuk dalam-dalam lubang vaginanya. Sesekali tangannya meremas rambutku yang sedikit gondrong, dan hal itu membuat gairahku semakin naik.

“Mas Dandy.. enak sekali Mas.. oh.. kenapa nggak dulu-dulu Mas,” rengek Sarah sambil melihat lidahku sedang mengerjai vaginanya. Clitorisnya yang semakin membesar memudahkanku untuk membuat Sarah melayang. Ternyata Sarah type orang yang mudah orgasme terbukti 15 menit pertama dia mengerang sambil menaik turunkan pantatnya.

“Mas.. Mas Dandy, Sarah kebelet pipis Mas.. aduh,” rintih Enda.
“Pipis aja sayang di mulut Mas..” jawabku.
“Mas.. aduh.. Sarah nggak kuat..” Sarah menjerit lirih sambil menggapitkan kedua pahanya di kepalaku. Dengan cekatan aku langsung membuka lebar mulutku dan cairan yang keluar begitu banyak sehingga aku merasakan minum air putih.
“Aduh Mas Dandy.. sudah sayang.. uh.. nikmat sekali Mas, kamu memang pandai dalam bercinta aakhh..” kata Sarah. Aku tidak mendengar kan rintihannya, karena aku berkonsentrasi untuk ronde berikutnya karena aku ingin Sarah merasakan nikmatnya bercinta dengan aku.

Setelah cairan yang keluar aku bersihkan dengan cara aku jilatin, Sarah kembali terangsang saat clitorisnya aku gesek dengan batang kemaluanku.

“Wow.. panjang sekali Mas Dandy.. aku suka banget.”
Sarah mulai menjilati dan mengulum batang kemaluanku, sepertinya dia sangat pandai mengoral cowok.
“Aakhh.. Sarah.. kamu pinter tuh,” erangku.

Sarah tidak menjawab pujianku, dia semakin lahap menelan dan mengulum serta meghisap penisku, aku merem melek setiap penisku masuk dalam mulutnya.

Dasar aku, dengan kecepatan yang tidak diduga, aku langsung meraih selangkangan Sarah sehingga posisi kami menjadi 69. Kita berdua saling membuat rangsangan pada daerah-daerah yang sensitif.

Tidak selang berapa lama,
“Mmm, Mas Dandy.. aku.. pipis lagi.. oh..” Sarah menggelepar kedua kalinya menerima serangan lidahku dan aku tidak tinggal diam, segera aku membalikan tubuh Sarah dihadapanku dan,
“Sarah kamu masih virgin?” tanyaku.
“Mungkin sudah tidak Mas,?” jawab Sarah.
Aku sedikit kaget sembari bertanya, “Siapa yang lakukan pertama?”
“Aku pernah jatuh Mas, terus ngeluarin darah.”

Sambil membisikna kata mesra, aku berusaha mencari lubang untuk adik kecilku yang sudah mulai menegang 7 kali lipat dari biasanya. Dengan bantuan sisa cairan yang masih ada di sekitar vagina Sarah, penisku mulai mencari lubangnya dan bless.

“Mas Dandy.. enak sekali sayang.”
Sarah membantu mempermudah aku untuk memasukan penisku, sambil mendekap tubuhku, dia mulai memutar pinggulnya, sehingga penisku terasa ada yang memijit.
“Ooh.. Mas Dandy, kenapa tidak dari dulu kau berikan kenikmatan ini padaku..” Sarah berkelenjotan menerima sodokan penisku.
“Crek crekk crek” penisku keluar masuk dalam lubang vaginanya yang sudah mulai becek dan basah kuyup.
“Mas.. Sarah, pipis lagi.. ahh..” Sarah menjerit panjang saat orgasme yang ketiga diraihnya.

Aku sudah tidak mempedulikan keadaan dia yang masih lemas setelah 3 kali orgasme, aku langsung membalik tubuh Sarah sehingga posisi Sarah sekarang seperti doggy style. Dengan leluasa aku bisa mengentot Sarah dari belakang dengan keringat bercucuran.

“Mas.. kamu memang jago.. ooh.. uughh..” Sarah merintih saat penisku masuk semua sampai pangkal batang kemaluanku. Tangannya yang halus hanya bisa mencengkeran seprei hotel saat menahan kenikmatan yang aku berikan. Pikiranku hanya satu, aku harus bisa memberikan kepuasan yang abadi untuk Sarah, sehingga kalau dia butuh lagi pasti mencariku.

45 menit sudah pergumulan ini terjadi, entah berapa kali sudah Sarah orgasme. Sampai akhirnya aku sendiri sudah merasakan klimaks sudah di ubun-ubun.

“Sarah.. Mas mau keluar nih..,” rintihku.
“Iya Mas, jangan dikeluarin didalam ya Mas..,” pinta Sarah.
“Iyaa.. sayang.. duh, tubuh kamu benar-benar montok sayang.. uughh.”

Aku merintih saat dia mulai meggoyang untuk ke sekian kalinya, gila gadis muda yang dulu aku kenal masih lugu, sekarang sudah menjadi pasanganku untuk bercinta.

“Sarah.. ohh Mas keluar..,” secepat kilat aku mencabut penisku dan mengarahkan ke mulut Sarah.
“Aowww..” spermaku muncrat diwajah Sarah. Sarah menjilati penisku dengn lahap sampai tidak tesisa sedikitpun spermaku yang keluar.
“Mas, kamu memang guru jempolan.. aku sudah 9 kali orgasme, Mas Dandy baru sekali.. kamu hebat Mas,” cerita Sarah.
“Kamu suka sayang,” tanyaku.
“Suka banget, kamu maukan selalu berikan kenikmatan itu untukku?” balas Sarah bertanya.
“Iya sayang, aku janji memberikan kenikmatan itu.”

Sarah memelukku dan membimbing aku untuk ke kamar mandi, dan dalam kamar mandipun aku juga melakukan lagi sampai pukul 3 dini hari. Sangat romantis bercinta dengan mantan anak ibu kost, karena dia juga baru pertama ini mengalami orgasme yang luar biasa dan sampai sekarang aku masih kontak-kontak sama dia, tepatnya saat dia butuh, aku segera atur jadwalku.

TAMAT

Kumpulan Cerita Dewasa Ngentot Ibu Guru Berjilbab Yang Masih Perawan


Kumpulan Cerita Dewasa - Namaku SM dan sekarang umurku baru 18 tahun, dan perawakanku tinggi 170 cm dan kulitku sawo matang, sedangkan mataku berwarna coklat, dankisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata sekaligus pengalaman hidupku. Tahun 2015 yang lalu… Saat ini aku sekolah di salah satu SMK yang ada di tanjung pinang (kepulauan riau).

Sekolahku letaknya jauh di luar kota (kira2 20 km dari kota tempat tinggalku), dan sehari-hari aku pergi menggunakan bus jemputan sekolahku, dan dari sinilah kisahku bermula. Pada suatu siang saat di sekolahan aku dan teman-teman sedang istirahat dikantin sekolah dan sambil bercanda ria, dan saat itu pula ada guruku (berjilbab) sedang makan bersama kami, pada saat itu pula aku merasa sering di lirik oleh ibu itu (panggil saja EKA), bu eka badannya langsing cenderung agak kurus, matanya besar, mulutnya sedikit lebar dan bibirnya tipis, payudaranya kelihatan agak besar,

sedangkan pantatnya padat dan seksi, bu eka adalah guru kelasku yang mengajar mata pelajaran bahasa inggris, dan dalam hal pelajarannya aku selalu di puji olehnya karena nilaiku selalu mendapat 8 Saat didalam pelajaran sedang berlangsung bu eka sering melirik nakal ke arahku dan terkadang dia sering mengeluarkan lidahnya sambil menjilati bibirnya, dan terkadang dia suka meletakkan jari tangannya di selangkangannya dan sambil meraba di daerah sekitar vaginanya. Dan terkadang saya selalu salah tingkah di buatnya (maklum masih perjaka!!!!), dan kelakuannya hanya aku saja yang tahu.

Saat istirahat tiba aku di panggil ke kantor oleh ibu guru itu, dan saat itu aku di suruh mengikutinya dari belakang. Jarak kami terlalu dekat sehingga saat aku berjalan terlalu cepat sampai-sampai tangan ibu eka tersentuh penisku (karena bu eka kalau berjalan sering melenggangkan tangannya) yang saat itu sedang tegang akibat tingkahnya di kalas. Namun reaksi ibu eka hanya tersenyum dan wajahnya sedikit memerah.

Sampai saat aku pulang menaiki bus jemputan kami…Aku dan temanku duduk paling belakang, sedangkan bu eka duduk di kursi deretan paling depan. Saat semua teman-temanku sudah turun semua (saat itu tinggal aku bu Eka dan supirnya) bu eka melirik nakal ke arahku, dan tiba tiba ia langsung pindah duduknya di sebelahku dia duduk paling pojok dekat dinding), dan dia menyuruhku pindah di sebelahnya, dan aku pun menanggapi ajakannya.

Saat itu dia meminjan handphone aku, katanya dia mau beli hp yang mirip punyaku entah alasan atau apalah… Saat dia memegang hp ku tiba-tiba hp ku berbunyi, dan deringan hp ku saat itu berbunyi desahan wanita saat di kentot. aaaahhhhh… ahhhhshhhhshshh… oooooo… oooooohhhhhh dan seterusnya ternyata temanku yang menelepon. Tanpa basa basi bu eka bilang “apa ngga ada yang lebih hot, ibu mau dong”. dengan nada berbisik.

