Tuesday, March 10, 2020

Home » » Kumpulan Cerita Horor Sumberece

Kumpulan Cerita Horor Sumberece


Kumpulan Cerita Horor - Hi namaku Dee, kejadian ini udah berlangsung puluhan tahun yg lalu, dan di usiaku yg sekarang, saya masih ingat betul rentetan kejadian yg tidak bisa kulupakan ini....

Semua dimulai di malam itu, saat itu usiaku sekitar 3 atau 4tahun. Belum lama sejak adik lelakiku lahir, ya aku adalah anak perempuan ketiga dari 6 bersaudara. saat itu KB belum sefamiliar sekarang dan keluarga kami terdiri dari keluarga besar dengan jarak kelahiran yg tidak begitu jauh.

Mungkin pembaca pernah merasakan punya adik di usia dini, rasanya cukup pelik. Dimana kasih sayang org tua yg tadinya untuk kita, sekarang terbagi ke adik. Jujur saya saat itu merasa agak kesepian. Entahlah ini berpengaruh juga pada psikisku atau tidak, tapi itu semua terjadi memang di momen itu.

Awalnya Aku tidur bertiga dengan dua kakak perempuanku.. menjelang tidur hingga tertidur biasa saja tak ada yg aneh hingga saat dini hari, saat ayam juga belum berani berkokok, kecuali tukang ronda keliling yg sayub" masih terdengar, Aku terbangun sendiri, ini seingatku sudah ketiga kalinya aku terus tersentak bangun tanpa alasan..

Merasa sulit kembali tidur, aku menuju sudut dapur belakang dan duduk terdiam diemperan pinggir dapur sambil menatap kebon yg gelap. Baru beberapa saat aku menatapnya, aku sadari bawah pohon kanthil yg besar dibelakang rumahku ada seorang kompeni belanda bertopi menaiki kuda hitam sambil membawa pecut, tak ada percakapan atau apa, kamipun tidak saling menatap.

aku juga ga ngerti kenapa aku ga curiga saat itu. Tapi pelan2 aku buka pintu penghubung dapur dan mau kekebon.. rasanya tertarik sekali ingin melihat penunggang kuda itu dari dekat.

Akupun membuka pintu penghubung dapur mau kekebon, rasanya tertarik sekali dengan kuda hitamnya... namun baru beberapa langkah ada tangan kuat memegang pundakku, aku diangkat dan digendong balik kerumah yang ternyata adalah Bapakku. .
"Kamu mau apa kok malem2 keluar rumah ke kebon?. mau pipis? tanya bapkku. .
kujawab "nggak kok pak, cuma mau liat kudanya londo meneer itu Pak, kalau pagi udah ga mau datang, kayaknya takut terang" kataku..

Bapak saat itu terdiam sesaat..

"Ooh yg kmu liat itu bukan kuda, tapi pohon kembang kanthil yg bercabang kalau kna sinar bulan kyk orang nunggang kuda" kata bapak.
Bingung juga sih secara aku liat jelas banget itu ada kuda dan meneer disana, tpi berhubung aku usiaku 3 tahunan ya aku ga bisa banyak protes. .

Tapi siapa sangka, mulai saat itu aku makin sering liat yg orang lain ga bisa liat. Tapi anehnya aku ini bodo amat-an orangnya, sekalipun ngeliat aku ga jerit atau takut atau mungkin karena masih ank kecil ya, dan aku juga tinggal di lokasi yg "dihindari" orang orang saat itu.

Aku tinggal di sebuah Kota kecil di Kediri, Jawa Timur, tepatnya di Sumberece ( orang dulu pasti tahu riwayat Sumberece ) saat itu keluargaku lah satu2 nya yg masih bertahan dan ga ada niat jual rumah dan tanah kami disana. Jlnnya bernama let- jend haryono, dan sekarang lebih terkenal dgn sebutan jln manila stikes. Terlebih lagi, rumahku terkenal angker, semua orang disekitar daerahku rasanya tahu itu. Posisinya berada di pinggir ladang/ kebon kami, dan didekatnya ada aliran sungai yg bermuara ke kali brantas.

