Thursday, March 26, 2020

Home » » Kumpulan Cerita Horor Lintasan Waktu (1)

Kumpulan Cerita Horor Lintasan Waktu (1)


Kumpulan Cerita Horor - Haii perkenalkan nama ku Wulan (nama samaran). Aku pakai nama samaran karena hal yg mau aku ceritakan disini mungkin termasuk sensitif dan ga semua orang bisa nerima dan percaya. Aku akan bercerita sesuai apa yg aku alami. Kalau ada yg menganggap cerita ini bohong, halu, atau lebay dsb kembali kepada kepercayaan kalian masing-masing..

Oke aku mulai. Aku anak kedua dari dua bersaudara. Punya satu kakak yg biasa aku panggil Mas. Aku tinggal bersama Ibu, Ayah, Mas, serta Ibu dari Ayah yg biasa aku panggil Mbah. Kami tinggal di provinsi termuda di Indonesia.

Cerita ku bermula saat pada tahun 2010 kami sekeluarga liburan ke Pulau Jawa tepatnya di Pasuruan, untuk mengunjungi keluarga besar Ibuku. Aku masih berumur 8 tahun kala itu. Disana, kami tinggal di rumah orangtua Ibu. Selama di Jawa kami banyak mengunjungi tempat entah untuk rekreasi atau sekedar belanja. Disiang yg terik itu, sehabis belanja baju kami singgah ke penjual kaset. Aku masih ingat, gerobak penjual kaset itu sudah lapuk dan cat nya terkelupas disana sini.

Mas ku memilih kaset Naruto kegemarannya. Saat sedang asyik melihat-lihat, mataku tertarik pada salah satu kaset yg covernya hitam dengan judul "Terowongan Casablanca". Aku ngasih tau Ibu sambil nunjuk kaset yg digantung itu "Bu, aku mau itu!".

"Kamu anak-anak pilihnya kaset begitu" ucap Ibuku.

"Aku mau itu!" Ucapku memaksa.

Karena aku dulu anak manja yg harus dituruti, akhirnya Ibu beliin aku kaset itu. Oke, anak perempuan 8 tahun apakah gak aneh beli kaset gambar covernya Kunti Merah? Harusnya belinya kaset Dora atau apa gitu.

"Ah, nggak papa kan? Biasa aja. Banyak kali anak2 suka horor" pikirku waktu itu.

Tapi Kisah itu baru pengantarnya aja. Dari saat itu aku sangat suka sama film horor. Tapi, awal yang sebenarnya terjadi tepat saat kepulangan kami dari Jawa... .
Tepatnya, Beberapa waktu setelah kepulangan ku dari Surabaya, masih di tahun 2010..

Beberapa waktu setelah kepulangan ku dari Surabaya, masih di tahun 2010. Suatu hari aku pergi ke sekolah, saat itu aku masih duduk di bangku SD. Hari itu cuaca cukup mendung dan kelas agak gelap karna lampu yang ga dinyalakan. Beberapa teman sekelas ku keluar untuk bermain, dan dikelas hanya ada beberapa orang termasuk aku yang hanya bermalasan ditempat duduk.
Hari itu aku bawa jaket pink fanta bergambar anime yang dibelikan ibu sebelum berangkat ke Surabaya. Masih dalam posisi duduk, entah kenapa tiba-tiba aku menutup mataku dan wajahku dengan jaket itu. Tak berapa lama, hal yang ga pernah aku alami dan bayangkan terjadi. Masih dengan mata yang ku tutup dan wajah yang tertutup jaket. Aku melihat gambaran aneh mulai bermunculan...

Pertama-tama, aku seperti masuk ke dalam gua. Lalu seperti keluar dari tanah tepat di samping sebuah rumah model lama, di depan rumah itu ada beberapa kursi dan satu meja dari kayu jati, dan diatas mejanya ada bunga yang menghiasi. Di rumah tersebut juga ada bunga hias yang digantung dan bunganya menjuntai sedikit kebawah. Aku ingat sekali. Beberapa detik, semua nya berubah. .