Yang membuatku nafsu. “jangan malu-malu tunjukin aja ama ibu… ” Saat itu kupasang ear phone dan langsung aku perlihatkan rekaman videoo yang ku dapat dari temanku.Tanpa aku sadari bu eka meraba kontolku yang saat itu sedang tegang-tegangnya, dan dia terkejut, “wooow besar sekali anumu… ” Padahal aku punya ngga gede-gede amat, panjangnya 15 cm dan diameternya 2.3 cm aja yaaa standart lahhhh… Dan terjadilah percakapan antara aku dan bu eka:

Saat itu dia berbisik padaku “aku masih perawan looo… ” di iringi dengan desahan. Lalu jawabku “oh yaaa, saya juga masih perjaka bu… ” bu eka: jadi klo gitu kita pertemukan saja antara perjaka dan perawan, pasti nikmat… (tanpa basa basi lagi) lalu jawabku malu aku: “ngga ah bu , saya ngga berani!!” bu eka: “ayolah… (dengan nada memelas)” aku: “tapi di mana bu? (tanyaku!)” bu eka: “di hotel aja biar aman” aku: “tapi aku ngga punya uang bu” bu eka : “ngga apa-apa ibu yang bayarin!!!”Dan saat tiba di kamar hotel ibu itupun langsung beraksi tanpa basa basi lagi.


ia melucuti bajunya satu persatu sambil di iringi dengan desahan… yang pertama ia lepaskan adalah jilbab yang menutupi kepalanya, lalu baju, kemudian rok panjangnya. dan tibala saat ia melepaskan bh nya, yang ku lihat saat itu adalah toket ibu yang putih mulus (mungkin karena sering di tutupi kalleeee) dan putingnya yang masih merah. dan pada saat ia mau melepaskan celana dalamnya dia bertanya padaku… “mau bantuin ngga… ” lalu hanya ku jawab dengan mengangguk saja. tanpa basa basi juga, aku mulai melepaskan celana dalamnya yang berwarna putis tipis.

yang kulihat saat itu adalah jembut tipis saja, lalu aku mulai menyandarkannya di dinding kamar sambil kujilati. da n timbullah suara desahan yang membuata tegang kontolku ah… ahh… ahhhhshhhh… terruussss… ohhh… yeahhh… oooohhhhh… au… udahh dong ibu ngga tahan lagi… ooohhhh… yeah… o… o… oo… ohhhh… tanpa ku sadari ada cairan yang membasahi wajahku. cairan putih ituku hisap dan ku tumpahkan ke dalam mulutnya, ternyata bu eka suka “mau lagi donggg… ” lalu aku kembali menghisap pepek bu eka yang basah dan licin kuat-kuat… “aaahhhh… ahhh… aarrgghh… uh… uh… uh… uh… ouuu… yeah… dan di sela teriiakan kerasnya muncrat lagi cairan putih kental itu dengan lajunya crroot… crooot

di saat dia terbaring lemas aku menindih badan bu eka dan selangkangannya ku buka lebar2, lalu ak u mencoba memasukkan kontolku ke dalam pepeknya bu eka dan yang terjadi malah ngga bisa karena sempit. saat ku tekan kepala kontolku sudah masuk setengah dan ibu itu berteriak “ahhhh… ahhhh.ahhhhh… ahhhhh… , sakitttt… ahhh… pelan-pelan dong… ” seakan tak perduli kutekan lagi. kali ini agak dalam ternyata seperti ada yang membatasi.

ku tekan kuat-kuat “ahhhhhhh… aaaaaa… aaaauuuuu… , sakit… ohh… oh… ooghhhhhh… ” aku paksakan saja… akhirnya tembus juga. “ahhhhhhhhhh… aaaaahhhhhh… , sakitttttttt… ” bu eka berteriak keras sekali… Sambil aku dorong kontontolku maju mundur pelan dan ku percepat goyanganku. “aahhhhhh… auhhhhhhhh… u.h… u.u… hh… a… u… u… hhhhh.hh.h.h. h… Dia terus menjerit kesakitan, dan sekitar 20 kali goyanganku aku terasa seperti mau keluar.

Lalu aku arahkan kontolku ke mulutnya dan… croot… … crroootttt… sekitar 5 kali muncrat mulut bu eka telah di penuhi oleh spermaku yang berwarna putoh kenta (maklum udah 2 minggu ngga ngocok) Selang beberapa menit aku baru menyadari kalau pepek bu eka mengeluarkan cairan seperti darah. Lalu ibu eka cepat-cepat ke kamar mandi. Setalah keluar dari kamar mandi bu eka langsung menyepong kontolku sambil tiduran di lantai. Ternyata walaupun perawan bu eka pandai sekali berpose.

Lalu ku pegang pinggul bu eka dan mengarahkan ke posisi menungging. Lalu aku arahkan kontolku ke pepek bu eka, lalu ku genjot lagi… ohhh… oh… o… h.h.h.h.hh… h.hhhhh… h… hhhhhhh… hhhhh… yeahhhhh oouu… yesssss… ooohhhhh… yeahhhhh… saat aku sudah mulai bosan ku cabut kontolku lalu ku arah kan ke buritnya “sakit ngga… ” laluku jawab “paling dikit bu… ” aku mencoba memasukkan tetapi ngga bisa karena terlalu sempit lalu bu eka berkakta “ngga apa-apa kok kan masih ada pepekku mau lagi nggaaaa… ” laluku kentot lagi pepeknya tapi sekarang beda waktu aku memeasukkan kontolku ke dalam, baru sedikit saja sudah di telan oleh pepeknya. Ternyata pepek ibu eka mirip dengan lumpur hidup.

aku mengarahkan kontolku lagi ahhh… ahhh… ahhh… ahh… oooouuuhh… yeah… ou… ou… ohhhhhh… dan saat sekitar 15 kali goyangan ku bu eka melepaskan kontolku “aku mau keluar… ” lalu ku jawab “aku juga bu… , kita keluarin di dalem aja buu… ” “iya deeh jawabnya… ” lalu kumasukkan lagi kontol ku kali ini aku menusukknya kuatkuat.

aaahhhh… ahhhh… aaaahhhhhh. ooooouuuuuuhhh… saat teriakan panjang itu aku menyemprotkan spermaku ke dalam pepeknya crroooot… crootttt… aku mendengar kata-katanya “nikmat sekali… ” Dan aku pun tidur sampai pagi dengan menancapkan kontolku di dalam pepeknya dengan posisi berhadapan ke samping…

TAMAT

Kumpulan Cerita Dewasa Membalaskan Dendam Istri Teman Kantor Ku


Kumpulan Cerita Dewasa - Dia memang seorang wanita yang cukup menarik, umurnya lebih tua dua tahun dariku, dan dia adalah istri teman kantorku. Lani, namanya, memiliki tinggi badan yang lebih kecil dariku, sekitar 160 cm dan memiliki kulit yang bisa dibilang lebih putih daripada orang-orang Indonesia kebanyakan, tapi dia bukanlah keturunan chinese.

Di kantorku aku merupakan satu-satunya keturunan chinese, tinggi badan sekitar 172 dan tidak gemuk, yah, wajar lah. Di kantor ini aku menduduki jabatan sebagai wakil kepala akunting. Aku sebenarnya tergolong baru bekerja di perusahaan ini, baru sekitar satu tahun dan aku sudah cukup akrab dengan salah satu pegawai yang bernama Roni. Aku pernah diajak berkunjung ke rumahnya di daerah Jakarta Utara. Disinilah awalnya perkenalan aku dengan Lani.

Pada pandangan pertama, aku memang sudah menyadari kecantikan Lani namun pikiran itu aku buang jauh-jauh karena menyadari bahwa dia adalah istri teman aku. Pembicaraan di rumah Roni berlangsung cukup lama dan cukup akrab sekali. Roni tinggal bertiga dengan pembantunya dan istrinya. Aku sendiri sempat makan malam di rumah mereka.

Harus aku akui, sambutan mereka di rumahnya benar-benar membuat aku merasa betah dan ingin berlama-lama terus disitu tapi akupun akhirnya harus pulang juga ke rumah. Setelah pertemuan itupun sikap aku terhadap Roni dan sebaliknya pun biasa-biasa saja, tidak ada istimewanya. Sampai suatu minggu sore jam 3-an handphoneku berbunyi, ternyata dari rumah Roni. Aku pikir Roni yang menghubungi karena perlu sesuatu, ternyata yang kedengaran adalah suara wanita.

“Halo, ini Hari ya?”, kata suara disana.
“Ya, ini siapa ya?”, jawabku.
“Aku Lani, istri Roni. Masih inget ga?”
“Oh, iya, masih inget. Aku kira siapa..? ada apa nih Lan?”
“Gini Har, aku ingin ketemu dengan kamu. Boleh aku ke rumah kamu? Kamu lagi sendirian di rumah?”
“Boleh aja, dulu aku pernah ke rumah kamu, sekarang boleh aja kalian main ke rumah aku. Kalian datang berdua?”
“Nggak, aku datang sendiri saja. Roni sedang pergi dengan temannya.”

Sempet bengong juga aku mendengar pernyataan itu. Ada apa gerangan? Mau apa Lani ke rumah aku sendirian sore-sore begini? Banyak pikiran campur aduk di otakku.

“Halo.. halo.. haloo.. Hari, kamu masih disitu?”
“Eh.. oh.. iya Lan.. Oke, kamu boleh ke rumahku kok sekarang. Aku cuman bingung aja mau siapin makanan apa buat kamu.”
“Ngga perlu repot-repot lagi Har, biasa aja. Aku berangkat yah sekarang.”

Jarak antara rumahku dengan rumah Roni memang cukup jauh, rumahku terletak di daerah Jakarta Barat sedangkan Roni di Jakarta Utara. Perlu waktu sekitar 45 menit untuk ingin ke rumahku jika dari Jakarta Utara. Rumahku tidak terlalu besar memiliki halaman depan yang cukup untuk satu mobil. Aku memelihara sepasang anjing jenis ukuran yang tidak bisa besar. Rumahku memiliki 4 ruangan kamar, satu kamar terletak di loteng rumah.