 KLIK DISINI

Dulu, kami memiliki kebiasaan menangkap ikan beramai2, sore menjelang ashar, para warga akan membendung aliran sungai dengan harapan supaya mudah mengumpulkan ikan, dan memang seperti itu cara kami bersenda gurau/ sekedar bersilaturahmi dengan tetangga kaum pria dan anak" kala itu.

Dua kakak lelakiku juga ikut mencari ikan, pokoknya hampir semua pria baik tua dan muda rame2 cari ikan di kali Mbrece itu. Ketika aku ingin gabung kedua kakakku melarangku, dan minta aku nunggu diatas saja duduk di akar pohon trembesi/ pohon keduh di samping kuburan yg posisinya persis sebelah kali mbrece itu, tempt warga ramai" cari ikan. jadi ga jauh kok jaraknya hanya beberapa meter saja

Masing2 sudah sibuk sendiri, sedangkan aku hanya bisa mengawasi kakakku cari ikan bersama yg lain. Lalu aku memutar pengelihatanku ke sekitar, dan saat itu aku liat di tengah tegalan/ ladang jagung, ada seorang perempuan berambut panjang, dengan bajunya putih kumal berjalan sambil gendong bayi ditengah ladang tersebut..

Aku sempat melihatnya berdiri diam disana, tapi ya siapa yg peduli, aku kembali melihat ke arah kali tadi. Didekatku saat itu ada sebuah ember tempat menaruh hasil tangkapan, karena gaada kerjaan aku ubek2 ikan di ember tadi dengan asyiknya.. Tanpa kusadari hiruk pikuk warga yg mencari ikan lambat laun berkurang ... Dan lama kelamaan justru aku dengar sayup2 suara ibuku menjerit dan menangis... panggil nama adikku. .

Aku sendiri clingukan di bawah pohon tadi. Warga mulai berhamburan keluar menuju sumber suara ibuku hingga tidak ada satupun lagi orang berada di air. Warga seluruhnya berlarian ke arah rumahku.

Aku yg masih bingung hanya diam terpaku di pinggir sungai. Lalu aku liat di rimbunan pohon bambu, ada yg terjulur kebawah satu ruas pohon.. saat itu, disana ada perempuan yg kulihat tadi, kini ia duduk2 sambil gendong anak kecil.. dan yg membuatku bingung, setelah kulihat dan kuperhatikan, anak kecil yg ia gendong seperti adikku..

kuhampirilah perempuan itu tanpa curiga sedikitpun. dia hanya menatapku biasa saja... seputar kelopak matanya hitam, tpi masih bisa kuingat dia punya mata sepertiku. Mimik wajahnya tidak marah, tidak juga tersenyum, hanya datar dan tanpa kuminta, ia menyodorkan adikku padaku. Tentunya kuterima dan kugendong ia.

Kemudian, tanpa mengucap terima kasih, aku melangkah pulang menghampiri rumahku yg dikerumunu banyak warga sambil membunyikan macam2 alat dapur, ada juga kaleng biskuit dan semacamnya.

Begitu Ibuku liat aku gendong adikku, segera Beliau "menyambutku", mengambil adik dari tanganku dan tak lupa meluapkan emosinya pada telinga dan pahaku yg menyisakan bekas kebiruan di pahaku sesudahnya. Aku menangis dan kebingungan.. tapi aku tidak bisa bertanya ada apa dan kenapa aku kena omelan keluargaku, padahal aku tidak melakukan apapun..

Hanya saja tetanggaku yg pengrajin sepatu memperlakukan hal yg berbeda padaku. Ia menepuk pundakku dan bilang : yg sabar ya Mbak... nanti juga Ibukmu reda marahnya. udah mandi sana..

Dalam hati aku ngedumel. Aku udah gendong dan ga diapa2in adikku, tapi malah aku yg kena gaplok. Kakakku juga diem ga nolong atau crita td aku nunggu ikan hasil tangkapan, mereka semua malah diem..

Menjelang maghrib kondisi adikku jadi aneh. Dia diem, ga nangis daritadi, makan ga mau, minum ga mau, badannya panas. Akhirnya dipanggilin dukun bayi( orang yg membantu melahirkan/ paraji kalau di sunda) Dan si Mbah paraji cerita bahwa beruntung adikku dikembalikan sama yg menginginkannya.. coba kalau ga, ga bakal ketemu.