Skrg tiba-tiba aku melihat sebuah bekas rumah sakit lama, dengan cahaya yang minim dan berdebu. Aku melihat ada seorang wanita berbaju putih dan berambut panjang sedang duduk membelakangi ku. Dia menangis didepan sebuah jendela yang berada lumayan jauh dari tempatku melihatnya. Dia sedang menangis sesegukan..

Beberapa detik kemudian, semuanya kembali berubah. Aku melihat sebuah garasi mobil yang terbengkalai, penuh debu dan gelap. Suasana nya seperti malam hari. Atap garasi mobil tersebut sudah hancur dan terbuka disana sini. Aku hanya melihat satu mobil yang terparkir disitu. Mobil jenis lama yg aku lupa namanya... .
Beberapa detik kemudian, aku sadar. Aku segera membuka mata& melepaskan jaket ku yg menutupi wajah. Aku terengah-engah dan bingung..

Apa yang barusan kulihat? Apa aku tertidur lalu mimpi? Tapi, itu sangat nyata. Bagaimana mimpi bisa sejelas dan senyata itu? Apa aku berkhayal? Aku hanya bisa diam dan menikmati detak jantung yang melaju...

Apa yang barusan kulihat? Apa aku tertidur lalu mimpi? Tapi, itu sangat nyata. Bagaimana mimpi bisa sejelas dan senyata itu? Apa aku berkhayal? Aku hanya bisa diam dan menikmati detak jantung yang melaju.

Karena aku orang yang gampang penasaran, akhirnya dengan ragu ku tutup kembali mataku dan wajahku dengan jaket. Dan, aku ga lihat apa-apa. Cukup lama aku berdiam seperti itu, tapi rumah lama, rumah sakit dan bekas garasi tadi kemana perginya? Karena lelah ga ada hasil, aku menyerah. Karena waktu itu aku masih kecil, aku mencoba ga mau terus mengingatnya. Ternyata, ini baru awal. Benar-benar awal.

Hari, bulan, dan tahun berganti.
Saat itu, aku sudah kelas 5 SD. Hari itu, aku yang duduk di bangku ke dua dari belakang sedang setengah2 memperhatikan guru yang mengajar didepan, aku asyik bermain-main dengan alat tulis. Tak berapa lama, mata ku menangkap sesuatu. Tepat di depan mata ku, diatas meja ku aku melihat cahaya berwarna merah berbentuk bulat tak beraturan. Aku mengernyit bingung "Apa nih"?

Cahaya merah itu kemudian melesat terbang kesana kemari mengelilingi ruang kelasku. Mata ku terus mengikuti kemana perginya cahaya merah itu. Cahaya itu bergerak memutari kelas, naik turun, dengan tidak beraturan. Beberapa lama kemudian, cahaya merah tersebut menghilang tanpa bekas, aku yang tersadar mulai bingung. Apa itu barusan?

Tapi karena ga mau memusingkannya aku hanya berpikiran positif bahwa tadi aku ngantuk makanya berkhayal yang aneh-aneh. Padahal aku tau kenyataannya, bahwa aku ga ngantuk. .
***

Singkat cerita, dikelas 6 semua berjalan dengan baik. Sampai suatu hari saat jam pelajaran Agama. Sebut saja nama guru ku Pak Ahmad. Saat aku sedang memperhatikan beliau yg sedang menjelaskan, tiba-tiba aku melihat cahaya putih dari tubuh Pak Ahmad. Cahaya itu melingkupi, mengelilingi, aku gatau juga istilahnya apa. Tapi yg jelas cahaya itu ada di seluruh tubuhnya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sangat terang sekali. Cahaya putih sejuk yg sampai saat ini masih kuingat.
Karena bingung dan ga percaya dengan apa yg kulihat, aku bertanya sama teman sebangku, namanya Intan.
"Tan, kamu liat ga cahaya di badannya Bapak?"