Sebenarnya ini adalah rumah orang tuaku, namun mereka saat ini sedang pergi keluar negeri sehingga tinggallah aku sendiri di rumah dengan seorang pembantu yang tidak menginap, pembantuku ini hanya datang pada pagi dan sore hari setelah aku pulang kerja dan pada hari sabtu atau minggu, dia datang pagi hari untuk membersihkan rumah. Sedangkan anjing-anjingku aku sengaja sediakan makan dan minumnya berlebih di tempatnya supaya mereka tidak kehausan dan kelaparan jika aku pergi kerja.

Setelah membersihkan rumah seadanya, aku menunggu kedatangan Lani sambil menonton televisi. Sambil menunggu, pikiranku tidak bisa konsen ke TV. Banyak pikiran yang berkecamuk dalam otakku mengenai kedatangan Lani yang sendirian ke rumahku. Sekitar setengah jam menunggu akhirnya terdengar suara mobil di depan rumah. Aku segera keluar untuk melihat; ternyata memang Lani yang datang sendirian. Langsung saja aku persilahkan dia masuk, begitu melihat ada tamu, langsung saja anjingku pada ribut.

“Ehh.. kamu pelihara anjing ya, lucu bangeet”, kata Lani sambil mendekati anjingku lalu mengelusnya.
“Iya. Kamu suka anjing juga”
“Suka banget”

Kemudian aku persilahkan Lani masuk dan duduk di ruang tamu sementara aku menyiapkan minuman untuk dia.

“Kamu kok tidak datang bersama Roni? Biasanya kemana-mana berdua melulu?”
“Memangnya harus sama dia terus kalau kemana-mana?”
“Iya dong, apalagi kamu sekarang datang ke rumahku, kalau ketauan sama dia kan, ntar gimana jadinya nanti?”
“Ah.. sudahlah, hal kayak begituan biar aku yang urus dengan Roni”, Kata Lani lebih lanjut.
“Gini Har, aku ingin ngobrol-ngobrol sama kamu nih tentang masalah bisnis.”

Kamipun berbicara masalah bisnis, ternyata dia kerumahku untuk berbicara mengenai bisnis baru yang akan dirintisnya dan meminta bagaimana pendapat aku dari segi akunting dan manajemennya. Pembicaraan tersebut berlangsung kurang lebih selama satu jam. Sambil berbicara konsentraasiku agak terganggu karena duduk bersebelahan dengan Lani dan hampir berdekatan. Kadang-kadang kalau sedang bicara bertatapan ingin sekali rasanya mencium bibirnya soalnya hanya berjarak sekitar 45 cm.

Saat itu Lani berpakaian cukup sederhana, hanya mengenakan kaos dan celana jeans. Namun aku suka sekali apabila melihat perempuan yang berpenampilan seperti itu. Sedangkan aku sendiri tadinya hanya memakai celana hawaii dan kaos tapi setelah kedatangan Lani, aku langsung mengganti dengan celana panjang.

Akhirnya pembicaraan mengenai bisnis pun selesai, kamipun bersandar lega di sofa yang kami dudukin. Sekarang otakku benar-benar sudah gak karuan deh, pengin rasanya untuk mencium Lani tapi bagaimana caranya? Otakku memutar dengan keras dan akhirnya aku mengambil keputusan untuk mencoba menyenggol tubuhnya. Tanganku dengan sengaja aku bentangkan kedepan badan dia seakan-akan aku sedang meregangkan otot dan menyentuh tangannya.

“Kamu cape ya Har setelah ngomongin bisnis?”, kata Lani.
“Iya nih, kalo dipijit enak nih kayaknya”, pancingku.
“Sini biar aku pijitin”, kata Lani sambil memegang punggungku.
“Ntar dulu ah, mao nyalain musik dulu”

Akupun mulai menyalakan musik, maksduku supaya suasananya nyaman. Kemudian aku mulai duduk membelakangi Lani dan ia mulai memijit punggungku.

“Gimana har? Enak gak pijitanku?”, kata Lani disamping telingaku.
“Enaak..”

Akupun memalingkan wajah menghadap Lani maksudnya ingin bicara sesuatu tapi karena wajah kita berdekatan seperti itu, aku lupa tidak tau mau omongin apa. Situasi saat itu sempat hening sebentar, lalu entah siapa yang mulai, kamipun berciuman dengan penuh hasrat. Langsung aku membalikkan badan dan memeluk tubuh Lani dan membaringkan dia di sofa. Lani hanya diam saja diperlakukan seperti itu. Sepertinya dia menikmati banget ciuman ini. Aku tidak mendengar suara apapun dari Lani, hanya..

“Mmh.. urm.. ss..”

Itulah yang terdengar pada waktu kami ciuman. Aku menciumi bibirnya dengan sangat lembut meskipun aku sebenarnya bernapsu banget. Dengan lembut aku mainkan lidahnya, bibirnya. Aku memainkan lidahku didalam mulutnya, kadang-kadang aku tarik lidahnya dengan gigiku saat ada di dalam mulutku. Sambil berciuman aku melihat matanya, ternyata dia menciumku sambil memeramkan matanya, sungguh pemandangan yang menambah laju birahiku.

Aku terus menciumi bibirnya, kadang ciumanku lari ke kupingnya serta lehernya. Sengaja aku tidak terlalu napsu menciumi lehernya supaya tidak meninggalkan bekas yang bisa mencurigakan. Demikian juga dengan Lani, ia menciumi seluruh wajah dan leherku dengan bibirnya, saat itu perasaan geli seakan-akan ingin memeluk Lani erat-erat sungguh tak tertahankan.

Sejenak kemudian kami mengehentikan akivitas kami karena handphone Lani berbunyi,

“Kamu angkat dulu deh, siapa tahu suami kamu”, kataku sambil tersenyum.
“Oke”, jawabnya tersenyum pula.

Lalu Lani mengangkat telpon dan memang benar dari Roni suaminya. Begitu tau dari suaminya, aku langsung mendekati dia, maksudnya untuk mendengarkan pembicaraan mereka dan membantu kalau-kalau Lani tidak bisa jawab. Tapi aku tiba-tiba berubah pikiran dan mendekati Lani dan memeluk dia dari belakang sambil menjilati kupingnya.

Lani sempat berbalik dan memelototi aku tapi aku tidak perduli. Aku tetap mendekati dia dan menjilati lehernya. Tangankupun mulai menyusup ke dalam kaosnya dan lebih dalam lagi menyusup ke dalam BH-nya. Akupun bisa menjamah putingnya. Begitu aku merasakan putingnya, aku pun mulai memainkannya dengan jari-jari tanganku.

Sementara itu Lani sudah tidak bisa mencegahku lagi, diapun mulai menikmatinya dan malahan dia membuka kaosnya dan duduk di sofa kembali. Semua itu dilakukan sambil ia berbicara dengan suaminya di telpon. Lani memberikan alasan bahwa dia sedang jalan-jalan di sebuah gallery busana. Aku juga segera melepaskan baju dan celana panjangku.

Ketika Lani sudah duduk di sofa, akupun mulai menciumi tetenya, aku meremas-remas payudara Lani dengan napsu, aku jilatin putingnya dan kadang aku gigit putingnya dengan bibirku. Aku lalu melihat ke wajah Lani.. wahh.. wajah yang pasrah tapi dia masih melihat ke aku sambil memberi isyarat bahwa dia lagi telpon.

Sebenarnya dia sudah tidak tahan lagi ingin melepas semuanya tapi karena ia masih nelpon maka ia terpaksa menahan semua gejolak tersebut. Aku tau bahwa saat ini dia sedang berusaha sekuat tenaga untuk tidak berteriak ataupun mendesah karena rangsanganku; yang Lani bisa lakukan adalah menggeliat-geliat tidak keruan berbaring di atas sofa di bawah tubuhku.

Ketika kemudian telpon sudah selesai, Lani langsung mengeluarkan gejolak yang tertahan dari tadi,

“Aahkk.. Harrii..”, teriak Lani.
“Gila kamu ya Har, itu tadi kan si Roni, kalau aku kebablasan tadi gimana coba?”, katanya memarahi tapi dengan nada menggoda.

Aku cuma tersenyum saja, “Tapi kamu suka kan Lan?”
“Iya sih..”, lanjutnya tersenyum.

Lalu kami pun melanjutkan kegiatan yang tertunda itu. Aku mulai membuka celana jeansku dan celana jeans Lani beserta dengan celana dalamnya. Aku menciumi paha Lani yang bagian kiri dan meremas pahanya yang kanan. Aku jilatin sambil terus bergerak bergerak ke bagian selangkangannya. Selama itu juga tubuh Lani tidak bisa diam, selalu bergerak dan mendesah. Sampai akhirnya aku menjilati pas di memeknya Lani. Aku terus melakukan kegiatan ini dengan penuh napsu, aku memainkan itilnya sambil kadang-kadang aku hisap dalam-dalam dan aku kulum dengan bibirku.


Selama aku melakukan ‘serangan’ kepada Lani, dia terus berteriak, mendesah, dan menekan kepalaku kuat-kuat seakan-akan tidak mau membiarkan kepalaku pindah dari selangkangannya. Suara yang ditimbulkan oleh Lani membuat aku tambah bergairah dalam melakukan kegiatanku tersebut. Aku menjilati memek Lani makin liar, aku permainkan memeknya sampai dalam dengan lidahku dan jari-jari tanganku juga mulai masuk ke dalamnya sampai akhirnya.. aku merasakan kaki Lani menjepit kepalaku dan tangannya menekan kepalaku sangat kuat serta pinggulnya terlihat menggelinjang dengan dahsyat.

“Aahh, Harii, uhh”

Ternyata Lani sudah mencapai klimaksnya yang pertama dalam permainan ini. Aku melihat sebentar ke arah Lani dan dia menatapku sambil tersenyum.