Adikku lalu dijampi2 oleh dukun tersebut. ubun2adikku ditiup2 dan akhirnya ia bisa nangis kenceng lagi, panasnya turun. Ga ngerti juga. Dalam hati aku memuji, "sakti juga tuh mbah paraji"

Si mbah paraji tiba2 saja menghampiri aku yg masih takut pasca dimarahi ibuku. katanya : Nduk (nak) untung ada kamu, apa kamu ndak papa? kamu liat apa tadi di kebon selatan kuburan? .
ku jawab : Cuma bulek2 ( tante2) gendong adikku trus dia liat aku, adikku dikasihkan ke aku. .

Kata Mbah paraji ke Ibuku : "Jangan terlalu (berharap) ke diriku, ntar kualat. Anakmu itu, setan ora doyan dhemit ora ndulit " mungkin artinya kurang lebih, bangsa jin/ setanpun ga mempan bikin saya takut... Ya, setidaknya kepolosanku membuatku tidak mengerti apa itu hantu

Dan rasa takutku akhirnya timbul saat aku kelas 3 SMA. Saat aku sudah mengetahui semuanya..

Hari itu, menjelang makan malam, kami sekeluarga berkumpul diruang tengah.. ada nenekku dri pihak Ibu, ada Bapak, Ibu, kakakku juga adikku yg digendong Ibuku. Saat itu aku hanya duduk diam, di depanku meja besar ada beberapa gelas kopi pahit dan beberapa gelas berisi macam2 bunga, biasa kalau kamis malam suka bikin cecawis untuk leluhur bgitu kebiasaan nenekku. .
Saat prosesi itu berlangsung, Tiba tiba kulihat sekelebat bayangn putih masuk kamar Kakakku... Aku sempat memperhatikan lewatnya bayangan itu, tapi Aku diem saja masih trauma karena habis dimarahi ibuku, jadi ngambek tapi kusembunyikan. .
Acara selesai, Pas malemnya ketika hendak tidur sekitar pkl 20.00 , suasana dikampung sudah begitu sepi nyenyet ( sepi mencekam ) karena blum ada listrik, dan penerangan dari lampu petromak.

Saat waktu tidur tiba, aku, ibu dan adikku sudah duluan masuk kamar, trus kedua kakak perempuanku juga mulai tidur..

Malam yg tenang itu tiba2 mencekam saat kakak perempuanku menjerit histeris dan berlari keluar dari kamarnya.

Ketika ditanya, katanya ada perempuan duduk diatas ambennya ( tempat tidur jaman dulu terbuat dari bambu). Spontan semua beranjak ke kamar kakak perempuanku dan melihat keadaannya. Namun nihil..

Sementara itu dari kamar Ibuku, aku mendengar suara Bpk nyebar semacam benda yg terdengar seperti kerikil atau itu mungkin garam kasar yg jaman dulu mudah ditemukan di dapur. Bapak menyebar2kannya ke sekeliling.
Sementara itu aku juga dengar suara nenek bergumam ga jelas sambil nebah2 in sapu lidi diatas tempat tidur kakakku.. suasana kacau saat itu. Kakakku terlihat sangat shock.. ibu berusaha menenangkan kakak, khawatir jeritannya akan membangunkanku dan adikku. Padahal mereka ga nyadar aku blum tidur, aku hanya diam berdua sama adikku yg bayi. Karena suasana dingin dan sepi banget, semua percakapan mereka bisa kudengar dari dalam. Selain itu cahaya kamar setengah gelap, tapi mataku udah terbiasa dengn gelap jadi kalau ada sesuatu yg datang mataku tak sulit mengenaninya.. Dan kalian percaya? Malam itu juga, sosok perempuan yg sore tadi kujumpai kembali muncul..

Sontak kupeluk adikku sambil menghardik : "pergi!! dan jangan gendong adikku!! nanti aku digaplok ibuku lagi. pergi!" Kataku tegas.

Kemudian ia perlahan pergi dan menghilang seiring ortuku yg datang membawa lidi dan garam...

Yah, itu beberapa pengalaman masa kecilku, sebelumnya aku sudah bilang ketakutanku terjadi saat SMA kan? Apa yg membuatku bisa setakut itu? Nanti akan kuceritakan padamu...
Share this games :

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.