"Cahaya apa? Ga ada" Intan memperhatikan Pak Ahmad tapi katanya dia ga liat apa-apa. Aku tambah bingung. Mataku sudah ku gosok2 terus ku kedipkan beberapa kali juga cahaya itu tetap ada. Bahkan tambah bersinar. Ya Allah, badanku langsung merinding jadinya. Setelah ku cari2 di internet, beberapa orang menyebutnya 'Aura'. Baiklah, kita sebut aja aura. Biar ga panjang2 amat. Ternyata, Pak Ahmad adalah orang pertama yg bisa kulihat auranya..

Sampai tiba saatnya aku masuk ke jenjang SMP di salah satu sekolah yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahku. Aku senang sekali, karena SMP ini adalah sekolah incaranku sejak lama.

Hari itu, aku bersama temanku Esti pergi kesekolah itu untuk daftar ulang, setelah lulus dari tahap seleksi dan menjadi calon siswa baru. Setelah selesai daftar ulang, kami berdiri di depan ruangan untuk daftar ulang itu. .

Fyi sekolah ini struktur bangunan nya ga seperti sekolah pada umumnya. Sekolah ini memiliki letak bangunan yg berbeda-beda. Ada yang tinggi dan rendah. Mengikuti struktur tanah.
Nah, tempat dimana aku dan Esti berdiri, letaknya di samping lapangan dan bangunan ini strukturnya lebih tinggi dari yg lainnya. Karena itu, kami bisa melihat hampir seluruh area sekolah dari sini.

Tiba-tiba Esti memulai pembicaraan..
"Eh Lan, tau ga? Katanya dulu sekolah ini bekas Belanda. Ada juga yg bilang bekas kuburan" jelas Esti

"Masa? Kata siapa?"

"Iya tau, katanya sih.." jawab Esti

Setelah pembicaraan itu. Aku berdiam. Mencerna semua penjelasan dari Esti tadi.

Tiba tiba... Entah penglihatan ini berasal dari mana. Aku juga bingung. Dalam sekejap mata, aku melihat lapangan yang ada di bawah kami itu seperti menunjukkan memori lama yang pernah ada.

Aku melihat, ada satu buah pesawat kecil model lama yang sudah tua dan tidak layak terbang. Aku juga melihat tenda-tenda yang dibangun dan orang-orang berseragam tentara. Keadaannya sangat kumuh dan memprihatinkan. Udara yang kotor dan berdebu... .

Pengelihatan apa lagi ini?...

Aku melihat, ada satu buah pesawat kecil model lama yang sudah tua dan tidak layak terbang. Aku juga melihat tenda-tenda yang dibangun dan orang-orang berseragam tentara. Keadaannya sangat kumuh dan memprihatinkan. Udara yang kotor dan berdebu. Aku seperti sedang menonton kaset lama yang menayangkan film tentang penjajahan kala itu. Tapi bedanya, orangnya ga bergerak.

Tapi tak berapa lama. Itu kemudian hilang. Lapangan itu kembali seperti semula. Yang tadi kulihat hilang tak bersisa. Apalagi ini? Tidak ada rasa takut, yang ada hanya rasa penasaran yg semakin besar...

Dikelas 7, semuanya semakin terlihat dengan jelas. Keanehan itu semakin menjadi. Semakin aku menolak, semakin kuat keanehan tersebut. Mungkin ini gila.
Dikelas 7 juga, aku mulai bisa membaca karakter seseorang hanya dalam sekali lihat. Aku selalu berusaha menganggapnya salah, tapi sialnya semua 'bacaan' ku itu benar. .

 KLIK DISINI

Gak hanya itu aja, keanehan-keanehan terus saja ada. Seiring berjalannya waktu, ku kira akan berakhir. Ternyata ga. Aku semakin 'menggila'. Setelah bisa membaca karakter seseorang. Sekarang aku bisa melihat aura sebuah tempat atau rumah. Sekali lihat saja aku sudah tau mana rumah yang mempunyai aura yang bagus dan tidak. Ada beberapa bukti untuk ini, tapi aku ga bisa ngasih tau. .
Kupikir aku benar hanya mengada-ngada, tapi sialnya ga. Semua itu benar nyata. Ini semua sama sekali ga menyenangkan, ini membingungkan. "Bagaimana bisa?"