“Kamu hebat Hari, aku suka sekali”, katanya.
“Masa sihh? Aku masih belum apa-apa nih”, jawabku sambil mencium bibirnya.
“Aku maenin yah kontolmu?”,
“Itu yang aku tunggu sayang”, bisikku di telinganya

Maka akupun segera mengambil posisi duduk bersandar di sofa dan dia perlahan mulai jongkok di hadapanku. Mula-mula ia mengelus kontolku dengan tangannya, kontolku dielus olehnya dari bijinya sampai ke ujung kepala kontolnya. Lalu ia mulai menjulurkan lidahnya ke ujung kontolku. Begitu lidahnya menyentuh kontolku, aku merasa agak sedikit geli. Kemudian Lani langsung memasukkan seluruh kontolku ke dalam mulutnya.

Wah, perasaanku saat itu benar-benar nikmat sekali, urat-urat kontolku yang bergesekkan dengan bibir dan lidahnya memberikan suatu sensasi yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Saat itu yang bisa aku lakukan hanyalah menggeliat-geliat kenikmatan sambil membelai-belai rambutnya Lani. Terkadang giginya Lani menyentuh salah satu bagian kontolku, sakit dikit sih, namun itu tidak mempengaruhi sensasi nikmat yang diberikan.

Saat itu kontolku benar-benar diberikan sensasi yang begitu dahsyat, titik-titik syaraf yang ada di seluruh kontolku tidak ada yang tidak tersentuh oleh bibir dan lidahnya Lani, benar-benar permainan yang membuat aku tidak dapat bertahan lama dan akhirnya aku mulai merasakan sesuatu yang mendorong dari dalam dan mengeluarkannya.

“Ahh..”

Hanya itulah kata yang bisa keluar dari dalam mulutku saat semuanya tertumpah keluar. Akupun terbaring lemas namun terasa rilex banget dengan Lani bersandar di dadaku. Tidak ada kata yang keluar dari mulut kami berdua saat itu. Setelah diam selama sekitar 10 menit, Lani mulai meremas-remas kontolku lagi sambil memandangku.

“Kamu mau lagi ya Lan?”
“Hmm..”, jawabnya sambil terus meremas kontolku.

Diberi rangsangan seperti itu, tidak berapa lama kemudian kontolku sudah mulai kekar berdiri lebih tegak daripada tadi. Menurut pengalamanku dan cerita teman-teman, kontol seorang lelaki akan lebih kekar pada ronde kedua daripada ronde pertama dan akan berlangsung lebih lama. Lani terus meremas-remas dan mengelus kontolku kemudian mengulumnya di dalam mulutnya. Akupun mulai mencari-cari daerah dada Lani untuk memainkan kembali tetenya. Begitu aku mendapatkannya, langsung aja aku membaringkan Lani di sofa kembali dan melanjutkan mengulum puting susunya.

“Aacchh..”, Lani menjerit keras-keras ketika aku menggigit-gigit putingnya

Rambutku diacak-acak olehnya dan dia mendekap erat-erat kepalaku di dadanya sehingga aku agak kesulitan untuk bernapas. Setelah puas memainkan dadanya, akupun kembali turun ke selangkangannya. Pertama-tama aku mainkan bulu-bulu yang mengitari selangkangannya, aku jilatin bibir memeknya dan aku mainkan itilnya. Saat itu, Lani sudah mendesah dan menggeliat-geliat tidak karuan. Aku sudah merasakan memeknya Lani sudah basah lagi dan sepertinya dia akan mencapai klimaksnya kembali. Namun dengan segera aku menghentikan kegiatan menjilatku dan berdiri.

“Kenapa Har..?”, tanyanya lemas.
“Ah, tidak”, jawabku tersenyum.

Kemudian aku membuka selangkangannya dan mengarahkan kontolku ke lubang itu. Mula-mula aku mengusap-usapkan ujung kontolku ke bibir selangkangannya dan pelan-pelan aku masukkan kontolku ke memeknya Lani.

“Aahh.. Har.. ayo..”, desah Lani.
“Aku masukkin yah sayang..”, kataku.
“Iyaah.. ohh.. c’mon honey..”
“Oke..”

‘Zleeb..’ kontolku langsung aku masukkan ke dalam memek Lani.

“Aacchh..”, teriak Lani.
“Gimana sayang..?”, kataku sambil menciumi bibirnya.
“Harr.. ochh.. yesshh.. teruskann..”

Kemudian aku mulai menggerakkan kontolku dalam memeknya, aku putar, aku goyang dengan berbagai macam cara, pendek kata aku mencoba untuk memberikan kenikmatan pada Lani dengan kontolku itu.

“Harr.. ah.. enak bangett.. uhh..”, desah Lani sambil memandangku
“Enak yah Lan..?”
“Iyah.. ohh.. goyang terus.. Har..”,

Kami melakukannya dengan penuh gairah, kadang aku mengambil posisi di atasnya menindih badannya sambil memegang telapak tangannya di telentangkan kiri kanan, kadang juga dia yang di atas menindih tubuhku dan aku mendekap dia erat-erat sambil meremas-meremas pantatnya dan dia terus bergoyang kadang berirama kadang tidak. Sampai akhirnya kami sama-sama merasakan ada sesuatu yang keluar dari diri kami masing-masing. Perasaan itu benar-benar merupakan sensasi yang luar biasa bagi kami berdua.

Kamipun terbaring lemas di sofa itu, Nina berbaring didekapan dadaku. Pengalaman ini sungguh-sungguh diluar dugaanku sebelumnya ternyata aku telah mengkhianati temanku dengan meniduri istrinya dan mungkin juga pikiran Lani sama denganku bahwa ia sudah mengkhianati suaminya hanya karena selingan belaka.

“Lan, kamu menyesal sudah melakukannya denganku?”, tanyaku padanya.
“Sedikit sih ada perasaan menyesal, tapi aku tau kok kalau Roni itu sering selingkuh di belakangku”, jawabnya lagi.
“Jadi aku lakukan ini karena ingin membalasnya saja.”
“Ohh begitu”

Tidak kusangka sama sekali, Roni yang aku kenal sebagai orang yang baik ternyata sudah menyakiti istrinya beberapa kali.

“Hari, kamu jangan marah ya dengan kelakuanku ini”
“Tentu aja tidak”, jawabku tersenyum.
“Kalau kamu butuh sesuatu lain hari aku bersedia kok bantu kamu.”
“Terima kasih ya”

Waktu jugalah yang memisahkan kami hari itu, setelah membersihkan diri kemudian Lani pulang meninggalkanku yang penuh dengan pikiran, apa yang akan aku lakukan? Apakah aku akan terus berhubungan dengan Lani? Apakah aku akan berteman terus dengan Roni? Apakah yang akan terjadi kalau kami ketahuan Roni? Pusing aku memikirkan hal itu, akhirnya aku putuskan untuk menjalani saja semuanya sesuai dengan alurnya nanti, namun yang pasti aku menikmati masa-masa bersama Lani tadi sore.

Dan akhirnya akupun pergi tidur dengan lelap malam itu memimpikan kejadian yang mungkin akan terjadi hari-hari berikutnya dengan Lani atau dengan siapapun.

TAMAT

Thursday, July 30, 2020

Kumpulan Cerita Dewasa Perkenalan Ku Dengan Imelda Si Gadis Montok


Kumpulan Cerita Dewasa - Setelah saya gak punya gebetan sama sekali, dan udah cape cuma masturbasi doang,, akhirnya saya coba iseng pergi lagi ke mall yang dulu mempertemukan saya dengan baby sister yang punya hasrat terpendam, sama kaya saya.

cuma kali ini saya beneran jobless dan gak tau mau ngapain. kira-kira jam 3 sore , akhirnya saya sampe dan langsung nongkrong di kafe out door yang biasanya juga dijadikan tempat tempat transaksi stw dengan om2 tua yang isengnya lebih parah dari saya kali.

Damn.,. hampir semua meja penuh dengan om dan para stw yang cekakak cekikik.. seakan2 transaksi mereka sudah deal, dan saya sempet bingung mau bikin perkemahan saya disebelah mana. sampe akhirnya saya muter celengak celinguk dan ada satu meja yang hanya di isi dengan wanita stw berdandan tante banget yang sibuk dengan rokok putihnya dia.

” maaf, boleh gak saya duduk disini., soalanya tempat yang lain udah penuh” itu kata saya pelan. lalu dia mempersilahkan saya dengan hanya memberi tanda dengan menunjukan tangan yang penuh dengan cincin kuning ( gak tau emas apa bukan ). Dan kira-kira 7 menit, barulah saya berani buka omongan dengan stw menor ini.,
” lagi nunggu orang ya .. kata saya..,
” hmm iya.. balas dia agak acuh ..
” oh nanti kalau temennya dateng biar saya pergi dari sini deh.., takut ganggu situ lagi ” kata saya lagi.

dia hanya diam dan sama sekali gak kasih atensi yang bikin saya semangat.
Tadinya sih saya udah mau cabut dan mau coba keliling kedalem mall, liat situasi , siapa tau ada yang nempel ke saya, tapi tiba-tiba stw menor itu kedatengan cewe agak muda’an (23-24 tahun) dan cupika cupiki dengan dia. ”

maaf yah mba.. aku telat datengnya..(kata cewe baru dateng) dan tiba-tiba nih cewe langsung mau salaman ke saya, apa kabar mas.. ( gitu kata dia lagi ). stw menor pun menarik tangan temennya dan bilang, bahwa saya bukan temen dia dan cuma kebetulan duduk disana.

Karena tamu yang baru dateng itu memakai baju dengan belahan baju yang menantang, sampe pangkal pepayanya terlihat jelas.. saya gak bisa bangun dari kursi dan salah tingkah untuk cari alesan bertahan duduk disana. dan sekitar 20 menit, mereka ngobrol terus dan berakhir dengan nada keras si STW menor dan pergi meninggalkan cewe bahenol begitu aja…..

Nah,,, apakah ke ajaiban akan datang ( berharap mesum mode:on ) itu terus yang ada diotak saya. tapi entah kenapa, awalnya tenggorokan saya seperti kesumbat kapas sampe saya bingung mau ngomong apa. pas lagi sibuk mikir mau ngomong apa.. , si cewe bahenol ini malah bersuara :

” mas , maaf .. boleh gak minta rokoknya, rokok saya habis nih ..
” ohh.. silahkan.. ambil aja.. masih banyak kok .. ambil aja .. kata saya penuh semangat.
” kebetulan rokoknya sama mas, aku juga suka marlboro merah
“iya mba silahkan.. ambil aja.. , lalu saya coba kasih api kedia.. tapi dia ambil korek gas nya dan nyalain sendiri.

saya coba tenang, sambil sekali kali lirik dia yang lagi bengong dan menikmati rokok itu, dan saya sebentar2 nyolong liat belahan yang makin menggoda..( waktu dia geser kursi dia,, belahan itu goyang2 soalnya ).

“Oh iya mas, maap yang tadi ya:,, kirain kenal sama mba aku.. itu kata dia memecah kebisuan ,,
“iya gpp kok, kirain kamu emang aku siapanya mba kamu..” kata saya sambil coba untuk lebih relax lagi.
“kirain cowok barunya… soalnya hobinya gonta ganti cowo tuh ..”
” masa sih,, aku bukan type dia kali.. soalnya dari tadi dicuekin sama dia.. kata saya lebih relax lagi.
” hahahaha… bisa aja nih mas.. kata sicewe.. dan dia langsung nyodorin tangan dan memperkenalkan diri dengan santai ,
” nama aku Imelda , aku adik bungsu mba yang galak tadi…”
oh.. saya eric.. saya yang tadi dicuekin sama mba yang baik hati tadi ,,
” hahahha.. , bisa aja nih mas.. bilang aja kalau kamu tadi bete sama dia.. hahah.. ( sekarang belahan nya makin bergoyang ,,, anjriiitttt…. mata saya mentok lama liat belahan toketnya dia )

Berikutnya saya sama Imelda mulai bicara, saya pesen kopi lagi dan juice alpokat buat dia, dan dia kasih tau kalau hubungan keluarganya lagi kurang harmonis gara2 warisan. gak terasa jam udah kira2 setengah 5 dan pas jam itu dia ambil ponselnya dan calling seseorang, dan bilang ” bilang aja.. aku sakit , gak bisa kerja hari ini ”

setelah mendengar ucapan tadi, saya sepontan tanya ke Imelda :
” oh.. mau berangkat kerja yah.. , dimana .. ?
” hmm kerja di karaoke family di kelapa gading .. cuma gara2 mba aku tadi.. jadi bete .. jadi males, kalau aku masuk nanti disamperin lagi sama dia.. dan takutnya jadi ribut besar. makanya aku mending menghindar aja mas.. ”
“trus sekarang mau pulang kemana… jauh ya dari sini.., kata saya penasaran..
” aku sih kost dipramuka, sekalian kerja disalon temen, ”

setelah dia menjawab pertanyaan saya, tiba-tiba saya kaya kehabisan pertanyaan dan sempet bengong sampe 2 menitlah kira-kira… sampe saya sadar dari bengong.. pas dia tanya….. ”
“mas eric.. ada kerjaan lagi gak abis ini, jalan yuk kemana..kek.. saya bete banget ni..”

pertanyaan sederhana itu saya artikan banyak hal.. dan sangking banyaknya saya bengong lagi….

“mas.. gak mau yahh… temenin aku dulu …. , kalau gak mau gpp kok… aku pulang aja deh… (dia ngomongnya sambil pegang bungkus rokok saya )…

Dasar setan mesum udah nongkrong lama di otak saya.. dengan yakin tanpa ba bi bu.. saya spontan jawab permintaan dia dengan kalimat ” kita buka kamar aja yuk…. ”

setelah kelepasan ngomong begitu…. saya nunduk.. dan gak berani liat wajahnya dia…….

” oke.. mas.. tapi yang di TV sama AC yah .., jawab dia ..

Waduhhhhhhhhh………….. saya kaya sayup-sayup denger omongan dia… tapi dengan sok yakin saya berdiri, dan saya pegang tangan dia… dan pergi untuk cari kendaraan ke hotel yang biasa saya pake bersenggama.

sepanjang perjalanan di TAXI .. dia mulai menunjukan kemanjaannya… dan kepalanya nyender terus di pundak saya, walau gak ada sepatah katapun… suasana itu sudah mengisyaratkan banyak hal.. dan menggoda saya untuk berpikir yang macam2 lah.

Sampailah saya dikamar.. dan call ke interphone dikamar dan pesen 2 piring nasi goreng, 2 minuman mineral, 1 bungkus marlboro merah.. dan setelah itu saya nyalain TV.. lalu rebahan… tanpa buka sepatu. dan dia pun dengan santainya ikutan rebahan.. tapi dia buka sepatu hi hills nya…dan sibuk mainin remote ganti siaran…. sampe pesenan saya dateng.. saya sama dia sama sekali ga ada omongan.

Nasi gorengnya sudah habis… saya taruh piring2 kotor di pojok.. sambil dengan sok biasa aja.. saya buka sepatu, buka celana panjang saya.. dan hanya pake boxer dan kaos lalu balik lagi rebahan. sementara dia lagi asik ngerokok, dan sekali2 liat saya tanpa ekspresi.

Wah… jangan2 ini cewe bayaran… dia belum bereaksi, coz.. saya belum sebut harga…., pikir saya agak kalut ,,,

pas saya liat rokoknya dia makin pendek… tiba-tiba dia bangun dan lewatin badan saya.. dan pergi kekamar mandi…, saya sih gak mikir macem2.. karena saya masih menyangka dia cewe bayaran..dan saya gak mau kepancing umpan dia…tapi saya gak bisa nelen ludah.. pas.. dia keluar dari kamar mandi… dia cuma pake BH merah sama hot pan.. sambil melenggang gantungin baju dan celana jeansnya dia… ” aku juga mau ikutan mas ah.. biar nyantai.. ” kata si Imelda .

Badan mulus nya dia.. bulet tokednya.. paha rampingnya…. bikin saya gak bisa berkata2… saya diem dan nelen ludah lagi…. berat banget cobaan saya buat cuek …. tapi saya akhirnya bisa nenangin diri..dan nyalain rokok.. sambil nawarin dia rokok lagi.


di TV.. ada klip lagu barat, yang nyanyi cewe.. tapi saya gak tau siapa dia.. cuma dalam klip itu.. ada adegan kising sama dance yang penarinya nempelin badan gitu… dan si Imelda tiba-tiba berdiri dan maksa saya untuk liat gerakan dia,, sambil ngomong ” mas… body aku sama dia.. menang mana,.. ”

saya senyum mupeng, dan bilang sama dia… karena saya kenal sama kamu dan gak kenal sama penyanyi itu.. saya bilang body kamu nilainya 9 dan dia cuma 8,5…. setelah saya ngomong begitu,, dia happy banget..dannnnnnnnnnnnnnnnnn…….

Imelda lepasin dong bra merahnya dan lempar ke muka saya….. dia bilang.. ini hadiahnya karena udah kasih nilai 9….

sambil ikutin gerakan si artis…, Imelda santai banget goyang2 ..dan sumpah… itu toked terbaik yang pernah saya liat…dan sangat nyata diatas kepala saya… alhasil saya konak..dan gak bisa boong lagi kalau saya udah panas..dan udah gak tahan lagi dengan situasi begini…

entah setan mesum juga bisikin sesuatu ke Imelda … tiba tiba.. dia rebahan sambil peluk saya… cium-cium kuping saya.. dan buka kaos saya… cium toket saya….dan … tangannya masuk ke dalam boxer saya…

annnjjjrrriittttt,,, serangan dadakan dia,, bikin saya gak kontrol.. saya langsung jambak rambutnya dia.. dan saya kisssing… abis…. dengan gigitan yang agak galak…. dan tangan saya … tanpa perintah langsung mampir ketoketnya dia,,, dan berasalah sudah.. yang tadinya saya pikir fata morgana.. akhirnya jadi kenyataan. puting kecilnya dia.. saya pilin2… dan saya alihkan mulut dan lidah ini.. ke toked bohaynya dia.. tanpa ampunnnnnn…

hasilnya.. dia gantian jambak rambut saya,,, dan kakinya peluk pinggang saya keras banget..dengan gerakan udah pingin banget ML.

sebelum keadaan makin kacau… saya lepasin kissing toked dia.. dan saya kekamar mandi.. dan bersih2 seluruh perabotan saya termasuk black lubang memek saya…. ( berharap dimandiin kucing sama dia). setelah saya bersih2.. saya datengin dia.. dan saya bisik sama dia…. please kamu bersih2 dulu.., dan spontan dia langsung ke kamar mandi.. dan gak lama.. dia langsung dateng dan tabrak saya…dengan ledakan gairah 2x dari yang tadi.

Boxer saya dibuka brutal sama dia.. kaya mau robek-robek ala hulk.. trus.. langsung di masukin semua batang kedalam mulut seksinya dia…. walaupun dia mual2.. tapi tetep mulutnya penuh dengan batangan saya… ssssshhhhhhhhhhhh….sedotannya mulai gak manusiawi .. antara enak dan sakit mulai jadi satu.

dan dugaan saya bener… lidahnya mulai pindah lokasi.. gerilya ke biji, sampe kebelahan pantat saya..dan dititik itu.. terpaksa saya angkat pantat saya.. karena gak nahan rasa geli yang bikin ngilu otak saya… serat2 lidahnya berasa banget… dan campuran ludah dan lidah.. bikin saya ngawang2… enjooyy banget………,

saya minta posisi 69.. dan kesempatan saya membalas … jilatin memek akan jimek adalah favorit saya sebelum berperang, dan lidah saya juga udah terampil kalau urusan jimek.. plus.. jari2 saya pada nakal.. masuk pelan2 ke lubang memek nya..dia..