Seperti kejadian hari itu. Saat guru menyuruh kami untuk kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar kelas masing2. Fyi aku kelas 7-1, otomatis kelas ku berada di belakang plus paling ujung sekolah. Dan tempat kami kerja bakti adalah tanah lapang yg ada disebelah kiri kelas. Ada beberapa tanaman& pohon disana. Tapi, yg menjadi perhatianku adalah pohon yg sudah ditebang& tinggal batangnya aja. Letaknya di ujung kanan.
Hari itu kami kerja bakti tapi sambil main-main dan ga serius. Tapi anehnya, seperti sesuatu dalam diriku yg berbicara!..

"Jangan main2 disitu, kalau nginjak tanah hati-hati jangan asal injak aja". Tidak ada sumber suara, hanya ada ucapan itu seakan2 diucapkan oleh batinku sendiri.

Anehnya aku bener2 hati-hati waktu nginjak tanah sekitaran tanah lapang itu. Bahkan ada beberapa titik yang sama sekali gak mau aku injak, entah kenapa. Entah berapa ribu kali kata "Bismillah" yang aku ucapin. Aku juga ngerti kalau sekolah aku, terutama kelas aku gossipnya paling angker. Karena dulu pernah ada kakak kelas yang kesurupan gara-gara teriak2 dan pernah kesurupan massal juga.

Singkat cerita. Di kelas 8, keanehan di diriku tetap ada. Saat itu aku terbiasa kemana-mana dengan 9 orang teman.

Tiba masa dimana kami berencana jalan-jalan ke salah satu tempat ibadah peninggalan Hindu di Kota ku. Pura ini dibuka untuk umum entah sejak kapan. Hari itu sedang sepi, hanya ada kami. Saat mulai masuk, aku gak lupa baca doa dan salam karena badan mulai ngerasa merinding, tapi karena teman2ku rata-rata penakut, aku diam aja karena takut mereka minggat. Daun gerak kena angin aja mereka keringetan.

Kami manjat pagar pembatas karena mau foto pas ditengah Pura tersebut. Oke, aku nyesal banget pernah jadi anak alay terus manjatin tempat bersejarah dengan ga sopan. Pertamanya aku gamau karena sungkan, tapi keinginan untuk mendapatkan hasil cekrekan kece untuk upload di medsos mengikis sungkan ku.

Ga lupa aku komat kamit baca doa sebisaku. Menghalau semua pikiran-pikiran aneh yang hobi muncul saat lagi ditempat sepi begini. Apalagi cuma ada kami, yang cewek semua. Kalau tiba-tiba ada yang 'Ngap' karena kami bandel manjatin pagar pembatas, paling banter kami minggat lari. Lari ngga kenceng, tapi teriak yang kenceng. .

Setelah foto-foto kami masih menikmati suasana Pura yang tenang dan adem. Berhubung temen ku ini ada yang suka "ngabsenin" kebun binatang, aku udah peringatin sebelumnya, tapi yaa... Kebiasaan susah dihilangkan ya..tapi yaa... "$#(?'::@-$(??#("@@(@/!" (Berbicara kotor)

"Eh, jangan ngomong gitu! Sopan! Ingat kita ni lagi dimana" aku negur temenku itu karena ditempat seperti ini samasekali ga pantes buat ngomong kasar& kotor.

Tapi ya.. Tetep aja dia begitu. Yang pentingkan aku sudah ngingatin.
Selang beberapa lama kita disitu, aku mulai ngerasain hawa sekitar berubah. Fyi, disini aku jadi lebih perasa. Kalau dateng atau sekedar lewat ke tempat yg 'mereka' nya ada, lengan sebelah kiri atau kananku jadi lain rasanya. Kadang juga di titik tengah alis. Mereka yang liat muka ku jadi anehpun gemetaran. Ga lama, entah karna apa kita keluar dari situ sambil lari-larian, dengan aku memimpin di depan. .

Dari pura, bukannya langsung pulang, kami malah mampir ke Air Terjun. Letaknya ada di ujung kota. Sebenernya, waktu di lampu merah aku udah ngerasa bakal ada yg terjadi. Tapi jiwa mudaku mengatakan "Udah lanjut aja".
Akhirnya kami lanjut ke Air Terjun. Kami ga sadar, bahwa udah ada yg mengintai kami disana...

Fyi cuma aku yang naik motor sendiri, sedangkan mereka semua goncengan, dan aku yang berada paling belakang. Perjalanan ke AT cukup lama karena jaraknya dari Pura yang memang cukup jauh.

AT sudah lumayan dekat, tapi saat kami melewati jalan yang menanjak, tiba-tiba aku mengalami kecelakaan tunggal. Aku terjatuh ke arah kanan. Kepalaku menghantam aspal cukup keras, beruntung aku pakai helm. Karena teman2ku jaraknya ga terlalu jauh mereka mungkin dengar suara motorku yang menghantam aspal. "WULAN !!!" Alhamdulillahnya aku bukan jatuh pas ditanjakannya, tapi di jalan yang datar sesudah tanjakan. Mereka langsung putar balik, bahkan ada yang ninggalin motornya begitu aja dan lari ke arahku. Beruntung jalanan sedang sepi, hanya ada kami, dan Om-Om yang membantu berdirikan motorku.

Untung aku memakai helm, jadi saat terbentur aspal kepalaku ga apa-apa. Tapi sialnya, bagian sayap kanan dan knalpot motorku lecet lumayan parah...Dan yang lebih mengenaskan, kaki, siku, dan lutut ku ikutan lecet dan terluka. Perih dan nyut-nyutan yang luar biasa. Darahnya udah kaya air terjun beneran. Aku terpaksa pulang dibonceng temanku, dengan keadaan diriku dan motorku yang babak belur 'dihajar' aspal.

**Flashback**
Sebenarnya, sebelum kecelakaan itu. Tepatnya sebelum naik ke tanjakan, aku seperti mengendarai motor sambil 'dipaksa' melamun. Aku sadar itu, aku sadar kalau sedang melamun tapi entah kenapa aku biarkan saja. Bisa dibilang, aku tau kalau aku akan kecelakaan.

Tiba-tiba saja aku terjatuh, saat terjatuh itu baru aku sadar dan dibantu bangkit oleh teman2ku. Awalnya, aku beropini kalau aku jatuh karena ban motorku yang tergelincir kerikil dan pasir. Tapi, setelah aku bangkit itu aku merasa seperti ada yang memperhatikan dari sebelah kanan ku yang merupakan hutan. Karena memang daerah sini masih asli hutan semua dan jarang ada pemukiman. .
Aku merasa ada yg memperhatikan ku dari sana. Saat melihat ke arah hutan itu, ada satu sosok doyan darah yg tiba-tiba terlintas di pikiranku. Sosok menyeringai dengan gigi tajam dan dikelilingi api. "Pasti aku ngayal lagi" begitu pikirku.

Akhirnya yasudahlah mungkin ini musibah dari Allah, pikirku. Aku hanya bisa meratapi nasib motorku tanpa sedikitpun meratapi kaki ku. Anehnya lagi, entah kenapa aku seperti ga sudi membiarkan darahku setetespun menetes ke aspal itu. Aku buru-buru mengelap darah itu sebelum jatuh ke aspal. Alhasil, karena kejadian itu, keinginan ke Air Terjun pun hanya angan-angan.

**Flashback Off**

Saat pulang kerumah aku di omeli Ibu dan di ketawain Mas ku. "Itulah kalau bohong. Katanya mau kerja kelompok, malah jauh2 ke sana. Jato kan jadinya"

Aku cuma nyengir sambil nangis.

Singkat cerita, sekarang aku berada kelas 9. Kelas yang benar-benar hangat dan menyenangkan. Disini, sahabatku ada 8 orang. Mereka sangat 'merangkul' walau terlalu banyak tertawa..