Nah. pas bagian jari2 ini masuk lubang memeknya dia… barulah dia berusaha menampik tangan saya.. tapi tetep aja jari2 ini kembali lagi sampe akhirnya masuk 2 jari penuh ke lubang memek nya.. dan ssssshhhhhh… masssss tarik.. tarik jarinya.. jangann aahhhh… sakittttt…… ,

kembali keposisi konvensional… saya dibawah dan dia diatas,,, dia bilang ke saya.. ” mas kamu sehat kan yah”..

dan saya langsung jawab.. ‘ saya sehat , kalau kamu gimana.. ? aku sehat lah mas… aku jarang begini..

tanpa basa basi lagi.. mulai lah senggama ini terjadi..tanpa kondomm, dan dari pelan , sampai dia tekan seluruh badannya dia .., kontol saya pun berasa mentok di mekki nya… dan dia berani berputar2 seperti penyanyi dangdut sedang beraksi.. dan ampunnn,.,, jangan2 patah nih rudah saya di belok sana belok sini…rrrkkkkhhhh saya mulai nahan sakit dan ngilu karena putaran nya… persis kaya kuda rodeo…. saya pernah ngilu yang sengilu2nya,,,

lagi seru2an… dia diatas… tiba2 gerakan dia makin cepat..dan tekanann dia berhenti,,, lalu peluk saya dan cium kening saya…. kata dia ” mas.. thank you yah,, dah bikin aku happy,,, ”
dia rebahan dan ambil rokok.. sementara.. kontol saya bengong berdiri tegak…

“mas.. sabar yah… aku cuma sebatang aja kok.. ” kata dia…
“oke gak masalah .. , dan saya pun coba ambil rokoknya dia.. dan kita gantian ngabisin 1 batang rokok itu.

setelah dia balik dari kamar mandi… dia langsung ambil batang kontol dan kembali mengulum2 dengan sedotan mautnya…dan tugu monas kembali berdiri tegak… dan mulai gak sabaran .. sampai akhirnya saya ambil posisi diatas.. dan mulai kembali bertempur… tapi anehnya.. kontol saya agak terpeleset.. , liang vaginanya basah terus..dan saya agak kurang enjoy… padahal pas awal tadi seret.. dan berasa banget masuknya.

saya ganti posisi.. saya suruh dia nungging.. dan saya coba doggy style dengan aliran straight fighter.., tapi jari2 saya mulai lagi gerayan ke sun lubang pantatnya dia.. dan kali ini.. dia berdesahhh pelan…ssssshhhhh…ssshhhh….,

dengan desahan dia begitu… seperti memberi keyakinan ke saya bahwa.. pintu lubang pantatnya dia sudah dibuka dan saya boleh masuk dan main disitu,,,, dan saya coba pindahin kontol saya yang berminyak lendir itu masuk perlahan ke lubang pantatnya dia…… dan dia gak protes cuma pegang tangan saya dan bilang,, ” mas .. pelan-pelan yah.., aku belum pernah dimasukin dari situ.. ” iya Imelda .. tenang aja,, saya pelan2 kok., (saya coba meyakinkan dia )

ssshhhhhppppfffffff aaaaaggggghhhhhh…. itu teriakkan dia.. ketika kontol ini sudah full masuk keliang lubang pantatnya..dan saya gak terlalu maksa untuk kaluar masuk .. saya sengaja mendiamkan,, dan saya rayu dia dengan bilang.. Imelda .. ini nikmat banget… pantat kamu kaya pantat bayi.. mulus dan bulet…. dan setelahnya saya mulai mengayun2 pelan , sedang sampe akhirnya.. saya hajar habis2an..dan cccccrreeetettttttttttttttt didalam lubang memek seksi itu.

kita istirahat kira2 5 menit, dan dia yang mulai lagi dengan membelai lembut rambut saya.. kising2..dan sampe ke kontol..dan membangunkan singa yang istirahat. dan saya nikmatin suasana itu dengan membakar sebatang rokok.. setiap kenikmatan yang saya rasa.. saya ekspresikan dengan tarikan rokok yang sangat dalam.. dan saya keluarkan secara perlahan….. sumpah… lebih ngawang dari sekedar bakar cimenk sendirian….

akhirnya waktu menunjukan pk. 01 malem… dan permaian saya sudah masuk ke ronde 5… sampe akhirnya dia minta untuk anter ke pramuka.. karena itu waktu nya dia pulang … ( jam pulang kerjanya jam 1 ).

saya yang lagi letih tapi happy ini, kemudian menyelipkan uang 100 ribu kedia.. dan bilang.. buat jajan kamu yah.. jangan pikir yang aneh2… gpp kan… , lalu kata dia.. : ” ah mas.. gak usah begini lah..” tapi saya maksa dan bilang.. udah pegang aja..”

akhirnya saya anter dia pulang… dan bener..dia tinggal disalon .. dan mencium bibir saya sebelum taxi mengantarkan saya balik pulang, dari cerita dewasa pertemuan awal itu… saya beberapa kali jalan bareng dan ngentot sama dia., sampe saya ketemu gebetan baru.. saya pun dah gak tau lagi dimana dia sekarang.

TAMAT

Kumpulan Cerita Dewasa Terpesona Dengan Pembantu Muda Yang Cantik Bagian Dua


Kumpulan Cerita Dewasa - Setelah lama dielus-elus oleh Ijah batang penisku berserta buah zakarnya, aku ingin melaju di langkah berikutnya. Aku semakin berani dan tidak sungkan-sungkan lagi. Sambil berbaring kutatap wajah cantik dan manis Ijah.

“Ijah …” kataku.
“Emmm …” jawab Ijah singkat.
“Saiki gantian yo … (Sekarang gantian yah)” kataku.
“Gantian yo opo? (Gantian gimana?)” tanya Ijah.
“Hmmm … ngene … saiki gantian aku … teko mau Ijah wis delok manukku mbek endokku … sek dielus-elus maneh … saiki gantian aku seng delok tempik’e Ijah (Hmmm … gini … sekarang gantian aku … dari tadi Ijah dah liat burungku ama buah zakarku … dan dielus-elus lagi … sekarang gantian aku yang liat memek Ijah” kataku tanpa basa-basi.
“Emoh mas Anton … isin aku … ojok mas Anton … (Ngga mau mas Anton … malu aku … jangan mas Anton)” tolak Ijah.

Penolakan Ijah yang setengah hati itu membuatku makin penasaran dan makin bernapsu. Aku beranjak dari ranjang, dan memaksa lembut Ijah untuk merebahkan tubuhnya di atas ranjangku. Setelah berhasil merebahkan tubuhnya Ijah langsung bertanya.

“Mas Antonnn … kate diapakno aku? (Mas Antonnn … mau diapain aku?)” tanya Ijah pasrah.
“Menengo wae Ijah … ora aku apak-apak’no kok … mek arep delok tempik’e Ijah … ora adil lek teko mau manukku tok seng didelok (Diam aja Ijah … ngga bakalan aku apa-apain kok .. cuman pengen liat memek Ijah aja …ngga adil kalo dari tadi burungku saja yang diliat)” kataku bohong. Padahal dibalik benakku banyak hal yang aku ingin lakukan terhadap Ijah, terutama terhadap tubuhnya.

Aku sekap roknya, dan aku tarik celana dalam dibalik roknya. Ijah berusaha menahannya, tapi usahanya sia-sia, karena dia menahannya dengan setengah hati alias tidak dengan sekuat tenaga. Kelakuan Ijah ini seperti lampu hijau untukku. Seakan-akan pasrah saja mau diapain olehku.

Setelah berhasil melepas celana dalamnya, aku tarik roknya ke atas perutnya, agar supaya aku bisa melihat jelas memeknya. Secara reflek Ijah menutup memeknya dengan tangannya.

“Wes mas Antonnn … isin tenan aku … (Udahan mas Antonnn … malu banget aku …)” kata Ijah.
“Durung Ijah … ojok mbok ditutupi tok tempik’e … ora ketokan … (Belon Ijah … jangan ditutup terus dong memeknya … ngga keliatan)” kataku protes.

Aku kemudian tarik tangannya yang sedang menutupi memeknya. Ijah langsung menutup mukanya dengan kedua tangannya, dan kedua pahanya menyilang. Ijah masih terus berusaha menyembunyikan memeknya dariku. Bisa aku maklumi perasaan malu yang sedang Ijah alami. Aku mencoba merayu dan menyakinkan Ijah apa adanya.

“Ojok isin-isin Ijah … ora ono sing ndelok kok … men aku tok wae … (Jangan malu-malu Ijah … ngga ada siapa-siapa yang bisa liat kok … cuman ada aku saja …)” rayuku lagi.

Kini Ijah mulai pasrah, dan kedua pahanya yang tadinya menyilang, sekarang sudah mulai kendor. Segera saja aku ambil kesempatan ini untuk mengendorkan pertahanan Ijah. Setelah aku berhasil membuka selangkangan Ijah … alamak … aku langsung menelan ludah.

Memek Ijah begitu indah dan subur ditumbuhi oleh jembut-jembut yang masih lembut. Aku yakin jembut-jembut ini tidak pernah sekalipun Ijah cukur sejak pertama kali tumbuh, sehingga masih tampak halus lembut.

Kucoba lagi membuka selangkangan Ijah lebih lebar lagi, aku ingin sekali menemukan biji etil Ijah. Aku merasa kesulitan menemukan biji etil Ijah dengan mata terlanjang. Ketika aku mencoba membuka bibir memek Ijah untuk menemukan biji etilnya, Ijah langsung protes.