Singkatnya, pada suatu momen siang itu, kami semua (aku dan teman2 kelas 9 ku) duduk saling berhadapan. Mula nya, kami membahas hal-hal kecil. Dan entah kenapa pembicaraan mengarah ke hal berbau mistis. Sampai akhirnya, tentang 'keanehan' ku. Ya, aku memutuskan curhat ke mereka tentang semua keanehan yg aku alami. Kenapa? Karena aku bingung dan capek sendiri. Kalau kalian tanya, kenapa ga cerita ke Ibu aja? Nanti kalian bakal tau alasannya.

"Ayo Wulan coba bacain kami" salah satu dari mereka membujuk ku.

"Ih buat apa" jelas aku menolak. Sebenarnya alasan ku menolak adalah, kalau aku sering 'baca' apapun itu, terlebih bacain orang. Aku bisa langsung lemas, pusing, bahkan sakit kepala. Kaya yg capek banget gitu.

"Ayolah Lan, sekaliiiii aja? Kan ga tiap hari" satu nya ikut membujuk.

Karena aku terlalu baik hati, akhirnya akupun mau saat itu untuk 'membaca' mereka.

"Aku kasih tau kalian ya, aku bukan penerawang, dukun atau apalah itu. Bahkan aku masih anggap ini semua aneh. Apapun yg nanti 'terbaca' belum tentu betul jadi jangan mudah percaya" aku menjelaskan kpd mereka apa yg harus dijelaskan.

Sekali lagi aku tekan kan untuk pembaca, disini aku bercerita apa adanya, tidak ditambah, tidak dilebih. Semua benar terjadi di kehidupan ku sampai aku mengetik ini. Dan soal baca membaca itu, Wallahualam. Intinya disini aku menulis dengan kejujuran. Percaya atau ga, itu hak masing2.

Akhirnya, aku mulai 'membaca' mereka satu persatu.

"Nur, kamu disukai banyak org, rame, mudah bergaul blablabla..."

"Risma, kamu pasti pendendam, gampang iri, ga mau di kalahin, gampang marah, blabla"

Begitu terus sampai habis. "Kok betul semua sih, Lan?" Risma menunjukkan raut bingung, mungkin dia berusaha nutupin semua itu. Aku juga tau alasan dia berteman dan selalu 'nempelin' aku itu apa.

Belum puas, mereka masih minta dibacakan macem-macem lagi. Maaf aku gabisa kasih tau disini. Tapi intinya lebih dari bacaan karakter seperti tadi. Bacaan yang lebih ekstrem. Dan dengan baiknya, aku meng-iyakan lagi. Dengan mudahnya, aku lakuin. Semua kaya udah tergambar dikepalaku.

Sampai akhirnya, dipertengahan pembicaraan, yg aku takutkan terjadi.
Kepala ku mulai sakit tapi tetap kutahan, dan kulanjutkan sampai selesai. Sampai akhirnya, besoknya aku ga turun sekolah karena tiba2 jadi capek, lemas dan akhirnya jatuh sakit. Sejak saat itu, tidak lagi ada bacaan-bacaan super aneh dan melewati batas wajar seperti saat itu. Aku akan coba membatasinya.

***

Saat SMP, aku lupa tepatnya kelas berapa. Waktu itu di depan rumahku, masih ada warung yg di pakai Ibu jualan sembako. Beberapa tahun alhamdulillah lancar. Hingga, ada tetangga yg ikut2an buka warung juga. Ibu sih gapapa ya, rejeki sudah ada yg atur. Nah, tetangga ini sebut aja Om Wowo & istri. Kebetulan, Om Wowo ini terkenal sbg seorang dukun atau apalah itu. Setiap Om Wowo main ke rumahku& ngobrol sama Ayah tentang burung, dia selalu meludah di samping warungnya Ibu. Takut jadi suudzon, aku cuma mikir mungkin dia emang pengen meludah gitu kan.

Tapi, makin sering main ke rumah, dia makin sering meludah. Kaya beberapa kali gitu. Dan setelah aku pikir, kalau dia pengen meludah kan disitu ada kaya paret. Tinggal meludah di paret ajakan? Ini dia meludahnya tepat di samping warung Ibu. Dan dia kalo ketemu aku, ga pernah natap mataku, pasti liat ke arah lain. Sampai sekarang. Aku yg liat dia sering meludah jadinya risih dan cerita ke Ibu. Tapi Ibu ga nanggepin. Ya, setiap aku cerita apapun, termasuk keanehan yg aku alami, Ibu ga pernah sekalipun nanggepin aku. Ibu selalu mengalihkan pembicaraan. Biarpun begitu, aku selalu sempatin cerita.