“Mas Anton … ojok mas … (Mas … jangan mas …)” pinta Ijah. Aku semakin gemas dengan nada penolakan pasrah Ijah.

Aku tidak mengubris permintaan Ijah, dan semakin gencar bergerilya mencari biji etilnya. Ternyata tidak susah menemukan biji etilnya dengan mencari pakai tangan. Aku mainin biji etilnya dengan gemas.

“Mas Anton … wes mas … uisin tenan aku … (Mas Anton … udahan mas … malu banget aku)” mohon Ijah.

Otakku sudah gelap, dan tetap memainkan biji etilnya. Ternyata tidak perlu memakan waktu lama untuk membuat memek Ijah basah. Mungkin ini pertama kalinya Ijah merasakan nafsu birahi alias horny. Dia seperti tidak tau harus bagaimana menghadapi situasi saat itu.

Kedua tangan tidak lagi menutup wajahnya. Tangan kanannya bersembunyi di balik bantal, dan tangan kirinya meremas guling. Ijah menggigit bibir bawahnya, seolah-olah menahan geli. Tidak kudengar suara desahan dari mulut Ijah, tapi nafasnya kini sudah berubah menjadi memburu. Aku berasumsi bahwa Ijah masih belum bisa atau belum terbiasa mendesah.

“Ijah … tempik mu wis buasah tenan saiki … (Ijah … memekmu dah basah banget sekarang)” pujiku.
“Masss … masss … wes masss … Ijah mbok opok’no … jarene mbek delok tok … saiki kok di dolen tempik ku (Masss … masss … udahan masss … diapain Ijah … katanya cuman mau liat aja … sekarang kok dimainin memekku)” protes Ijah pasrah.
“Aku wes kesengsem karo tempikmu iki … gemesi wae … tak elus-elus malah dadi buasah … (Aku dah jatuh cinta ama memekmu … bikin gemes aja … dielus-elus malah jadi basah) … ” kataku sambil bercanda.

Belum selesai aku melanjutkan kalimatku, Ijah secara reflek tiba-tiba menjerit “Mas Antonnn … massssss …”. Ijah orgasme di atas ranjangku.

Aku biarkan Ijah mengambil nafas dulu biar sedikit tenang.
“Ijah sek tas mau kok bengok … loro tah? (Ijah barusan aja kok teriak … sakit?” tanyaku pura-pura bego.
“Ora loro mas … sek tas-an Ijah koyok kesetrum … rasa’e koyok nang surgo … uenak tenan … atiku saiki sek dek-dekan (Ngga sakit mas … barusan Ijah kayak kena setrum … rasanya seperti di surga … enak banget … jantungku sekarang masih deg-degan)” jawab Ijah.

Kini saatnya giliranku untuk orgasme. Kontolku sudah sejak tadi tegang melihat kelakuan Ijah. Pekerjaanku masih belum tuntas. Aku bingung apa yang harus aku katakan ke Ijah bahwa aku ingin menyodok kontolku ini ke dalam memeknya yang masih perawan itu.

Akhirnya aku memutuskan untuk tidak bertanya atau berkata apapun. Aku mencoba untuk langsung main terobos saja. Aku kembali membuka selangkangan Ijah, dan mencoba mengarahkan kontolku ke mulut memeknya. Ijah protes lagi.

“Mas Anton arep opo? (Mas Anton mau apa?)” tanya Ijah heran.
“Oh … aku gelem kesetrum sisan … koyok Ijah seng mau (Oh … aku juga mau kesetrum … kayak Ijah tadi)” jawabku spontan.
“Lah … terus laopo manuk’e mas kate mlebu nang tempikku? (Lho … trus kenapa burung mas mau masuk ke memekku?)” tanya Ijah heran.

Ijah benar-benar masih bau kencur di dalam urusan seperti ini. Mungkin tidak ada orang yang pernah mengajarinya teori tentang hubungan seks atau biasanya disebut dengan hubungan pasutri (pasangan suami istri).

“Aku baru iso kesetrum lek manukku mlebu nang tempikmu (Aku baru bisa kesetrum kalo burungku masuk ke memekmu)” jawabku gombal.
“Ojok mas … engkuk loro … jarene wong-wong (Jangan mas … nanti sakit … katanya orang-orang)” katanya.
“Ojok wedhi Ijah … tak mlebu pelan-pelan wae … tak jamin ora loro (Jangan takut Ijah … dimasukin pelan-pelan aja … dijamin ngga sakit)” rayuku.
Ijah diam saja dan pasrah.

Aku kemudian mengarahkan ujung penisku ke bibir vagina/memek Ijah. Ijah memejamkan matanya, dan kini giginya kembali menggigit bibir bawahnya.

Tangan kananku memegang pangkal penisku agar batang kontolku tegak dengan mantap, dan tangan kiriku berusaha membuka bibir vagina Ijah, supaya aku bisa melihat lubang memeknya. Karena Ijah masih perawan, ngga mudah untuk menembuh pintu masuk gadis perawan.

Hal ini sudah aku alami sekali dengan pacar lamaku. Aku ngga ingin melihat Ijah nantinya menangis seperti yang dialami oleh mantan pacarku yang dulu, setelah aku paksa masuk batang kontolku ke lubang memeknya yang masih perawan.

Pertama-tama aku basahi terlebih dahulu ujung penisku dengan air ludahku biar menjadi pelumas sementara, kemudian aku dorong masuk ujung penisku kira-kira sedalam 2 centi. Setelah berhasil masuk kira-kira kedalaman 2 centi, aku diam sejenak, kulihat Ijah sedikit meringis menahan perih.

“Perih Ijah?” tanyaku iba.
“Rodok perih mas (Rada perih dikit mas)” jawab Ijah yang kini matanya kembali terbuka memandangku.
“Tak mlebu alon-alon yah … lek perih ngomong’o … ojok meneng ae … (Aku masukin pelan-pelan yah … kalo perih bilang aja … jangan diam aja) …” suruhku.

Suasana kamarku makin panas saja rasanya. Aku lepas bajuku, sehingga kini aku sudah terlanjang bebas. Kondisi Ijah masih lengkap, hanya roknya saja yang terbuka.

Batang penisku yang dari tadi sudah masuk 2 centi itu masih tampak keras saja. Aku kini tidak lagi memegangi batang kontolku, karena dengan menancap 2 centi saja di dalam memek Ijah dalam kondisi amat tegang, mudah untukku menembus semua batang kontolku. Tapi kini aku harus memasang taktik biar Ijah nantinya juga menikmati. Perih adalah maklum untuk gadis perawan yang sedang diperawani.

Kedua tanganku kini menahan tubuhku. Aku membungkuk dan menatapi wajah Ijah yang cantik. Ijah masih terlihat sedikit merintih karena rasa pedih yang dialaminya.
Aku menekan lagi batang penisku, masuk sedikit, kira-kira setangah sampai 1 centi. Ijah meringis lagi.

Aku mainkan pinggulku maju dan mundur agar batang penisku maju mundur di dalam liang memek Ijah. Batang kontolku cuman mentok sampai kedalaman kira-kira 3 centi. Tapi aku terus bersabar sampai nanti tiba nanti saatnya yang tepat. Aku teruskan irama maju mundur batang kontolku di dalam memek Ijah.

Perlahan-lahan suara rintihan Ijah semakin memudar, dan wajah Ijah tidak lagi merintih. Ujung penisku terasa basah oleh cairan yang kental. Aku yakin cairan ini bukan air liurku yang tadi, melainkan cairan murni dari memek Ijah.

Sekarang batang kontolku bisa masuk perlahan-lahan lebih dalam lagi, dari 3 centi maju menjadi 4 centi, kemudian dari 4 centi masuk lebih dalam lagi menjadi 6 centi.

“Sek perih Ijah? (Masih pedih Ijah?)” tanyaku. Ijah menggeleng-gelengkan kepala pertanda tidak lagi sakit.

Napas Ijah kini kembali memburu dan terengah-engah, dan tidak lagi menggigit bibir bawahnya. Tangan kanannya meremas sarung ranjangku dan tangan kirinya meremas selimutku.

Goyangan pinggulku aku percepat sedikit demi sedikit, memberikan sensasi erotis terhadap memek Ijah. Dalam sekejap kini aku bisa membuat batang kontolku kini terbenam semuanya di dalam lubang kenikmatan milik Ijah.

“Sek perih Ijah? (Masih pedih Ijah?)” tanyaku sekali lagi. Ijah kali ini tersenyum malu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya lagi.
“Tempik mu wis uenak maneh? (Memekmu dah enakan lagi?)” tanyaku bercanda. Ijah mengangguk.
“Ijah … buka en klambimu … mosok ga kroso panas tah? … buka en ae cekno adem (Ijah … buka dong bajumu … masa ngga merasa panas? … buka aja biar sejuk)” kataku. Aku sebenarnya ingin memperawani Ijah dalam keadaan benar-benar terlanjang.


Nanti menurut saja, dan kemudian dia melepas kaos bersama BH-nya, dan masih membiarkan roknya, karena batang kontolku masih sibuk menari-nari di dalam lubang memeknya. Tampak payudara Ijah yang merekah dengan ukuran 32C menurut tafsiranku. Tidak terlalu besar, dan juga tidak terlalu kecil. Pas untuk ukuranku. Puting susunya berwarna coklat gelap.

Typical atau khas payudara wanita asli Indonesia. Melihat puting susunya yang menantang seperti itu, membuatku gemas rasanya. Aku mencubit sambil memelintir puting susunya, dan Ijah protes atas tindakanku tersebut.

“Masss … loro masss … (Masss … sakit masss …)” protes Ijah lembut. Aku pun kemudian senyum padanya, dan langsung menghentikan tindakanku tersebut.

Aku merasa sudah lama aku menggenjot tubuh Ijah siang itu. Tapi aku masih belum menampakkan tanda-tanda akan datangnya klimaksku. Aku sejak tadi berpikir antara iya atau tidak nantinya aku memuncratkan air maniku ke dalam memeknya.

Sejujurnya aku berkeinginan hati untuk menyirami memek Ijah dengan air maniku, tapi aku juga rada kuatir akan konsekwensinya bila terjadi apa-apa dengannya, alias hamil nantinya.

Nafas Ijah semakin memburu saja, tapi wajahnya tampak makin gelap saja. Darah Ijah seakan-akan memanas dan terkumpul di atas kepalanya. Kali ini Ijah tak kuat untuk menahan genjotan-genjotan dan gesekan-gesekan nikmat yang diberikan oleh batang kontolku. Mulut Ijah kini tak terkontrol. Untuk pertama kalinya mulut Ijah mendesah atau merintih basah.
“Uhh … ohhh … masss … masss … kerih (geli) masss …” rintih Ijah.

“Aku kerih sisan Ijah … Ijah wis arep ngoyo? (Aku geli juga Ijah … Ijah sudah mau pipis?)” tanyaku penasaran melihatnya sudah seperti cacing kepanasan. Leher Ijah sudah mulai berkeringat. Sekujur badanku juga tidak kalah keringatnya. Semakin berkeringat, semakin seru saja aku menggagahi tubuh Ijah.

Seperti tau apa yang aku maksud dengan kata ‘pipis’, Ijah pun menganggukkan kepalanya. Ijah sudah akan memasuki tahap orgasme yang kedua kalinya.

Tidak sampai hitungan 2 menit, Ijah tiba-tiba memekik sambil tangan kanannya meremas biceps-ku.

“Masss … ampunnn masss … kerih mbanget … arep ngoyo ketok’e … aahhh … (Masss … ampunnn masss … geli banget … ingin pipis rasanya … ahhh …)” pekik Ijah dengan tangan kanannya yang masih meremas biceps-ku.

Tidak salah lagi, Ijah telah mencapai orgasme keduanya. Memeknya semakin basah saja. Aku berhenti menggenjotnya dan mendiamkan batang kontolku tertanam dalam-dalam di dalam memeknya yang basah nan hangat. Kurasakan setiap denyutan daging-daging di dalam memek Ijah.

Setelah buruan nafasnya mereda, aku cabut batang kontolku keluar dengan maksud untuk melepas roknya yang masih menempel di tubuhnya. Aku ingin melihatnya bugil tanpa busana apapun.

Saat kutarik batang kontolku, aku melihat sedikit bercak darah di tengah-tengah batang kontolku, dipangkal kontolku, dan di daerah bulu jembutku. Kuperawani sudah Ijah, dan ini adalah bukti keperawanan Ijah yang telah aku renggut darinya.

Ijah kini bugil tanpa selembar kain apapun. Aku kembali memasukkan batang kontolku ke dalam memeknya. Masih terasa basah liang memek Ijah.

“Ijah … saiki aku sing kate ngoyo … siap-siap yo (Ijah … sekarang aku yang harus pipis … siap-siap yah)” kataku.

Ijah seperti tidak mengerti apa yang aku katakan, tapi kepala mengangguk saja (hanya menurut saja). Aku kembali menggenjoti liang memeknya lebih cepat dari biasanya. Kupercepat setiap hentakan-hentakan, dan bisa kurasakan kenikmatan gesekan-gesekan terhadap daging-daging di dalam memek Ijah. Memberikan sensasi yang luar biasa dasyatnya.

Wajah Ijah kembali memerah, dan kini nafasnya kembali memburu lagi. Kali ini Ijah sudah tidak malu-malu lagi untuk mendesah dan merintih nikmatnya bercinta.

“Ijah … kepenak temenan nyenuk karo Ijah … tempik-mu gurih tenan (Ijah … enak/senang banget ngentot ama kamu … memekmu gurih banget)” pujiku sambil terus menggenjot memeknya.

“Masss Anton … masss … aku arep ngoyo maneh … ahhh masss … (Masss Anton … masss … aku pengen pipis lagi … ahhh masss …)” desah Ijah.

“Iku jenenge arep teko Ijah … ora arep ngoyo (Itu namanya mau datang Ijah … bukan mau pipis)” jawabku sambil tertawa renyah dan Ijah pun tersenyum bingung. Mungkin baginya istilah ‘datang’ masih terasa aneh.

Sekujur tubuhku berkeringat dan tergolong basah kuyup. Sudah berapa tetes keringatku yang jatuh di perut dan dada Ijah. Posisiku menyetubuhinya masih tetap berada di atas. Sejak tadi aku belum menyuruhnya merubah posisi. Mungkin bagiku lebih nyaman untuk Ijah digagahi dengan posisiku di atas. Ijah masih termasuk bau kencur dalam masalah beginian.

Batang kontolku makin lama terasa makin mengeras. Lahar mani di dalamnya ingin segera meletup keluar. Aku sudah tidak mampu untuk berpikir dengan akal sehat kembali.

Otot-otot disekujur batang kontolku sudah tidak mampu lagi membentung lahar panas yang ingin segera menyembur keluar. Aku sudah tidak perduli lagi dengan rasa kuatirku tadi. Aku hanya ingin menyemburkan lahar panas ini secepat mungkin. Isi otakku sudah gelap rasanya.

“Ijah … aku arep teko iki … ora iso di tahan maneh … saiki Ijah … saikiii … Ijahii … (Ijah … aku mau datang nih … ngga bisa ditahan lagi … sekarang Ijah … sekaranggg … Ijahii)” aku mengerang keras diiringi oleh semburan lahar panas dari batang kontolku yang mengisi semua liang memek Ijah.

Semburan panas dari batang kontolku mendapat sambutan hangat dari Ijah. Aku memeluk erat tubuh Ijah, dan Ijah membalas memelukku sambil memekik memanggil namaku.

Aku hanya dapat menduga bila Ijah mendapatkan orgasme-nya yang ketiga kali. Batang kontolku berkali-kali memuntahkan lahar panasnya di dalam lubang kenikmatan milik Ijah. Mungkin sekarang liang memek Ijah penuh sesak oleh lahar maniku.

Aku diam sejenak, mengatur nafasku kembali. Tubuhku masih menindih tubuh Ijah. Kini semua keringatku bersatu dengan keringat Ijah. Aku memeluk Ijah, sambil menciumi lehernya. Batang kontolku masih menancap di dalam memek Ijah. Aku masih belum ingin mencabutnya sampai nanti batang kontolku sudah mulai meloyo.

“Ijah … terima kasih … ” bisikku dalam bahasa Indo. Ijah hanya diam saja. Tak lama kemudian, aku mendengar Ijah menyedot ingusnya. Ternyata mata Ijah tampak berkaca-kaca. Aku menduga kuat Ijah ingin sekali menangis, dan tampak penyesalan di wajahnya.

Melihat tingkah laku Ijah, aku berusaha memberinya comfort (kenyamanan), dan rayuan agar membuatnya lega atau tidak sedih kembali. Aku mengatakan kepada Ijah bahwa ini adalah rahasia kita berdua, dan mengatakan bahwa aku sayang kepadanya.

Aku berjanji padanya bahwa ini adalah untuk pertama dan terakhir kalinya aku menyetubuhinya. Ijah begitu menurut dengan kata-kataku dengan polos dan lugu.

Aku sedikit ada rasa penyesalan telah memperawani gadis cantik dan imut seperti Ijah. Aku meminta maaf kepadanya karena aku khilaf dan tidak dapat menahan keinginanku itu karena sejak lama aku memantau dan melihat sosok dirinya dari kejauhan. Begitu dekat dengannya, aku tidak mampu lagi menahan nafsu birahiku.

Selama liburan musim panas tersebut, aku sering sekali mencuri-curi waktu dan tempat untuk bersetubuh dengan Ijah. Sejak pertama kali memperawaninya, agak susah untukku untuk menggagahi tubuh nikmatnya lagi. Ijah selalu menolak dengan alasan takut sakit atau apa gitu. Tapi dasar lelaki yang penuh dengan akal muslihat, aku tetap berhasil menikmati tubuhnya dan memeknya berkali-kali.

Untung saja, makin lama Ijah semakin menyukai berhubungan badan denganku. Banyak teknik yang aku ajarkan kepadanya, dari BJ, HJ, dan posisi bercinta yang lain (doggy style, woman on top, gaya menyamping, dll). Aku kadang meminta Ijah memberikan BJ atau HJ di ruang keluarga sambil aku menonton TV disaat tidak ada orang di rumah.

Sejak saat itu pula, aku selalu memakai kondom untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan. Aku tidak ingin aib ini sampai tercium oleh anggota keluargaku yang lain.

Sudah sering kali aku bermain cinta dengan Ijah di liburan musim panas ini. Aku sempat mengganti tanggal pesawatku kembali ke Melbourne agar aku bisa lebih lama di Indonesia. Aku kembali ke Melbourne untuk melanjutkan studiku lagi sekitar akhir Februari.

Semenjak kembali ke Melbourne lagi, aku kangen dengan Ijah, dan rindu bercinta dengannya. Kadang-kadang aku menelpon rumah di waktu siang hari (waktu Indonesia) untuk mengobrol dengan Ijah. Dan seputar obrolan kami adalah tentang ‘gituan’ aja.

Studiku tinggal 1 semester lagi. Aku sudah tidak sabar untuk menyelesaikan studiku ini, agar aku bisa kembali ke Indonesia bertemu kembali dengan Ijah. Sebenarnya aku sendiri tidak tau bagaimana masa depanku dengan Ijah.

Tapi aku berkeinginan untuk tetap tinggal di Malang, paling tidak melanjutkan atau bekerja di kantor perusahaan papa. Dengan ini aku bisa senantiasa dekat dengan Ijah. Biarlah nanti waktu yang akan menentukan nasibku dengan Ijah.

TAMAT