Sampai suatu hari, Ibu nyuruh aku beli sesuatu. Pas mau balik rumah, aku lari2 alay gitu kan, nah pas udah mau nyampe dari jauh aku liat ada cahaya ungu gelap yg nutupin warungnya Ibu. Kaya jendela warung itu ditutup sama dia, pas aku lihat, cahaya itu jadi gerak2 & warnanya berubah2. Disitu, aku langsung kaget terus lari masuk ke dalam rumah. Aku samperin Ibu di dapur sambil ngomong dengan setengah marah "Bu, aku lihat ada cahaya yg nutupin warungnya Ibu! Dia warna ungu! Kan sudah aku bilang waktu itu, Ibu ga percaya" kataku dengan emosi yg menggebu2.

Entah kenapa firasatku yakin kalau ini ada hubungannya sama om wowo

Belakangan ini, warungnya Ibu sepi banget. Bener2 sepi, dan warung istrinya Om Wowo jadi rame. Sebenernya, aku takut suudzon. Tapi waktu itu hatiku yakin banget ini ada hubungannya. Buktinya, dari saat itu Om Wowo ga pernah meludah lagi.

Untuk pertama kalinya, Ibu percaya. Aku dengar Ibu ngomong sama Ayah tentang apa yg aku liat.
Ibuku akhirnya memutuskan untuk berhenti jualan & membongkar warung, sekalian memperbagus rumah. Ini bukan karena Om Wowo atau sepi ya, tapi sesuai janji Ibu. Katanya, kalau Mas lulus seleksi TNI, Ibu bakal bongkar warung. Dan alhamdulillah Mas ku lulus. Tapi, bukan berarti semua berjalan lancar. Melihat hidup keluarga kami yg semakin 'punya', apalagi saat tau Mas jadi TNI, banyak tetangga yg mulai kebakaran jenggot. Salah satunya Om Wowo & Istri.

Sebelumnya, aku pernah bilang sama Ibu. "Bu, Ibu mau tau kah? Tetangga kita ini ga semua suka sama kita. Ada yg pakai topeng, banyak yg iri. Rumah ini auranya bagus, Bu. Kalau mau apa aja insyaallah gampang jalannya."

Ibu cuma bilang "Ya biarin, sabar aja. Itu urusan dia. Allah Maha Adil. Sholat, berdoa yg betul Mbak"

Aku mengiyakan pesan Ibu.

Suatu waktu juga, Ibu sering curhat tentang tetangga yg suka pamer dan iriin keluarga ini. Dengan enteng aku ngomong "Udah, ga usah khawatir Bu. Rejekinya dia ga akan pernah melewati rejeki keluarga ini. Hidupnya disitu2 aja, terus anaknya ga akan nikah sama pacarnya yg sekarang. Liat aja"

Otomatis Ibu ku terbengong dengar aku ngomong gitu. Atau suatu waktu juga Ibu pernah cerita tetangga yg jualan barang haram. Aku tbtb ngomong "Bu, rejekinya dia itu ga akan naik& berkah kalau dia masih disitu. Dia harus bersihkan diri, cari kerja lain, insyaallah Allah ridho, rejekinya naik, dan anaknya sadar kalau harus rawat Mamaknya. Istri anaknya itu jahat, Bu. Dia ga mau bagi2 harta sama mertuanya"

Ibuku ga bisa berkata-kata lagi. Atau pas lagi ngeliat rumah kontrakan disamping rumah, aku tbtb ngomong
Aku : "Rumah ini, aku gasuka"

Ibu : "Kenapa?"

Aku : "Rumah ini auranya jelek, gelap, ga pernah dipakai sholat..." Enteng banget ini rahang ngomong
Share this games :

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.